TWO SIDE DIFFERENT (part 8)
Title : Two Side Different
Author : Sae
Main cast : Lee Donghae
Jung
Soyeon (Jessica Jung)
Other cast : Go Ara
Yunho
as Kwon Yunho
Kwon
Yuri
Kim Soeun as Lee Soeun
Mr&Mrs.Lee
Mr.jung
Genre : Romance,family
Chapter : 8
anyeonghasseo yeorobeun...^^ author bawa part 8 ni...hehehe. aduh senengnya setelah bergadang semalaman akhirnya dapat mandat dari langit buat nulis part 8 ini..kekeke. author gag usah banyak curcol deh ni.,pokoknya di part 8 ini semakin rame, konflik semakin banyak dan akhirnya haesica mengungkapkan perasaannya juga... pokoknya selamat membaca ya readers..^^
Hari minggu yang membosankan. Soyeon berbaring malas diranjangnya, mengambil ponsel dan
menatapnya, dia mendengus dan meletakkan kembali. Soyeon keluar dari kamarnya, berjalan
menuruni tangga ke lantai dasar rumahnya. Bagaimana bisa appanya membangun
rumah sebesar ini jika dia sendiri jarang berada dirumah, batinnya kesal.
Soyeon berjalan masuk keruang kerja appanya. Mengamati setiap sudut ruangan, dan
tersenyum melihat fotonya saat masih kecil terpajang dimeja kerja ayahnya.
Soyeon duduk dikursi kerja,menarik laci meja dan
mengeluarkan satu persatu isinya. Hanya ada berkas2 kerja, sama sekali tidak
menarik. Soyeon mengambil sebuah amplop coklat, lalu merogohnya, sepertinya sebuah
foto. Dia mengeluarkan foto tersebut. Terlihat appanya dan seorang wanita
menatap kamera malu-malu, sepertinya diambil saat appanya muda dulu karena
gambarnya masih hitam putih dan kuno. Soyeon memutar otaknya mengingat-ingat
siapa tahu dia pernah melihat wanita itu, tapi hasilnya nihil, ini pertama kali
dia melihatnya, saudara, teman ayahnya ataupun rekan bisnis, tidak ada yang
mirip. Angin berhembus, Soyeon menjatuhkan foto tersebut kelantai, ada tulisan
dibelakangnya, Soyeon mengambil dan membacanya.
“My first love, Min Aerin. My love never end.”
Soyeon terpana, seketika seluruh badannya menjadi lemas, dia jatuh terduduk,
menatap kosong foto ditangannya, matanya memanas, butiran bening mengalir
dipipinya, pandangannya menjadi samar. Cinta pertama appanya? Siapa wanita ini?
Kenapa appanya masih menyimpan foto itu? Jeritnya dalam hati.
>>
Go Ara menatap langit malam, tidak ada yang
berubah dari tempat ini. Kelap-kelip cahaya bintang dan lampu kota Seoul masih
jelas terlihat dari tempat dia berdiri. Go Ara tenggelam dalam kenangan masa
lalunya. Dulu dia sangat menyukai tempat ini, melihat bintang dan cahaya lampu
yang gemerlap bersama orang yang pernah begitu lama mengisi hatinya, Kwon
Yunho.
Go Ara membungkus kembali kenangan itu dengan rapi, hanya butuh beberapa
menit berdiri disana agar perasaannya kembali membaik, baginya tempat itu obat
paling ampuh untuk menenangkan hati dan pikirannya. Go Ara membalikkan
tubuhnya, dia begitu terkejut melihat Yunho berdiri tidak jauh dibelakangnya.
“kau masih sering datang ketempat ini?” Tanya
Yunho
“apa yang kau lakukan disini..?” Go Ara
mengalihkan pembicaraan.
“aku…aku
merindukan tempat ini…” jawab Yunho, tatapan matanya terlihat kosong “kau
sendiri…”
Go Ara tidak bisa menjawab pertanyaan Yunho dan
melangkahkan kakinya ingin meninggalkan tempat itu, tiba-tiba Yunho menarik
pergelangan tangannya. Menahan wanita itu agar tidak pergi. Go Ara sama sekali
tidak bergeming, tubuhnya terasa kaku untuk digerakkan.
“mianhae(maaf)…jeongmal mianhae(aku benar2 minta
maaf)…..” ucap Yunho lirih.
“untuk apa….?”
“semuanya….karena aku meninggalkanmu..semua hal
yang membuatmu terluka..,semua rasa sakitmu…” Ucapan Yunho terpotong “dan…aku
masih mencintaimu…”
Kata-kata Yunho terasa menusuk hati Go Ara. Go Ara
melepaskan tangan Yunho, dia maju selangkah membuat jarak dengan laki-laki itu.
“itu semua sudah berakhir….,perasaanku tidak lagi sama.
Perasaanku sudah berbeda…” jawab Go Ara lalu berjalan meninggalkan Yunho. Yunho
menatap nanar punggung Go Ara yang semakin menjauh. Jeongmal mianhae, ucapnya
dalam hati.
>>
Soyeon mengetuk pintu ruang kerja appanya lalu
masuk. Mr.Jung terlihat sedang sibuk membaca beberapa file dimeja. Dengan
langkah ragu Soyeon menghampiri appanya. Segudang pertanyaan berkecamuk
dikepalanya, bahkan untuk memejamkan mata, Soyeon merasa terlalu berat.
“ada yang ingin kau bicarakan…?” Tanya Mr.Jung
tetap fokus membaca file-filenya.
“aku….aku…” soyeon terlihat gugup. Mr.Jung menatap
Soyeon, menanti jawaban dari putrinya itu. “tidak…bukan masalah besar..” lanjut
Soyeon.
“jika tidak ada yang perlu dibicarakan,
keluarlah…” perintah Mr.Jung kembali membaca file-filenya. Soyeon berjalan
pergi, tapi baru dua langkah, dia berbalik dan menatap appanya.
“apa appa mencintai eomma? Seberapa besar appa
mencintai eomma?” pertanyaan Soyeon membuat Mr.Jung tertegun beberapa saat.
Mr.Jung hanya diam dan berusaha mengabaikan pertanyaan putrinya.
“kenapa appa hanya diam?”
“apa kau kemari hanya untuk menanyakan hal semacam
itu…?”
“itu pertanyaan yang sangat mudah…” jawab Soyeon.
Mr.Jung menatap putrinya, Soyeon berusaha untuk mengendalikan perasaannya yang
sudah meluap.
“apa aku dan eomma berharga untuk appa? Seberapa
besar cinta appa padaku dan eomma..?” lanjut Soyeon. Dia meremas ujung gaunnya
dengan erat. Mr.Jung sama sekali tidak bersuara. Soyeon menahan air matanya
agar tidak menetes.
“aku tahu…” lirih Soyeon “sepertinya aku tahu apa
jawabannya…” Soyeon berbalik, dengan cepat berjalan keluar dari ruangan itu. Soyeon
memegang dadanya yang sesak, air mata terus menetes dipipinya.
>>
Soyeon dan Yuri masuk kesebuah butik di kawasan
Gangnam. Seorang pelayan wanita menyambut mereka dan mulai menawarkan beberapa
koleksi terbaru. Yuri dan Soyeon terlihat mencoba beberapa pakaian. Hampir
setiap ada waktu senggang, Soyeon dan Yuri memilih untuk shopping sekedar
melepas penat. Mereka termasuk jajaran fashionista.
“menurutmu bagaimana yang ini?” Yuri meneteng
sebuah baju koleksi baru Gucci.
“bagus…” jawab Soyeon datar.
“bagaimana yang ini?” Yuri menyodorkan baju lain.
“itu juga bagus…” Soyeon masih tidak berekspresi.
Yuri mendengus sebal.
“kenapa kau bilang semuanya bagus..,” yuri
mendecakkan lidah lalu menatap Soyeon, seketika wajahnya berubah khawatir “apa kau sakit?kenapa wajahmu pucat?apa kita
perlu ke dokter?”
“gwaenchana(aku tidak apa2)..,mungkin hanya
sedikit kurang tidur..” Soyeon mengulas sedikit senyum.
“jeongmal(sungguh)…?” Yuri memastikan. Soyeon
mengangguk “baiklah..setelah ini kita pergi makan saja..”
Soyeon dan Yuri baru akan pergi, mereka berpapasan
dengan Go Ara yang juga ada di butik tersebut. Yuri sedikit terkejut melihat Go
Ara, begitupun sebaliknya.
“annyeonghaseo…” sapa Soyeon ramah. Go Ara
membalas dengan senyum simpul.
“ah Ara eonni.,apa kabar…,lama tidak berjumpa..”
Yuri menyapa sedikit canggung
“kalian sudah saling kenal?” Soyeon sedikit
terkejut. Go Ara hanya mengangguk dan sedikit mengulas senyum. Soyeon melirik
Yuri seakan mengatakan kenapa kau tidak memberitahuku!.
“sepertinya kita harus segera pergi.,senang
bertemu denganmu Ara eonni…” ucap Yuri, membungkuk pada Go Ara lalu segera
menarik tangan Soyeon keluar dari butik.
>>
“uhuk uhuk..!!apa kau bilang..?!” Sooyeon tersedak
mendengar cerita Yuri “tunggu…,apa maksudnya? Benarkah Go Ara itu kekasih Yunho
oppa…?”
“mantan…!”
“ah baiklah mantan..” Soyeon mengoreksi
kata-katanya “kenapa kau tidak bercerita tentang hal itu…?” cecarnya.
“karena kau tidak pernah bertanya..” jawab Yuri
enteng. Soyeon mendengus sebal. “lalu bagaimana kau bisa mengenal Ara eonni?”
Tanya Yuri.
“ah itu…Go Ara itu…ke…kekasih…,Lee Donghae.” Jawab
Soyeon tergagap. Yuri melotot tidak percaya mendengar pernyataan Soyeon.
“jinjja(benarkah)?! Jadi dia kekasih Lee Donghae
yang kau ceritakan itu..?” Yuri memastikan. Soyeon mengangguk lemah.
“omona(ya ampun)…kenapa masalah ini begitu rumit…”
Yuri memegangi kepalannya “aduhh…kepalaku jadi sakit…”
>>
Seseorang mengetuk pintu kamar Donghae. So Eun
masuk, berjalan menghampiri oppanya dan merebahkan diri disebelah Donghae yang
sedang asyik membaca.
“ini…..” Soeun menyodorkan sebuah kertas yang
mirip seperti kartu undangan. Donghae mengangkat sebelah alisnya, lalu meraih
kertas tersebut dan membacanya.
“apa maksudnya?!” Donghae terkejut setengah mati
“bagaimana bisa seenaknya membuat kartu undangan tanpa membicarakannya dahulu…”
ucap Donghae frustasi. So Eun terduduk lalu mengangkat bahunya tanda tidak
tahu.
“Sepertinya appa yang mengajukan tanggal pernikahannya..,eomma
berpesan agar oppa tidak terlambat datang kebutik besok..” So Eun berdiri dari duduknya “oh iya…sebaiknya oppa
segera putuskan…”
“mwo(apa)?” Donghae tidak paham.
“tentu saja Soyeon eonni atau Ara eonni..” jawab
So Eun kesal “pilih salah satu dari mereka..,jangan berikan harapan kosong,atau
salah satu dari mereka benar-benar akan terluka..”
Donghae tertegun dengan ucapan adiknya. Apa yang
dikatakan So Eun memang benar. Semakin lama, Go Ara dan Soyeon akan semakin
terluka.
>>
Donghae masuk kedalam butik mewah, seorang pelayan
menuntunnya kesebuah ruang khusus, terlihat Soyeon sedang berdiri mengamati
beberapa gaun pengantin. Soyeon membalikkan badannya, keduannya terlihat
sedikit canggung.
“kau sudah menunggu lama? Maaf aku sedikit terlambat.,dimana
eomma?” ucap Donghae
“belum lama.,ahjumma bilang tidak bisa datang…”
jawab Soyeon berjalan menghampiri Donghae. Beberapa pelayan dan pemilik butik
datang membawa sebuah gaun pengantin berwarna putih dan sebuah stelan jas.
“silahkan dicoba…” pelayan mempersilahkan Soyeon
dan Donghae masuk kedalam ruang ganti yang berbeda. Donghae sudah selesai
berganti pakaian, lalu duduk menunggu Soyeon yang masih belum keluar. Lima
belas menit menunggu dengan bosan, seorang pelayan membuka tirai ruang ganti. Donghae
terpana menatap Soyeon berdiri mengenakan gaun pengantin mewah berwarna putih
dan sedikit sanggulan dirambutnya.
“bagaimana tuan?” Tanya seorang pelayan
menyadarkan Donghae.
“ah…sangat cantik..” ucap Donghae membuat pipi
Soyeon merona merah “gaunnya….” Lanjut Donghae. Seketika ekspresi Soyeon
berubah. Soyeon mendengus tidak jelas. Donghae tersenyum geli. Donghae berdiri
dari duduknya dan menghampiri Soyeon.
“baiklah..,kita ambil yang ini saja…” ucap
Donghae. Soyeon menatap Donghae kesal
“kenapa jadi kau yang memilih sih…!” dengus Soyeon
yang masih bisa didengar Donghae.
>>
Beberapa kali Donghae melirik wanita yang duduk disebalahnya
melalui kaca mobil. Jung Soyeon sama sekali tidak bersuara sejak tadi, wanita
itu hanya diam menatap keluar jendela. Wajahhnya terlihat pucat.
“kau sakit…?” Donghae terlihat khawatir. Soyeon
tidak mendengar ucapan Donghae.
“Jung Soyeon..,apa kau sakit..?” Donghae
mengulangi ucapannya sedikit agak keras.
“eh apa?” Soyeon tersadar dari lamunannya
“ada apa? Kau sakit? Apa kita perlu ke dokter?”
“ahh anio(tidak)..aku tidak apa-apa..” jawab
Soyeon cepat
Ponsel Donghae berbunyi, Soyeon membaca nama
pemanggilnya. Ternyata dari Go Ara. Donghae segera mengangkatnya.
“yeoboseo(hallo)…aku di….” Ucapannya terpotong,
melirik Soyeon disebelahnya “aku sedang ada urusan. Aku akan menghubungimu
nanti…” Donghae mematikan panggilannya. Soyeon melirik Donghae sekilas.
“aku rasa….aku rasa…” Soyeon agak ragu berbicara. Donghae terlihat menunggu ucapan Soyeon.
“aku rasa sebaiknya kita akhiri sampai disini…”
ucap Soyeon “ini sudah terlalu jauh…akan semakin sulit kita membatalkan
perjodohan ini…” Soyeon meremas jari-jari tangannya dengan kuat. Donghae tidak
bergeming dan tetap menatap lurus kejalan.
“kita hanya perlu katakan yang sebenarnya…aku akan
membujuk appa…aku akan membantumu mengatakan semua pada ahjuma dan ahjussi…kau
hanya perlu mengatakan tentang Go Ara…kita hanya….” Ucapan Soyeon terpotong
saat Donghae dengan tiba-tiba menepikan mobilnya dan mengerem mendadak. Soyeon
sedikit terkejut.
“kau pikir hanya dengan mengatakan semua itu akan
berakhir..?! kau pikir hanya dengan minta maaf semuanya akan selesai ha..!!”
Donghae berteriak pada Soyeon, mencengkram erat kemudinya.
“lalu apa yang akan kau lakukan ha..! lalu sampai
kapan kita akan seperti ini..?!” Soyeon ikut berteriak “dan kenapa kau
berteriak seperti itu..!!” Matanya mulai basah.
“kita hanya perlu menikah dan semua selesai..!
kita hanya perlu memastikan perusahaan berjalan dengan baik..!” ucap Donghae
dingin. Soyeon menatap Donghae kesal.
“kau pikir pernikahan itu mainan..?kau pikir
pernikahan itu bisnis…?” ucap soyeon lirih. Air mata mulai mengalir dipipinya.
Donghae mulai menyadari Soyeon menangis.
“kenapa aku harus melakukan itu? Kenapa aku harus
melakukannya untuk perusahaan..?Aku juga ingin menikah dengan orang yang
mencintaiku..aku hanya ingin menikah satu kali..aku…aku….” Soyeon terisak
“lupakan semua ini dan akhiri sampai disini…aku sudah lelah…” Soyeon melepas
sabuk pengamannya, membuka pintu dan kelur dari mobil. Donghae menghembuskan
nafasnya panjang, melepas sabuk pengamannya, keluar dari mobil dan mengejar
Soyeon.
Grebbbb!!. Donghae memeluk Soyeon dari belakang.
Soyeon terkejut dan tidak bergerak sedikitpun.
“mianhae(maaf)…” ucap Donghae lirih
“saranghaeyeo.,jeongmal saranghaeyeo(aku benar2 mencintaimu)…”
Soyeon membelalakkan matanya mendengar pernyataan
Donghae. Jantungnya seperti berhenti berdetak. Tubuhnya seketika menegang.
Tidak mungkin. Pasti dia salah dengar. Telinganya pasti bermasalah. Tapisemuanya
adalah kenyataan dan bukan mimpi. Donghae melepaskan pelukannya, membalikkan
tubuh Soyeon menghadap padanya.
“jangan bercanda…” mata Soyeon berkaca-kaca. Donghae
menatap manik-manik mata Soyeon dalam, menggambarkan semua ketulusannya.
“saranghaeyeo…” Donghae mengulangi ucapannya dan
sukses membuat Soyeon berlinangan air mata.
“babo(bodoh)…dasar babo…” Soyeon memukul-mukul
lengan laki-laki itu lemah. Donghae meraih wajah Soyeon, menghapus air mata
dipipinya, mendekatkan wajahnya dan mendaratkan sebuah ciuman lembut dibibir
gadis itu. Soyeon menutup matanya perlahan, merasakan jantungnya berdetak dua
kali lebih cepat dari biasanya. Donghae melepaskan ciumannya, mengulas senyum
diwajahnya dan memeluk tubuh Soyeon erat.
to be continued..
hyaaaaa...gimana readers...part 8 ini agak gaje ya..hehee. mianhae ya readers kalau agak singkat, soalnya feelnya cuma dapet sampai disitu aja..pokoknya part 9 segera menyusul. jangan lupa jejaknya ya readers...terima kasih sudah membaca...pai pai~^^