Rain

Rain Cloud

Kamis, 27 Juni 2013

FF HAESICA: TWO SIDE DIFFERENT (part 8)

TWO SIDE DIFFERENT (part 8)



Title            :         Two Side Different
Author         :         Sae
Main cast     :         Lee Donghae
                             Jung Soyeon (Jessica Jung)
Other cast  :         Go Ara
                             Yunho as Kwon Yunho
                             Kwon Yuri
Kim Soeun as Lee Soeun
                             Mr&Mrs.Lee
                             Mr.jung
Genre          :         Romance,family
Chapter       :         8

anyeonghasseo yeorobeun...^^ author bawa part 8 ni...hehehe. aduh senengnya setelah bergadang semalaman akhirnya dapat mandat dari langit buat nulis part 8 ini..kekeke. author gag usah banyak curcol deh ni.,pokoknya di part 8 ini semakin rame, konflik semakin banyak dan akhirnya haesica mengungkapkan perasaannya juga... pokoknya selamat membaca ya readers..^^


Hari minggu yang membosankan. Soyeon berbaring  malas diranjangnya, mengambil ponsel dan menatapnya, dia mendengus dan meletakkan kembali. Soyeon keluar dari kamarnya, berjalan menuruni tangga ke lantai dasar rumahnya. Bagaimana bisa appanya membangun rumah sebesar ini jika dia sendiri jarang berada dirumah, batinnya kesal. Soyeon berjalan masuk keruang kerja appanya. Mengamati setiap sudut ruangan, dan tersenyum melihat fotonya saat masih kecil terpajang dimeja kerja ayahnya.

Soyeon duduk dikursi kerja,menarik laci meja dan mengeluarkan satu persatu isinya. Hanya ada berkas2 kerja, sama sekali tidak menarik. Soyeon mengambil sebuah amplop coklat, lalu merogohnya, sepertinya sebuah foto. Dia mengeluarkan foto tersebut. Terlihat appanya dan seorang wanita menatap kamera malu-malu, sepertinya diambil saat appanya muda dulu karena gambarnya masih hitam putih dan kuno. Soyeon memutar otaknya mengingat-ingat siapa tahu dia pernah melihat wanita itu, tapi hasilnya nihil, ini pertama kali dia melihatnya, saudara, teman ayahnya ataupun rekan bisnis, tidak ada yang mirip. Angin berhembus, Soyeon menjatuhkan foto tersebut kelantai, ada tulisan dibelakangnya, Soyeon mengambil dan membacanya. 

“My first love, Min Aerin. My love never end.” Soyeon terpana, seketika seluruh badannya menjadi lemas, dia jatuh terduduk, menatap kosong foto ditangannya, matanya memanas, butiran bening mengalir dipipinya, pandangannya menjadi samar. Cinta pertama appanya? Siapa wanita ini? Kenapa appanya masih menyimpan foto itu? Jeritnya dalam hati.
>> 

Go Ara menatap langit malam, tidak ada yang berubah dari tempat ini. Kelap-kelip cahaya bintang dan lampu kota Seoul masih jelas terlihat dari tempat dia berdiri. Go Ara tenggelam dalam kenangan masa lalunya. Dulu dia sangat menyukai tempat ini, melihat bintang dan cahaya lampu yang gemerlap bersama orang yang pernah begitu lama mengisi hatinya, Kwon Yunho.
Go Ara membungkus kembali kenangan itu dengan rapi, hanya butuh beberapa menit berdiri disana agar perasaannya kembali membaik, baginya tempat itu obat paling ampuh untuk menenangkan hati dan pikirannya. Go Ara membalikkan tubuhnya, dia begitu terkejut melihat Yunho berdiri tidak jauh dibelakangnya.
“kau masih sering datang ketempat ini?” Tanya Yunho
“apa yang kau lakukan disini..?” Go Ara mengalihkan pembicaraan.
 “aku…aku merindukan tempat ini…” jawab Yunho, tatapan matanya terlihat kosong “kau sendiri…”
Go Ara tidak bisa menjawab pertanyaan Yunho dan melangkahkan kakinya ingin meninggalkan tempat itu, tiba-tiba Yunho menarik pergelangan tangannya. Menahan wanita itu agar tidak pergi. Go Ara sama sekali tidak bergeming, tubuhnya terasa kaku untuk digerakkan.
“mianhae(maaf)…jeongmal mianhae(aku benar2 minta maaf)…..” ucap Yunho lirih.
“untuk apa….?”
“semuanya….karena aku meninggalkanmu..semua hal yang membuatmu terluka..,semua rasa sakitmu…” Ucapan Yunho terpotong “dan…aku masih mencintaimu…”
Kata-kata Yunho terasa menusuk hati Go Ara. Go Ara melepaskan tangan Yunho, dia maju selangkah membuat jarak dengan laki-laki itu.
“itu semua sudah berakhir….,perasaanku tidak lagi sama. Perasaanku sudah berbeda…” jawab Go Ara lalu berjalan meninggalkan Yunho. Yunho menatap nanar punggung Go Ara yang semakin menjauh. Jeongmal mianhae, ucapnya dalam hati.
>> 

Soyeon mengetuk pintu ruang kerja appanya lalu masuk. Mr.Jung terlihat sedang sibuk membaca beberapa file dimeja. Dengan langkah ragu Soyeon menghampiri appanya. Segudang pertanyaan berkecamuk dikepalanya, bahkan untuk memejamkan mata, Soyeon merasa terlalu berat.
“ada yang ingin kau bicarakan…?” Tanya Mr.Jung tetap fokus membaca file-filenya.
“aku….aku…” soyeon terlihat gugup. Mr.Jung menatap Soyeon, menanti jawaban dari putrinya itu. “tidak…bukan masalah besar..” lanjut Soyeon.
“jika tidak ada yang perlu dibicarakan, keluarlah…” perintah Mr.Jung kembali membaca file-filenya. Soyeon berjalan pergi, tapi baru dua langkah, dia berbalik dan menatap appanya.
“apa appa mencintai eomma? Seberapa besar appa mencintai eomma?” pertanyaan Soyeon membuat Mr.Jung tertegun beberapa saat. Mr.Jung hanya diam dan berusaha mengabaikan pertanyaan putrinya.
“kenapa appa hanya diam?”
“apa kau kemari hanya untuk menanyakan hal semacam itu…?”
“itu pertanyaan yang sangat mudah…” jawab Soyeon. Mr.Jung menatap putrinya, Soyeon berusaha untuk mengendalikan perasaannya yang sudah meluap.
“apa aku dan eomma berharga untuk appa? Seberapa besar cinta appa padaku dan eomma..?” lanjut Soyeon. Dia meremas ujung gaunnya dengan erat. Mr.Jung sama sekali tidak bersuara. Soyeon menahan air matanya agar tidak menetes.
“aku tahu…” lirih Soyeon “sepertinya aku tahu apa jawabannya…” Soyeon berbalik, dengan cepat berjalan keluar dari ruangan itu. Soyeon memegang dadanya yang sesak, air mata terus menetes dipipinya.
>> 
Soyeon dan Yuri masuk kesebuah butik di kawasan Gangnam. Seorang pelayan wanita menyambut mereka dan mulai menawarkan beberapa koleksi terbaru. Yuri dan Soyeon terlihat mencoba beberapa pakaian. Hampir setiap ada waktu senggang, Soyeon dan Yuri memilih untuk shopping sekedar melepas penat. Mereka termasuk jajaran fashionista.
“menurutmu bagaimana yang ini?” Yuri meneteng sebuah baju koleksi baru Gucci.
“bagus…” jawab Soyeon datar.
“bagaimana yang ini?” Yuri  menyodorkan baju lain.
“itu juga bagus…” Soyeon masih tidak berekspresi. Yuri mendengus sebal.
“kenapa kau bilang semuanya bagus..,” yuri mendecakkan lidah lalu menatap Soyeon, seketika wajahnya berubah khawatir  “apa kau sakit?kenapa wajahmu pucat?apa kita perlu ke dokter?”
“gwaenchana(aku tidak apa2)..,mungkin hanya sedikit kurang tidur..” Soyeon mengulas sedikit senyum.
“jeongmal(sungguh)…?” Yuri memastikan. Soyeon mengangguk “baiklah..setelah ini kita pergi makan saja..”
Soyeon dan Yuri baru akan pergi, mereka berpapasan dengan Go Ara yang juga ada di butik tersebut. Yuri sedikit terkejut melihat Go Ara, begitupun sebaliknya.
“annyeonghaseo…” sapa Soyeon ramah. Go Ara membalas dengan senyum simpul.
“ah Ara eonni.,apa kabar…,lama tidak berjumpa..” Yuri menyapa sedikit canggung
“kalian sudah saling kenal?” Soyeon sedikit terkejut. Go Ara hanya mengangguk dan sedikit mengulas senyum. Soyeon melirik Yuri seakan mengatakan kenapa kau tidak memberitahuku!.
“sepertinya kita harus segera pergi.,senang bertemu denganmu Ara eonni…” ucap Yuri, membungkuk pada Go Ara lalu segera menarik tangan Soyeon keluar dari butik.
>> 

“uhuk uhuk..!!apa kau bilang..?!” Sooyeon tersedak mendengar cerita Yuri “tunggu…,apa maksudnya? Benarkah Go Ara itu kekasih Yunho oppa…?”
“mantan…!”
“ah baiklah mantan..” Soyeon mengoreksi kata-katanya “kenapa kau tidak bercerita tentang hal itu…?” cecarnya.
“karena kau tidak pernah bertanya..” jawab Yuri enteng. Soyeon mendengus sebal. “lalu bagaimana kau bisa mengenal Ara eonni?” Tanya Yuri.
“ah itu…Go Ara itu…ke…kekasih…,Lee Donghae.” Jawab Soyeon tergagap. Yuri melotot tidak percaya mendengar pernyataan Soyeon.
“jinjja(benarkah)?! Jadi dia kekasih Lee Donghae yang kau ceritakan itu..?” Yuri memastikan. Soyeon mengangguk lemah.
“omona(ya ampun)…kenapa masalah ini begitu rumit…” Yuri memegangi kepalannya “aduhh…kepalaku jadi sakit…”
>> 
Seseorang mengetuk pintu kamar Donghae. So Eun masuk, berjalan menghampiri oppanya dan merebahkan diri disebelah Donghae yang sedang asyik membaca.
“ini…..” Soeun menyodorkan sebuah kertas yang mirip seperti kartu undangan. Donghae mengangkat sebelah alisnya, lalu meraih kertas tersebut dan membacanya.
“apa maksudnya?!” Donghae terkejut setengah mati “bagaimana bisa seenaknya membuat kartu undangan tanpa membicarakannya dahulu…” ucap Donghae frustasi. So Eun terduduk lalu mengangkat bahunya tanda tidak tahu.
“Sepertinya appa yang mengajukan tanggal pernikahannya..,eomma berpesan agar oppa tidak terlambat datang kebutik besok..” So Eun  berdiri dari duduknya “oh iya…sebaiknya oppa segera putuskan…”
“mwo(apa)?” Donghae tidak paham.
“tentu saja Soyeon eonni atau Ara eonni..” jawab So Eun kesal “pilih salah satu dari mereka..,jangan berikan harapan kosong,atau salah satu dari mereka benar-benar akan terluka..”
Donghae tertegun dengan ucapan adiknya. Apa yang dikatakan So Eun memang benar. Semakin lama, Go Ara dan Soyeon akan semakin terluka.
>> 

Donghae masuk kedalam butik mewah, seorang pelayan menuntunnya kesebuah ruang khusus, terlihat Soyeon sedang berdiri mengamati beberapa gaun pengantin. Soyeon membalikkan badannya, keduannya terlihat sedikit canggung.
“kau sudah menunggu lama? Maaf aku sedikit terlambat.,dimana eomma?” ucap Donghae
“belum lama.,ahjumma bilang tidak bisa datang…” jawab Soyeon berjalan menghampiri Donghae. Beberapa pelayan dan pemilik butik datang membawa sebuah gaun pengantin berwarna putih dan sebuah stelan jas.
“silahkan dicoba…” pelayan mempersilahkan Soyeon dan Donghae masuk kedalam ruang ganti yang berbeda. Donghae sudah selesai berganti pakaian, lalu duduk menunggu Soyeon yang masih belum keluar. Lima belas menit menunggu dengan bosan, seorang pelayan membuka tirai ruang ganti. Donghae terpana menatap Soyeon berdiri mengenakan gaun pengantin mewah berwarna putih dan sedikit sanggulan dirambutnya.
“bagaimana tuan?” Tanya seorang pelayan menyadarkan Donghae.
“ah…sangat cantik..” ucap Donghae membuat pipi Soyeon merona merah “gaunnya….” Lanjut Donghae. Seketika ekspresi Soyeon berubah. Soyeon mendengus tidak jelas. Donghae tersenyum geli. Donghae berdiri dari duduknya dan menghampiri Soyeon.
“baiklah..,kita ambil yang ini saja…” ucap Donghae. Soyeon menatap Donghae kesal
“kenapa jadi kau yang memilih sih…!” dengus Soyeon yang masih bisa didengar Donghae.
>> 
Beberapa kali Donghae melirik wanita yang duduk disebalahnya melalui kaca mobil. Jung Soyeon sama sekali tidak bersuara sejak tadi, wanita itu hanya diam menatap keluar jendela. Wajahhnya terlihat pucat.
“kau sakit…?” Donghae terlihat khawatir. Soyeon tidak mendengar ucapan Donghae.
“Jung Soyeon..,apa kau sakit..?” Donghae mengulangi ucapannya sedikit agak keras.
“eh apa?” Soyeon tersadar dari lamunannya
“ada apa? Kau sakit? Apa kita perlu ke dokter?”
“ahh anio(tidak)..aku tidak apa-apa..” jawab Soyeon cepat
Ponsel Donghae berbunyi, Soyeon membaca nama pemanggilnya. Ternyata dari Go Ara. Donghae segera mengangkatnya.
“yeoboseo(hallo)…aku di….” Ucapannya terpotong, melirik Soyeon disebelahnya “aku sedang ada urusan. Aku akan menghubungimu nanti…” Donghae mematikan panggilannya. Soyeon melirik Donghae sekilas.
“aku rasa….aku rasa…” Soyeon agak ragu berbicara. Donghae terlihat menunggu ucapan Soyeon.
“aku rasa sebaiknya kita akhiri sampai disini…” ucap Soyeon “ini sudah terlalu jauh…akan semakin sulit kita membatalkan perjodohan ini…” Soyeon meremas jari-jari tangannya dengan kuat. Donghae tidak bergeming dan tetap menatap lurus kejalan.
“kita hanya perlu katakan yang sebenarnya…aku akan membujuk appa…aku akan membantumu mengatakan semua pada ahjuma dan ahjussi…kau hanya perlu mengatakan tentang Go Ara…kita hanya….” Ucapan Soyeon terpotong saat Donghae dengan tiba-tiba menepikan mobilnya dan mengerem mendadak. Soyeon sedikit terkejut.
“kau pikir hanya dengan mengatakan semua itu akan berakhir..?! kau pikir hanya dengan minta maaf semuanya akan selesai ha..!!” Donghae berteriak pada Soyeon, mencengkram erat kemudinya.
“lalu apa yang akan kau lakukan ha..! lalu sampai kapan kita akan seperti ini..?!” Soyeon ikut berteriak “dan kenapa kau berteriak seperti itu..!!” Matanya mulai basah.
“kita hanya perlu menikah dan semua selesai..! kita hanya perlu memastikan perusahaan berjalan dengan baik..!” ucap Donghae dingin. Soyeon menatap Donghae kesal.
“kau pikir pernikahan itu mainan..?kau pikir pernikahan itu bisnis…?” ucap soyeon lirih. Air mata mulai mengalir dipipinya. Donghae mulai menyadari Soyeon menangis.
“kenapa aku harus melakukan itu? Kenapa aku harus melakukannya untuk perusahaan..?Aku juga ingin menikah dengan orang yang mencintaiku..aku hanya ingin menikah satu kali..aku…aku….” Soyeon terisak “lupakan semua ini dan akhiri sampai disini…aku sudah lelah…” Soyeon melepas sabuk pengamannya, membuka pintu dan kelur dari mobil. Donghae menghembuskan nafasnya panjang, melepas sabuk pengamannya, keluar dari mobil dan mengejar Soyeon.
Grebbbb!!. Donghae memeluk Soyeon dari belakang. Soyeon terkejut dan tidak bergerak sedikitpun.
“mianhae(maaf)…” ucap Donghae lirih “saranghaeyeo.,jeongmal saranghaeyeo(aku benar2 mencintaimu)…”
Soyeon membelalakkan matanya mendengar pernyataan Donghae. Jantungnya seperti berhenti berdetak. Tubuhnya seketika menegang. Tidak mungkin. Pasti dia salah dengar. Telinganya pasti bermasalah. Tapisemuanya adalah kenyataan dan bukan mimpi. Donghae melepaskan pelukannya, membalikkan tubuh Soyeon menghadap padanya.
“jangan bercanda…” mata Soyeon berkaca-kaca. Donghae menatap manik-manik mata Soyeon dalam, menggambarkan semua ketulusannya.
“saranghaeyeo…” Donghae mengulangi ucapannya dan sukses membuat Soyeon berlinangan air mata.
“babo(bodoh)…dasar babo…” Soyeon memukul-mukul lengan laki-laki itu lemah. Donghae meraih wajah Soyeon, menghapus air mata dipipinya, mendekatkan wajahnya dan mendaratkan sebuah ciuman lembut dibibir gadis itu. Soyeon menutup matanya perlahan, merasakan jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Donghae melepaskan ciumannya, mengulas senyum diwajahnya dan memeluk tubuh Soyeon erat.

Go Ara menjatuhkan semua kertas-kertas yang ada ditangannya. Menatap pemandangan yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Menatap semua yang terjadi, mendengar dengan samar bagaimana Donghae mengungkapkan perasaannya pada Soyeon, melihat Donghae memeluk gadis itu, melihat Donghae mencium gadis itu. Dadanya terasa sesak, kakinya terasa lemas dan berjalan menjauh dari tempat itu, air mata menetes dipipinya.

 to be continued..

hyaaaaa...gimana readers...part 8 ini agak gaje ya..hehee. mianhae ya readers kalau agak singkat, soalnya feelnya cuma dapet sampai disitu aja..pokoknya part 9 segera menyusul. jangan lupa jejaknya ya readers...terima kasih sudah membaca...pai pai~^^