SPECIAL HIGH SCHOOL Part 13
Title : Special High School
Author : Sae
Main Cast : Kim Kibum Im
Yoona
Choi
Siwon Tiffany Hwang
Lee
Donghae Jessica Jung
Park
Jungsoo(Leeteuk) Kim Taeyeon
Cho
Kyuhyun Seo Hyun
Kim
Jongwoon(Yesung) Kwon Yuri
Lee Sungmin Lee Sunkyu(sunny)
Cameo : Kim Hyoyeon
Genre : Romance, Comedy, School life, Friendship
Chapter : 13
Yoona dan
Sunny melangkah dengan cepat dan segera masuk kedalam mobil Jongwoon yang sudah
menunggu didalam bersama Hyoyeon sejak beberapa menit lalu. Tadinya Jongwoon
sama sekali tidak percaya diri dengan rencana Hyoyeon, tapi setelah didesak akhirnya
ia mengalah. Yoona dan Sunny yang sudah dihubungi oleh Hyoyeon sejak semalam
hanya bisa tersenyum geli melihat raut tegang Jongwoon.
Setelah
beberapa menit perjalanan, mereka sampai di rumah sakit Seoul. Mereka sengaja
memilih rumah sakit yang sama dengan tempat rawat Jessica karena mereka juga
harus membantu Donghae menyiapkan kejutan. Ramai orang berlalu-lalang dan sibuk
dengan urusan masing-masing. Hyoyeon menuntun ketiga temannya itu masuk ke
sebuah ruangan. Seorang wanita cantik berumur tiga puluhan menyambut mereka
dengan senyum hangat.
“eonni,
kenalkan ini Jongwoon sepupu yang aku ceritakan kemarin.” Hyoyeon menarik
Jongwoon yang berdiri dibelakangnya.
“dan mereka
berdua teman yang akan membantu, Yoona dan Sunny.” Hyoyeon memperkenalkan
keduanya bergantian.
“Annyeong,
aku Lee Taeri. Kalian pasti sudah mendengar tentangku dari Hyoyeon, kan?”
Jongwoon,
Sunny dan Yoona mengangguk kompak. Saat berada di mobil tadi, Hyoyeon sudah
menceritakan tentang orang yang akan mereka temui. Lee Taeri adalah sunbae yang
dekat dengan Hyoyeon sejak duduk di bangku sekolah menengah. Sekarang ia
menjabat sebagai salah satu kepala dokter dirumah sakit Seoul. Jadi sangat mudah
bagi Hyoyeon untuk meminta bantuannya.
“maaf, kami
merepotkan.” ucap Jongwoon sedikit malu
“jangan
khawatir, aku sudah dengar semua ceritanya dari Hyo-ni. Mendengar rencana
kalian, aku jadi ingat masa muda dulu” Lee Taeri tertawa ringan.
“aku sudah
siapkan ruangan khusus yang akan kalian gunakan. Semua peralatan sudah lengkap.
Tapi, apa aku boleh ikut berakting?”
“tentu saja,
Eonni harus lihat pertunjukkan yang hebat!”
jawab
Hyoyeon diikuti tawa yang menggema seisi ruangan, kecuali wajah Jongwoon yang semakin
memerah karena rencana memalukan sepupunya itu. Kwon Yuri, hari ini gadis itu
dipastikan akan masuk perangkap dan mengakui perasaannya pada Jongwoon. Rencana
yang hebat!.
>>
Siwon,
Donghae, Kyuhyun, Tiffany dan Seohyun tiba di atap gedung rumah sakit. Mereka
berencana mendekorasi atap rumah sakit menjadi taman lampu untuk memberikan
kejutan pada Jessica sebagai perayaan hari terakhir di rumah sakit. Mereka
mulai mengeluarkan perlengkapan dan menentukan dekorasi.
“ya ampun,
pemandangan dari sini ternyata bagus juga.” celoteh Tiffany.
“benar,
pasti sangat indah di malam hari.” timpal Seohyun.
“aku
benar-benar iri, kau ini romantis sekali.” Tiffany menghampiri Donghae dan
membantu mengurai kabel-kabel tipis.
Donghae
tersenyum tipis menanggapi ucapan Tiffany.
“lain kali,
Siwon harus melakukannya untukmu.” goda Donghae. Sontak pipi Tiffany menjadi
merah.
“tutup
mulutmu, kau membuatku malu!” Tiffany
mendesis lirih dan memukul lengan Donghae yang tertawa geli.
Setengah jam
berlalu Jongwoon, Yoona, dan Sunny akhirnya tiba di atap rumah sakit bergabung
dengan yang lain. Mereka membawa beberapa bungkus makanan ringan dan minuman
dingin.
“wah, kerja
kalian cepat sekali.” puji Jongwoon melihat beberapa dekorasi lampu sudah
terpasang apik.
“kalian ini
dari mana?” Kyuhyun mengambil sebotol minuman dingin dari kantong plastik,
membuka dan menenggaknya. Sekujur tubuhnya kembali segar.
“ah itu, ada
sekidit urusan di bawah.” jawab Jongwoon gugup.
Siwon
mengernyitkan dahinya melihat raut wajah Jongwoon yang mendadak panik.
Sedangkan Sunny dan Yoona hanya tersenyum jahil.
“halllooooo
semuanya.” tiba-tiba dari arah pintu terdengar suara riang seseorang, Hyoyeon
memberi salam dan bergabung dengan mereka.
“Hyoyeon-si,
kau juga disini?” tanya Tiffany. Hyoyeon mengangguk semangat.
“aku juga
boleh membantu kan?”
“tentu saja.”
jawab mereka serempak kecuali Jongwoon yang menjadi khawatir Hyoyeon akan
menceritakan rencananya dan membuatnya malu.
“eonni, kau
dari mana?” Seohyun yang masih penasaran mendekati Hyoyeon.
“aku baru
saja mmmmmmpppppppp”
Jongwoon
buru-buru membekap mulut Hyoyeon. Sepupunya ini benar-benar membuatnya gila. Ia
juga melotot pada Sunny dan Yoona untuk tetap tutup mulut membuat keduanya
meledak dalam tawa dan lainnya penasaran.
>>
Taeyeon
menekan bel pintu dengan susah payah karena tangannya membawa beberapa kantong
plastik. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pintu apartemen terbuka.
Taeyeon tersenyum lebar melihat Jungsoo membukakan pintu dengan rambut yang
berantakan. Seharian ini Jungsoo hanya berbaring di atas ranjang.
“annyeong
songsaenim, bagaimana keadaanmu?” tanya Taeyeon khawatir. Jungsoo hanya
tersenyum dan menyuruh Taeyeon segera masuk.
“kenapa kau
membawa banyak sekali kantong plastik?” Jungsoo menunjuk dua kantong plastik
besar di tangan Taeyeon. Gadis itu hanya menyengir lebar, mengangkat dua
kantong plastiknya.
“Eomma
membuatkan sup iga untuk songsaenim, ada kimchi juga. Lalu yang ini manisan
buah persik. Sangat baik untuk demam.”
“kau tidak perlu
repot-repot seperti itu.”
“gwaenchana,
lagipula aku hanya ingin berterima kasih. Songsaenim jadi seperti ini karenaku.”
Jungsoo yang
melihat wajah Taeyeon mendadak sedih segera mengambil kantong plastik dari
tangan gadis itu dan tersenyum lebar.
“ayo makan,
baunya enak sekali. Aku sangat lapar.” ucapnya berjalan menuju dapur. Taeyeon
tersenyum dan mengikuti langkah Jungsoo.
>>
Lima jam
berlalu menyulap atap rumah sakit menjadi taman lampu akhirnya selesai. Tanpa
terasa sudah pukul 9 malam, semuanya bersorak gembira dengan hasil dekorasi
yang memuaskan. Sepanjang mata memandang, kota Seoul di penuhi lampu
warna-warni berkelap-kelip.
Semua
persiapan sudah selesai, hanya tinggal menunggu Donghae yang sedang mengganti
pakaiannya. Seohyun dan Joongwoon yang bertugas membeli makan malam akhirnya
datang juga. Menu spesial yang gratis dari Donghae sebagai ucapan terima kasih
menambah riuh suasana di atap rumah sakit.
“hari yang
sangat melelahkan, tapi rasanya terbayar sudah dengan hasil dekorasi kita yang
memuaskan.” ucap Tiffany lega.
Semuanya mengangguk
setuju, kerja keras mereka tidak sia-sia. Siapapun yang melihat pasti tidak
akan menyangka bahwa atap rumah sakit bisa disulap menjadi begitu indah.
“ini belum
berakhir, bukankah selanjutnya masih ada lagi?” Kyuhyun menatap nakal pada
Jongwoon, membuat Jongwoon gelagapan.
“apa?”
“sudah
jangan pura-pura. Saat kau keluar membeli makanan tadi, Hyoyeon menceritakan
semuanya.” Donghae ikut menimpali.
Meja pun di
penuhi sorak-sorak dan godaan. Jongwoon hanya bisa menahan malu sambil melotot
ke arah Hyoyeon yang tertawa tanpa dosa.
“bukankah
sudah waktunya eksekusi?” ucap Sunny melirik jam tangannya.
“benar,
kalau begitu ayo. Aku sudah tidak sabar ingin melihat drama romantis.” ejek
Tiffany.
Setelah
membersihkan sisa-sisa makanan, Hyoyeon, Sunny dan Yoona segera menyeret
Jongwoon. Yang lain mengikuti dari belakang sambil tertawa cekikikan. Sedangkan
Donghae menuju ruangan inap Jessica bersiap memberikan kejutan. Mereka sudah
siap menjalankan urusan masing-masing.
>>
Pukul 09.30
malam, mereka berdiri di tempat masing-masing sesuai skenario. Jongwoon sudah
berganti piyama rumah sakit dan memakai alat-alat yang dipasangkan Dokter Lee
Taeri beberapa menit lalu. Mereka hampir meledak dalam tawa.
Sesuai
rencana yang telah disusun, Yoona mengambil ponselnya untuk menghubungi Yuri.
Ia sudah melatih suara agar terdengar panik dan sedih. Setelah da kali bunyi
dering, akhirnya suara Yuri terdengar dari seberang sana.
“Yeoboseo~”
“Yul,
Yuli~ah...” panggil Yoona dengan suara parau.
Tiffany ingin
tertawa jika Seohyun tidak membekap mulutnya.
“Yongie~
waeyo?” tanya Yuri khawatir.
“Yul,
Jongwoon, oppa Jongwoon...”
“kenapa?
Memang kenapa?”
“sekarang, hiks
hiks...” Yoona muali berakting menangis “oppa Jongwoon di rumah sakit, hiks
hiks...” suara Yoona terdengar semakin parau.
Ia melotot
pada Sunny dan Hyoyeon yang tertawa geli disudut ruangan.
“Bicara yang
jelas, kenapa?” suara Yuri mulai panik.
Seohyun dan
Tiffany ber-high five, akting Yoona
benar-benar bagus.
“Jongwoon
oppa kecelakaan, keadaannya kritis sekarang. Bagaimana ini Yul, hiks hiks”
“apa? Tidak
mungkin, dimana? Dimana rumah sakitnya?”
“aku akan
mengirimkan alamatnya padamu, hiks hiks.”
“baiklah,
cepat, cepat kirimkan!”
Tuut----
setelah itu
bunyi sambungan terputus. Mereka bersorak, berhasil. Yuri sepertinya sangat
panik. Rencana pertama sudah beres, sekarang hanya perlu menunggu Yuri datang.
>>
Donghae
menutup mata Jessica dan menuntunnya ke atap rumah sakit. Sepanjang anak
tangga, Jessica terus saja bertanya kemana mereka akan pergi. Donghae hanya
tersenyum meskipun tahu gadis itu tidak bisa melihatnya.
“sekarang
sudah sampai.” ucap Dongahe.
Donghae
membuka kain penutup mata Jessica. Gadis itu mengerjap beberapa kali, terlihat
heran kenapa Donghae membawanya kesana. Beberapa saat kemudian, lampu-lampu
menyala secara bergantian, menggantung bagai lampion terbang. Tempat Jessica
dan Donghae berdiri sekarang di kelilingi lampu warna-warni. Hanya hitungan
detik atap rumah sakit yang gelap menjadi bercahaya, ditambah indahnya
kelap-kelip kota Seoul membentang di hadapan mereka. Jessica menatap sekelilingnya
kagum.
“bagaimana?
Apakah kau suka?”
Tidak ada
kata-kata yang mampu Jessica ucapkan. Terkejut, kagum, bahagia, dan terharu
menjadi satu. Bahkan air di ujung matanya sudah menggenang.
“oppa...”
“perayaan
hari terakhir di rumah sakit, selamat karena sudah sembuh nona Jung!” Donghae
menyeka pelupuk mata Jessica.
“kau
senang?”
“hmmm...”
Jessica mengangguk “gomawo...”
Donghae
tersenyum senang. Ia melepas mantelnya dan memakaikan pada Jessica. Mereka
berdua menikmati pemandangan kota Seoul.
“bagaimana
oppa membuat semua ini?”
“ah,
teman-teman membantuku seharian penuh. Indah kan, hahaha.” Donghae tertawa
bangga. Jessica lagi-lagi tersenyum dan mengangguk, tapi ada guratan kesedihan
di wajahnya.
“hei, ada
apa?”
“ah,
gwaenchana.” Jawab Jessica lirih.
“aku...tidak
ingin kembali ke sekolah”
Donghae
terkejut mendengarnya, ia menghela nafas lemah. Keputusan Jessica beberapa hari
lalu untuk tidak kembali ke sekolah ternyata belum berubah.
“hei, apa
kau masih khawatir? Percayalah semuanya akan baik-baik saja.”
“Anio.”
Jessica menunduk lemah
“Alasan aku
ke sekolah karena ballet. Tapi sekarang aku tidak punya alasan lagi untuk tetap
di sana. Tidak ada.”
Donghae
membalikkan badan Jessica agar berhadapan dengannya, ia menatap dalam mata
Jessica.
“dengarkan
aku...” ucapnya lembut
“jangan
takut, jangan sedih, jangan khawatir. Apapun yang terjadi padamu, kau akan
tetap menjadi Jessica Jung...”
Donghae
merapikan anak rambut Jessica yang tertiup angin.
“meskipun
kau tidak bisa menari seperti dulu, kau tetaplah seorang ballerina. Seorang penyanyi
tidak akan disebut “bukan lagi penyanyi” hanya karena lupa lirik. Begitupula
denganmu, hanya karena kau tidak bisa menari dengan baik tidak berarti kau bukan
seorang ballerina.”
Donghae
tersenyum lembut dan menyeka air mata yang meluncur dipipi Jessica.
“ada banyak
hal yang bisa kau lakukan. Kau punya suara yang bagus, kau bisa ikut kelas
menyanyi.” Donghae memeluknya. Ia bisa mencium aroma stawberry dari rambut
Jessica.
“Ada banyak
orang yang peduli denganmu, mereka sangat mengkhawatirkanmu. Termasuk Ayah dan
Ibumu.”
Jessica
tersenyum getir mendengar kalimat terakhir Donghae. Ia tidak yakin, karena
bahkan sampai sekarang orang tuanya masih sibuk dengan berbagai alasan
pekerjaan. Jessica bahkan tidak ingat kapan terakhir kali orang tuanya datang
menjenguk, mereka hanya memastikan keadaannya setiap hari lewat sekertaris Nam.
“oppa, kau
sangat cocok menjadi motivator.” ledek Jessica.
Donghae
sedikit meregangkan pelukannya, memasang muka sebal. Jessica terkekeh geli.
Tapi sebenarnya dalam hati Donghae merasa sangat lega, setidaknya hari ini
Jessica sudah mulai tersenyum dan tertawa lagi.
>>
Sepuluh
menit berlalu Yuri belum juga sampai. Memang jarak dari rumah Yuri ke rumah sakit
Seoul cukup jauh. Mereka tidak bisa membayangkan wajah panik Yuri saat ini.
Anak itu memang memiliki harga diri yang sangat tinggi, jadi harus dengan cara
seperti ini baru menyadari perasaannya.
“dari mana
eonni dapat ide seperti ini?” tanya Seohyun pada Hyoyeon.
“oh, aku
pernah melihatnya dalam drama.” Hyoyeon menyengir lebar. Cengiran khasnya.
“dasar
maniak drama!” Jongwoon melepas alat bantu pernapasan palsu yang dipasang
ditubuhnya untuk mencibir Hyoyeon. Hyoyeon mendekat dan mendorong kepala
Jongwoon kembali.
“jangan
banyak bicara. Kau ini sedang sekarat sekarang!” Hyoyeon memasangkan kembali
alat bantu pernapasan, sedangkan Jongwoon hanya bisa mendesis kesal.
“dia datang,
dia datang!” Kyuhyun yang bertugas berjaga didepan ruangan bersama Siwon berteriak
dari pintu.
Mereka mulai
berakting, bahkan Yoona dan Sunny meneteskan obat mata pura-pura menangis. Yuri
memakai mantel tipis dan celana tidur berlari tergesa-gesa. Ia buru-buru masuk
keruangan, mematung sejenak melihat Jongwoon berbaring dengan selang-selang menempel
ditubuhnya.
“apa yang
terjadi?”
Hyoyeon
menghampiri Yuri dan memeluknya, berpura-pura menangis.
“dia, dia
ini keras kepala sekali, hiks hiks” Hyoyeon menangis sesenggukan.
“aku sudah
melarangnya untuk tidak menemuimu malam-malam begini, tapi ia bersikeras. Ia
bilang harus mengatakan sesuatu yang penting, hiks hiks”
“apa
maksudmu?”
“dia...dia...”
Hyoyeon pura-pura tidak bisa meanjutkan kata-katanya.
“ia bilang
akan menyatakan perasaannya padamu. Tapi lihat sekarang, ia berada di ambang
hidup dan mati. Hiks hiks hiks”
“yul-ah...” Yoona
mendekat dan memeluk Yuri.
“Sebenarnya
Jongwoon oppa menyukaimu.”
“dasar
bodoh!” Yuri berjalan beringsut mendekati Jongwoon.
“dasar
bodoh! Bangun, cepat bangun...aku bilang bangun, bodoh!”
Yuri
terduduk lemas dan menggenggam tangan Jongwoon. Air matanya sudah tumpah ,
perasaan panik dan sedih bercampur aduk menjadi satu.
“aku bilang
cepat bangun! Siapa yang menyuruhmu begini? Siapa...hiks hiks”
Tiffany yang
berada di sudut ruangan mati-matian menahan tawanya. Matanya sampai berair
karena tidak tahan.
“aku bilang
cepat bangun.” Yuri semakin terisak.
“jika kau
ingin mengatakan sesuatu, cepat katakan disini. Kenapa kau begini...aku bahkan
belum sempat mengatakan menyukaimu...hiks hiks”
Bravo!
Semua yang
ada diruangan itu bersorak dalam hati, akhirnya Yuri mengungkapkan perasaannya
juga.
“coba ulangi
kata-katamu yang terakhir.” Jongwoon membuka matanya lebar-lebar.
Yuri
terlonjak kaget dan hampir terjengkang. Tiffany dan Sunny meledak dalam tawanya.
“kau...apa
yang sebenarnya terjadi?” Yuri menatap Jongwoon bingung.
“kau tidak
sedang sekarat?”
Yuri masih
belum menyadari keadaan yang sesungguhnya. Jongwoon melepas semua alat-alat
medis yang menempel ditubuhnya dan tersenyum lebar.
“coba
ulangi, tadi kau bilang menyukaiku kan?” goda Jongwoon.
“jadi, jadi
kau menipuku?” tanya Yuri tidak percaya.
Mereka semua
mengangguk dan menyengir lebar, Hyoyeon tersenyum dengan puas.
“mianhae
Yuri-ah~” ucap mereka serempak lalu buru-buru kabur meninggalkan Jongwoon dan
Yuri didalam ruangan.
“dasar
meyebalkan! Mati kau, mati kau” Yuri memukuli Jongwoon dengan bantal. Jongwoon
berteriak kesakitan.
“aduh sakit!
Hey hentikan...aduhh!”
“dasar
penipu! Kau tahu aku sangat khawatir, apa kau tahu aku sangat panik! Rasakan ini...”
Bugh bugh
bugh!
Yuri terus
memukuli Jongwoon dengan bantal tanpa ampun. Jongwoon sudah tidak tahan, ia
menahan tangan Yuri dan memeganginya dengan kuat. Sekarang mereka bertatapan
begitu dekat. Jongwoon tersenyum lembut.
“memukul
sekali lagi berarti kau menyukaiku, memukul dua kali kau mau berkencan
denganku, kalau tidak memukul berarti kedua-duanya.”
Yuri
mendesis kesal dan melepaskan tangannya dari Jongwoon.
“mana bisa
seperti itu!” protesnya.
“baiklah,
tidak memukul ya, berarti kau menyukaiku dan mau berkencan denganku.”
Jongwoon
tersenyum dengan puas. Semburat merah terlihat dipipi Yuri, meskipun ia masih
kesal tapi senyum bahagia tidak bisa disembunyikan.
>>
Taeyeon tersenyum
sepanjang hari. ia masih membayangkan kebersamaannya dengan Jungso songsaenim.
Meskipun hanya sekadar makan bersama dan berbicang sudah membuat Taeyeon girang
bukan kepalang. Ditambah lagi dengan ajakan Jungsoo songsaenim besok lusa pergi
ke taman hiburan membuat semburat merah di pipi Taeyeon tidak juga hilang.
“sepertinya hari
ini kau sedang bahagia.” goda nyonya Kim melihat putrinya tersenyum sepanjang
hari.
Taeyeon
menggelengkan kepala, ia buru-buru membersihkan meja pelanggan dan membawa mangkuk
kotor kebelakang. Sudah pukul setengah sebelas malam, sudah waktunya menutup
kedai. Gemelinting gantungan dipintu berbunyi menandakan ada pelanggan yang
datang. Taeyeon buru-buru keluar untuk mengatakan bahwa kedai sudah akan
ditutup.
“maaf tuan,
kedai kami sudah...”
Taeyeon
sedikit terkejut melihat siapa yang datang. Kibum berdiri menatap Taeyeon
dengan datar.
“ah, aku
kira masih buka. Aku jalan-jalan disekitar sini, aku kira masih buka.”
Nyonya Kim
datang dari belakang, karena mengenali Kibum nyonya Kim segera menyuruhnya
duduk dan membuatkan sup iga spesial. Taeyeon duduk dan memperhatikan Kibum
yang sedang makan. Sudah beberapa hari ini Kibum tidak datang ke sekolah,
sejujurnya ia merasa sedikit lega melihat Kibum.
“kau
baik-baik saja?”
“apa?” tanya
Kibum balik. Taeyeon menghela nafas pelan.
“sudah
beberapa hari ini kau tidak masuk sekolah. Kau juga sulit di hubungi, kau tahu
kami sangat khawatir.”
Kibum mengangguk
tipis, lalu kembali menikmati sup iga-nya.
“kau
berkeliaran sendiri malam-malam seperti ini?”
“oh, aku
hanya mencari udara segar.” jawab Kibum pendek.
“berkeliling
sejauh ini hanya untuk mencari udara segar?”
“ya.”
lagi-lagi jawaban Kibum tidak kalah pendek dari sebelumnya.
Taeyeon
hanya bisa mengehela nafas, ia sudah hafal benar sifat teman yang satu ini.
Kibum memang bukan tipikal orang yang banyak bicara, ia hanya bicara seperlunya
saja.
“Taeyeon-ah...”
Kibum meletakkan sendoknya. Ia agak ragu mengucapkan kalimat selanjutnya.
Taeyeon
mengernyit.
“apa yang
paling di sukai Yoona?”
Taeyeon
tersenyum simpul menanggapinya. Sejujurnya ia sedikit terkejut karena Kibum bertanya
hal itu, ia benar-benar tidak menyangka.
“bukankah harusnya
kau lebih tahu dibanding aku?”
Lagi-lagi
Kibum hanya mengangguk tipis. Taeyeon tidak bisa menebak anggukan itu, apakah
Kibum benar-benar mengerti maksudnya atau tidak. Aduh, teman yang satu ini
benar-benar sulit dimengerti.
“aku tidak mengenalnya
dengan baik.”
Taeyeon
mengerutkan dahinya, tidak paham maksud ucapan Kibum. Bukankah selama ini
mereka sangat dekat. Bagaimana mungkin tidak tahu apa yang di sukai satu sama
lain.
“sebenarnya
aku bukan orang yang bisa memahami orang lain dengan baik.” Kibum tersenyum
tipis, lalu meneguk air di gelasnya.
Taeyeon baru
menyadari ada sesuatu yang ganjil, raut kesedihan yang dalam di mata Kibum.
Tapi, ia merasa sangsi untuk bertanya lebih jauh.
“aku tidak
tahu apa jawabannya. Wanita menyukai coklat, bunga , kue dan hal romantis lain.
Tapi sebenarnya hal yang paling disukai wanita adalah orang yang ia cintai
selalu ada bersamanya. Hal semacam itu meski terdengar memalukan tapi tidak
bisa di bantah.” Taeyeon menyunggingkan senyumnya.
Kibum
terdiam sejenak, ia benar-benar memikirkan apa yang baru saja di katakan
Taeyeon.
“benar, tapi
sayangnya aku bukan orang yang bisa menjanjikan hal seperti itu.” gumam Kibum.
Malam
semakin larut, angin semakin lembut. Hujan pertama di musim semi turun.
>>
Karena hujan
semalam yang turun membuat ranting pohon basah. Beberapa bunga kuncup
dikelilingi kumbang. Siswa berlalu lalang menenteng payung warna-warni karena
perkiraan hujan mulai turun di musim semi. Sebagian kursi di kelas spesial
mulai terisi. Hanya tersisa satu bangku yang masih belum berpenghuni sampai bel
jam pelajaran dimulai resmi berbunyi.
Mereka
saling berpandangan satu sama lain. Hari ini tepat satu minggu Kibum absen dari
kelas. Yoona menatap bangku kosong disebelahnya dengan sedih, mereka semua
semakin khawatir.
“selamat
pagi.”
Sapaan
Jungsoo songsaenim sedikit terabaikan karena mereka semua masih sibuk dengan
pikiran masing-masing.
“selamat
pagi.” Jungsoo mengulangi kata-katanya.
Mereka semua
baru sadar dengan sapaan songsaenim yang kedua kali.
“ah, maaf
songsaenim” ucap Siwon mewakili. Jungsoo mengangguk paham dan tersenyum simpul.
“apa ada
sesuatu yang menganggu kalian?”
“ah
sebenarnya, kami khawatir dengan Kibum.” Jawab Jongwoon.
“ia sudah absen
ke sekolah selama seminggu.” Timpal Sunny.
“ia juga
sulit dihubungi.” Lanjut Tiffany.
“Kibum?
Bukankah harusnya kalian sudah tahu?” ucap Jungsoo heran.
“apa maksud
songsaenim?” tanya Taeyeon dan yang lain tidak mengerti.
“pagi ini
kami menerima surat dari kediaman Kibum, mereka bilang Kibum akan berangkat ke
Amerika pagi ini dan melanjutnya belajarnya disana.”
Semua mata
membulat. Mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakan songsaenim. Mereka
sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
“jadi kalian
benar-benar tidak tahu? Aku kira Kibum tidak membicarakannya dengan kalian.”
Jungsoo songsaenim menghela nafas lemah.
“tidak
mungkin.” Lirih Yoona.
“anak itu
benar-benar!” geram Donghae.
“apa yang
harus kita lakukan?” timpal Seohyun sedih.
“jam berapa
songsaenim, jam berapa mereka berangkat?” tanya Siwon.
“mereka
tidak menyebutkan jam berapa, tapi seharusnya penerbangan pertama.”
Jungsoo
menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
“ayo
berangkat! Ayo cepat, kita tidak punya waktu lagi!” teriak Siwon.
“jika benar
penerbangan pertama, kita masih punya waktu setengah jam lagi.”
“tu tu
tunggu...apa maksudnya?” tanya Kyuhyun bingung.
“Ayo kita ke
bandara!” jawab Siwon, tanpa komando mereka semua berdiri dan merapikan tas
masing-masing. Mereka semua berlari keluar kelas.
“kalian, apa
yang kalian lakukan? Cepat kembali!” cegah Jungsoo songsaenim tetapi tidak
digubris.
“maaf
songsaenim hari ini kami membolos...” teriak mereka sambil tetap berlari.
“heii dasar
anak-anak nakal...!” teriak Jungsoo frustasi.
>>
Mereka semua
masuk kedalam mobil Siwon dan tidak peduli meskipun harus berdesak-desakan.
Mereka memutuskan memilih Donghae untuk mengambil alih kemudi. Sudah tidak
banyak waktu yang tersisa, mereka sudah tidak lagi peduli bahkan jika Donghae
akan mengemudikan mobilnya seperti iblis jalanan. Hal yang paling penting
sekarang adalah sampai dibandara dalam waktu sesingkat mungkin.
Sepuluh
menit, hanya tersisa sepuluh menit sebelum penerbangan pertama pesawat menuju
Amerika. Setelah mengemudi dengan kecepatan penuh akhirnya mereka sampai.
Untung saja jalanan Seoul pagi ini sedikit lengang. Setelah berhasil parkir
secepat mungkin mereka turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam bandara.
Beberapa orang menatap aneh karena ada segerombolan pelajar dibandara di jam
sekolah.
Mereka mulai
berpencar mencari keberadaan Kibum. Masih tersisa beberapa menit dari jadwal
penerbangan pesawat ke Amerika. Tapi mereka belum juga menemukan sosok Kibum.
“bagaimana
kalau Kibum sudah berangkat?” cemas Tiffany.
“tidak, aku
sudah mengecek pesawat ke Amerika. Mereka bilang pesawat pertama masih beberapa
menit lagi.” Ucap Donghae menenangkan.
Siwon dan
Sunny tetap terus mencoba menghubungi ponsel Kibum, tapi masih belum juga
membuahkan hasil. Mereka terus berlari dan mencari sampai ke sudut bandara.
“anak itu
benar-benar.” gumam Taeyeon kesal.
Taeyeon
masih tidak percaya bahwa Kibum akan pergi begitu saja tanpa mendiskusikan
dengan mereka. Atau jangan-jangan semalam sebenarnya Kibum ingin mengatakan
padanya, batin Taeyeon.
“aku akan
mencari kesana.”
Yoona yang
sejak tadi diam membisu tiba-tiba berlari meninggalkan teman-temannya. Raut
wajah gadis itu tidak bisa ditebak. Tetapi matanya jelas memancarkan
kekecewaan.
Yoona
berlari tak tentu arah, ia beberapa kali harus meminta maaf karena menabrak
orang lain. Perasaannya kalut, ia tidak bisa berpikir sekarang. Satu hal yang
ada dipikirannya sekarang, sebuah pertanyaan “kenapa kau melakukan ini?”.
Tiba-tiba
lututnya terasa lemas, ia jatuh terduduk karena kakinya terasa lemas. Ia sama
sekali tidak bisa memahami Kibum, tidak sama sekali. Yoona menepuk-nepuk
dadanya yang sakit. Ia ingin menangis sejadi-jadinya, bahkan pelupuk matanya
sudah basah.
“cepat
berdiri.”
Suara itu,
suara yang tidak asing di telinga Yoona. Tapi Yoona menganggap bahwa ia pasti
sedang berhalusinasi.
“hei, aku
bilang berdiri.”
Tidak
mungkin, suara itu lagi. Yoona mendongak dan mendapati Kibum menatapnya tanpa
ekspresi. Yoona ingin berteriak tapi suaranya justru tidak keluar sama sekali.
“gadis
bodoh, orang-orang sedang melihatmu dengan aneh.” Kibum mengulurkan tangannya
dan membantu Yoona berdiri.
“kenapa kau
melakukannya?” akhirnya Yoona mengatakannya juga.
“apa?”
“apa? Kau
tanya apa? Apa kau pikir bisa pergi begitu saja ha? Dasar bodoh! Dasar licik
dasar jahat!” Yoona mengeluarkan semua perasaan kesalnya sambil menangis.
Kibum
terdiam beberapa detik, kemudian ia tertawa geli. Yoona semakin kesal, ia semakin
menangis sesenggukan. Kibum terdiam, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
“hei,
jangan menangis.”
“kau
benar-benar jahat.” Ucap Yoona.
“maaf...”
Kibum memeluk Yoona, ia kemudian menghapus air mata dipipi gadis itu. kibum
tersenyum membelai wajah Yoona.
“itu
dia orangnya!” Jongwoon dan yang lain berlari secepat mungkin menghampiri Kibum
dan Yoona.
“dasar
bodoh! Mati kau, mati kau!” Donghae dan Kyuhyun mengapit lengan Kibum, memberi
pelajaran padanya. Mereka tidak mempedulikan orang-orang yang menatap aneh.
“hei
cepat lepaskan, aduh sakit!” teriak Kibum. Tapi Jongwoon justru mengapit leher
Kibum dengan kesal.
“Kim
Kibum, kenapa kau ini ha!” teriak Taeyeon dengan sebal.
“mau
melarikan diri ya!” timpal Tiffany.
“yak
Kim Kibum, ada apa sebenarnya?” tanya Siwon menengahi.
“jika
kau ada masalah, kau bisa bicarakan dengan kami.”
“aku
tidak bisa menjelaskan sekarang, aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskan
pada kalian.” Ucap Kibum.
Seseorang
berjalan menghampiri mereka, orang bersetelan jas rapi itu adalah sekertaris
keluarga Kim.
“maaf
tuan muda, anda harus bersiap naik pesawat.” Ucap sekertaris mengingatkan.
“aku
tahu, beri aku beberapa menit.”
Sekertaris
itu mengangguk dan berjalan pergi. Mereka semua menatap Kibum dengan penuh
tanya.
“kau
benar-benar akan pergi ke Amerika?” tanya Jongwoon.
Kibum
mengangguk, mereka semua menghela nafas dengan sedih. Tapi sesaat kemudian Kibum
tersenyum penuh arti.
“jangan
khawatir, aku hanya akan disana selama beberapa hari.”
“tapi,
bagaimana dengan surat pindah yang masuk ke sekolah pagi ini?” tanya Seohyun
mewakili yang lain.
“soal
itu, aku sudah membuat perjanjian dengan Haraboji. Tenang saja ku tidak akan
pindah.” Ucap Kibum menyakinkan.
Suara
pemberitahuan bahwa pesawat menuju Amerika akan segera berangkat. Penumpang
diharapkan untuk segera masuk ke dalam pesawat. Mereka saling berpandangan lalu
tersenyum bersama.
“baiklah,
kami percaya kau akan menapati janji.” Ucap Siwon diikuti anggukan yang lain.
Kibum tersenyum dan mengangguk.
Sebelum
benar-benar berjalan masuk, Kibum menarik sesuatu dari dalam kantong jaketnya.
Ia menghampiri Yoona dan mengulurkan tangannya. Yoona mengikuti perintah Kibum
dan mengulurkan tangannya. Kibum menahan pergelangan tangan Yoona dan
memakaikan sebuah gelang tipis berbandul bintang. Pipi Yoona bersemu merah.
“jangan
sampai hilang, ini limited edition!” ucap Kibum memperingatkan lalu mengacak
rambut Yoona dengan lembut.
“oh
iya, Taeyeon-ah...” panggil Kibum, Taeyeon menunjuk dirinya sendiri dengan
bingung.
“terima
kasih atas saranmu semalam, itu sangat membantu.” Ucap Kibum lalu berbalik dan
berjalan masuk kedalam antrian menuju pesawat. Kibum melambaikan tangannya dan
masuk menuju pesawat.
Mereka
semua menatap Taeyeon penuh tanya. Taeyeon hanya menyengir dan menggaruk
tengkuknya yang tidak gatal.
“dia
makan sup iga dikedai, aku memberinya sedikit nasihat.” Ucap Taeyeon.
“kenapa
kau tidak bilang sih, harusnya kau curiga dia akan pergi.” cibir Sunny.
“sudah
sudah, ayo kembali ke sekolah.” Ajak Siwon.
“kita
bolos saja, sudah terlanjur kan.” Bujuk Donghae, Kyuhyun dan Jongwoon segera
mengangguk menyetujuinya.
“tidak-tidak,
songsaenim nanti marah.” Cegah Taeyeon, Seohyun mengangguk paling setuju dengan
Taeyeon.
Mereka
berdebat sepanjang berjalan menuju mobil. Sesekali mereka tertawa dan menggoda
Jongwoon untuk mentraktir makan karena resmi berkencan dengan Yuri, menggoda
Yoona yang bahagia mendapat hadiah dari Kibum. Sampai berdebat soal siapa yang
akan mengemudikan mobil.
To Be Continued...
Annyeonghasseo readers^^
Akhirnya part 13 keluar juga^^. Makasih ya buat readers yang selalu setia menanti ff yang satu ini. Rencananya ff ini hanya akan dibuat 15 part saja, author sudah membuat draft ceritanya jadi tinggal remake saja..hehe. Pokoknya nantikan terus ya ff ini, semoga part selanjutnya cepat terposting..hehee. Dan berjuta kali author mohon jejak, komentar atau apapun itu. Selamat membaca^^
Ini bener bener berapa abad dilanjutnya=)) Ah terimakasih kak udah lanjut ffnya,pokonya selalu keren lah ffnya:D eh kalau boleh Haesicanya dibanyakin yaa kak:D Next chapternya harus bulan sekarang yaa!!HARUS
BalasHapusGomapta~
HapusSaran akan di tampung, ditunggu aja ya chapter selanjutnya^^
Sukaa banget ff nyaaa:) apa lagi sama HaeSica nya. Dan chapter ini sungguh sedih. Kalau sebelumnya kasian liat jessica. Sekarang kasian liat yoonA. Tolong persatukan mereka semua diakhir nya ya author :) dan update soon please :)
BalasHapusGomapta atas komentarnya, author tampung usul ceritanya. Jangan bosan-bosan mampir ya...^^
HapusOiya author nim ga berniat buat update setahun kemudian kan thor ? Please jgn terlalu lama ya thor. Karna sumpah emang ceritanya keren abis :)
BalasHapusAnyeong~
HapusDitunggu aja ya chapter selanjutnya, mian author sedikit sibuk jadi lumayan lama update chapter baru. Tapi tenang saja, gag akan sampai satu tahun kok..kekekee
Gomawoyeo~
Sekian gak coment akhirnya ada lanjutannya.. Suka bgt apalagi bagia jessica & donghaenya
BalasHapusGomawo atas komennya~
Hapusselalu tunggu chapter selanjutnya ya..see you^^
Author nim~ ini udah oktober.. kapan bakal di update nya ? Ga sabar.
BalasHapusSalam kenal^^
HapusGomawo komennya, tunggu terus ya serial yang satu ini. Masih dalam tahap penulisan part 14. Tengah november akan segera diposting. See you..