Rain

Rain Cloud

Minggu, 28 Juni 2015

FF SPECIAL HIGH SCHOOL PART 13

SPECIAL HIGH SCHOOL Part 13






Title            :         Special High School
Author         :         Sae
Main Cast    :         Kim Kibum                                Im Yoona
                             Choi Siwon                               Tiffany Hwang
                             Lee Donghae                             Jessica Jung
                             Park Jungsoo(Leeteuk)             Kim Taeyeon
                             Cho Kyuhyun                             Seo Hyun
                             Kim Jongwoon(Yesung)              Kwon Yuri
                             Lee Sungmin                              Lee Sunkyu(sunny)
Cameo         :          Kim Hyoyeon
Genre          :         Romance, Comedy, School life, Friendship
Chapter       :         13



Yoona dan Sunny melangkah dengan cepat dan segera masuk kedalam mobil Jongwoon yang sudah menunggu didalam bersama Hyoyeon sejak beberapa menit lalu. Tadinya Jongwoon sama sekali tidak percaya diri dengan rencana Hyoyeon, tapi setelah didesak akhirnya ia mengalah. Yoona dan Sunny yang sudah dihubungi oleh Hyoyeon sejak semalam hanya bisa tersenyum geli melihat raut tegang Jongwoon. 

Setelah beberapa menit perjalanan, mereka sampai di rumah sakit Seoul. Mereka sengaja memilih rumah sakit yang sama dengan tempat rawat Jessica karena mereka juga harus membantu Donghae menyiapkan kejutan. Ramai orang berlalu-lalang dan sibuk dengan urusan masing-masing. Hyoyeon menuntun ketiga temannya itu masuk ke sebuah ruangan. Seorang wanita cantik berumur tiga puluhan menyambut mereka dengan senyum hangat.

“eonni, kenalkan ini Jongwoon sepupu yang aku ceritakan kemarin.” Hyoyeon menarik Jongwoon yang berdiri dibelakangnya.
“dan mereka berdua teman yang akan membantu, Yoona dan Sunny.” Hyoyeon memperkenalkan keduanya bergantian.
“Annyeong, aku Lee Taeri. Kalian pasti sudah mendengar tentangku dari Hyoyeon, kan?”

Jongwoon, Sunny dan Yoona mengangguk kompak. Saat berada di mobil tadi, Hyoyeon sudah menceritakan tentang orang yang akan mereka temui. Lee Taeri adalah sunbae yang dekat dengan Hyoyeon sejak duduk di bangku sekolah menengah. Sekarang ia menjabat sebagai salah satu kepala dokter dirumah sakit Seoul. Jadi sangat mudah bagi Hyoyeon untuk meminta bantuannya.

“maaf, kami merepotkan.” ucap Jongwoon sedikit malu
“jangan khawatir, aku sudah dengar semua ceritanya dari Hyo-ni. Mendengar rencana kalian, aku jadi ingat masa muda dulu” Lee Taeri tertawa ringan.
“aku sudah siapkan ruangan khusus yang akan kalian gunakan. Semua peralatan sudah lengkap. Tapi, apa aku boleh ikut berakting?”
“tentu saja, Eonni harus lihat pertunjukkan yang hebat!” 

jawab Hyoyeon diikuti tawa yang menggema seisi ruangan, kecuali wajah Jongwoon yang semakin memerah karena rencana memalukan sepupunya itu. Kwon Yuri, hari ini gadis itu dipastikan akan masuk perangkap dan mengakui perasaannya pada Jongwoon. Rencana yang hebat!.

>> 


Siwon, Donghae, Kyuhyun, Tiffany dan Seohyun tiba di atap gedung rumah sakit. Mereka berencana mendekorasi atap rumah sakit menjadi taman lampu untuk memberikan kejutan pada Jessica sebagai perayaan hari terakhir di rumah sakit. Mereka mulai mengeluarkan perlengkapan dan menentukan dekorasi.

“ya ampun, pemandangan dari sini ternyata bagus juga.” celoteh Tiffany.
“benar, pasti sangat indah di malam hari.” timpal Seohyun.
“aku benar-benar iri, kau ini romantis sekali.” Tiffany menghampiri Donghae dan membantu mengurai kabel-kabel tipis.

Donghae tersenyum tipis menanggapi ucapan Tiffany.

“lain kali, Siwon harus melakukannya untukmu.” goda Donghae. Sontak pipi Tiffany menjadi merah.
“tutup mulutmu, kau membuatku malu!”  Tiffany mendesis lirih dan memukul lengan Donghae yang tertawa geli. 

Setengah jam berlalu Jongwoon, Yoona, dan Sunny akhirnya tiba di atap rumah sakit bergabung dengan yang lain. Mereka membawa beberapa bungkus makanan ringan dan minuman dingin.

“wah, kerja kalian cepat sekali.” puji Jongwoon melihat beberapa dekorasi lampu sudah terpasang apik.
“kalian ini dari mana?” Kyuhyun mengambil sebotol minuman dingin dari kantong plastik, membuka dan menenggaknya. Sekujur tubuhnya kembali segar.
“ah itu, ada sekidit urusan di bawah.” jawab Jongwoon gugup.

Siwon mengernyitkan dahinya melihat raut wajah Jongwoon yang mendadak panik. Sedangkan Sunny dan Yoona hanya tersenyum jahil.

“halllooooo semuanya.” tiba-tiba dari arah pintu terdengar suara riang seseorang, Hyoyeon memberi salam dan bergabung dengan mereka.
“Hyoyeon-si, kau juga disini?” tanya Tiffany. Hyoyeon mengangguk semangat.
“aku juga boleh membantu kan?”
“tentu saja.” jawab mereka serempak kecuali Jongwoon yang menjadi khawatir Hyoyeon akan menceritakan rencananya dan membuatnya malu.
“eonni, kau dari mana?” Seohyun yang masih penasaran mendekati Hyoyeon.
“aku baru saja mmmmmmpppppppp”

Jongwoon buru-buru membekap mulut Hyoyeon. Sepupunya ini benar-benar membuatnya gila. Ia juga melotot pada Sunny dan Yoona untuk tetap tutup mulut membuat keduanya meledak dalam tawa dan lainnya penasaran.

>> 


Taeyeon menekan bel pintu dengan susah payah karena tangannya membawa beberapa kantong plastik. Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pintu apartemen terbuka. Taeyeon tersenyum lebar melihat Jungsoo membukakan pintu dengan rambut yang berantakan. Seharian ini Jungsoo hanya berbaring di atas ranjang.

“annyeong songsaenim, bagaimana keadaanmu?” tanya Taeyeon khawatir. Jungsoo hanya tersenyum dan menyuruh Taeyeon segera masuk.
“kenapa kau membawa banyak sekali kantong plastik?” Jungsoo menunjuk dua kantong plastik besar di tangan Taeyeon. Gadis itu hanya menyengir lebar, mengangkat dua kantong plastiknya.
“Eomma membuatkan sup iga untuk songsaenim, ada kimchi juga. Lalu yang ini manisan buah persik. Sangat baik untuk demam.”
“kau tidak perlu repot-repot seperti itu.”
“gwaenchana, lagipula aku hanya ingin berterima kasih. Songsaenim jadi seperti ini karenaku.” 

Jungsoo yang melihat wajah Taeyeon mendadak sedih segera mengambil kantong plastik dari tangan gadis itu dan tersenyum lebar.

“ayo makan, baunya enak sekali. Aku sangat lapar.” ucapnya berjalan menuju dapur. Taeyeon tersenyum dan mengikuti langkah Jungsoo.

>> 
Lima jam berlalu menyulap atap rumah sakit menjadi taman lampu akhirnya selesai. Tanpa terasa sudah pukul 9 malam, semuanya bersorak gembira dengan hasil dekorasi yang memuaskan. Sepanjang mata memandang, kota Seoul di penuhi lampu warna-warni berkelap-kelip.

Semua persiapan sudah selesai, hanya tinggal menunggu Donghae yang sedang mengganti pakaiannya. Seohyun dan Joongwoon yang bertugas membeli makan malam akhirnya datang juga. Menu spesial yang gratis dari Donghae sebagai ucapan terima kasih menambah riuh suasana di atap rumah sakit.

“hari yang sangat melelahkan, tapi rasanya terbayar sudah dengan hasil dekorasi kita yang memuaskan.” ucap Tiffany lega.

Semuanya mengangguk setuju, kerja keras mereka tidak sia-sia. Siapapun yang melihat pasti tidak akan menyangka bahwa atap rumah sakit bisa disulap menjadi begitu indah.

“ini belum berakhir, bukankah selanjutnya masih ada lagi?” Kyuhyun menatap nakal pada Jongwoon, membuat Jongwoon gelagapan.
“apa?”
“sudah jangan pura-pura. Saat kau keluar membeli makanan tadi, Hyoyeon menceritakan semuanya.” Donghae ikut menimpali.

Meja pun di penuhi sorak-sorak dan godaan. Jongwoon hanya bisa menahan malu sambil melotot ke arah Hyoyeon yang tertawa tanpa dosa.

“bukankah sudah waktunya eksekusi?” ucap Sunny melirik jam tangannya.
“benar, kalau begitu ayo. Aku sudah tidak sabar ingin melihat drama romantis.” ejek Tiffany.

Setelah membersihkan sisa-sisa makanan, Hyoyeon, Sunny dan Yoona segera menyeret Jongwoon. Yang lain mengikuti dari belakang sambil tertawa cekikikan. Sedangkan Donghae menuju ruangan inap Jessica bersiap memberikan kejutan. Mereka sudah siap menjalankan urusan masing-masing.

>> 

Pukul 09.30 malam, mereka berdiri di tempat masing-masing sesuai skenario. Jongwoon sudah berganti piyama rumah sakit dan memakai alat-alat yang dipasangkan Dokter Lee Taeri beberapa menit lalu. Mereka hampir meledak dalam tawa.

Sesuai rencana yang telah disusun, Yoona mengambil ponselnya untuk menghubungi Yuri. Ia sudah melatih suara agar terdengar panik dan sedih. Setelah da kali bunyi dering, akhirnya suara Yuri terdengar dari seberang sana.

“Yeoboseo~”
“Yul, Yuli~ah...” panggil Yoona dengan suara parau. 

Tiffany ingin tertawa jika Seohyun tidak membekap mulutnya.

“Yongie~ waeyo?” tanya Yuri khawatir.
“Yul, Jongwoon, oppa Jongwoon...”
“kenapa? Memang kenapa?”
“sekarang, hiks hiks...” Yoona muali berakting menangis “oppa Jongwoon di rumah sakit, hiks hiks...” suara Yoona terdengar semakin parau.

Ia melotot pada Sunny dan Hyoyeon yang tertawa geli disudut ruangan.

“Bicara yang jelas, kenapa?” suara Yuri mulai panik.

Seohyun dan Tiffany ber-high five, akting Yoona benar-benar bagus.

“Jongwoon oppa kecelakaan, keadaannya kritis sekarang. Bagaimana ini Yul, hiks hiks”
“apa? Tidak mungkin, dimana? Dimana rumah sakitnya?”
“aku akan mengirimkan alamatnya padamu, hiks hiks.”
“baiklah, cepat, cepat kirimkan!”

Tuut----

setelah itu bunyi sambungan terputus. Mereka bersorak, berhasil. Yuri sepertinya sangat panik. Rencana pertama sudah beres, sekarang hanya perlu menunggu Yuri datang.

>> 

Donghae menutup mata Jessica dan menuntunnya ke atap rumah sakit. Sepanjang anak tangga, Jessica terus saja bertanya kemana mereka akan pergi. Donghae hanya tersenyum meskipun tahu gadis itu tidak bisa melihatnya.

“sekarang sudah sampai.” ucap Dongahe.

Donghae membuka kain penutup mata Jessica. Gadis itu mengerjap beberapa kali, terlihat heran kenapa Donghae membawanya kesana. Beberapa saat kemudian, lampu-lampu menyala secara bergantian, menggantung bagai lampion terbang. Tempat Jessica dan Donghae berdiri sekarang di kelilingi lampu warna-warni. Hanya hitungan detik atap rumah sakit yang gelap menjadi bercahaya, ditambah indahnya kelap-kelip kota Seoul membentang di hadapan mereka. Jessica menatap sekelilingnya kagum.

“bagaimana? Apakah kau suka?”

Tidak ada kata-kata yang mampu Jessica ucapkan. Terkejut, kagum, bahagia, dan terharu menjadi satu. Bahkan air di ujung matanya sudah menggenang.

“oppa...”
“perayaan hari terakhir di rumah sakit, selamat karena sudah sembuh nona Jung!” Donghae menyeka pelupuk mata Jessica.
“kau senang?”
“hmmm...” Jessica mengangguk “gomawo...”

Donghae tersenyum senang. Ia melepas mantelnya dan memakaikan pada Jessica. Mereka berdua menikmati pemandangan kota Seoul.

“bagaimana oppa membuat semua ini?”
“ah, teman-teman membantuku seharian penuh. Indah kan, hahaha.” Donghae tertawa bangga. Jessica lagi-lagi tersenyum dan mengangguk, tapi ada guratan kesedihan di wajahnya.
“hei, ada apa?”
“ah, gwaenchana.” Jawab Jessica lirih.
“aku...tidak ingin kembali ke sekolah”

Donghae terkejut mendengarnya, ia menghela nafas lemah. Keputusan Jessica beberapa hari lalu untuk tidak kembali ke sekolah ternyata belum berubah.

“hei, apa kau masih khawatir? Percayalah semuanya akan baik-baik saja.”
“Anio.” Jessica menunduk lemah
“Alasan aku ke sekolah karena ballet. Tapi sekarang aku tidak punya alasan lagi untuk tetap di sana. Tidak ada.”

Donghae membalikkan badan Jessica agar berhadapan dengannya, ia menatap dalam mata Jessica.

“dengarkan aku...” ucapnya lembut
“jangan takut, jangan sedih, jangan khawatir. Apapun yang terjadi padamu, kau akan tetap menjadi Jessica Jung...”

Donghae merapikan anak rambut Jessica yang tertiup angin.

“meskipun kau tidak bisa menari seperti dulu, kau tetaplah seorang ballerina. Seorang penyanyi tidak akan disebut “bukan lagi penyanyi” hanya karena lupa lirik. Begitupula denganmu, hanya karena kau tidak bisa menari dengan baik tidak berarti kau bukan seorang ballerina.”

Donghae tersenyum lembut dan menyeka air mata yang meluncur dipipi Jessica.

“ada banyak hal yang bisa kau lakukan. Kau punya suara yang bagus, kau bisa ikut kelas menyanyi.” Donghae memeluknya. Ia bisa mencium aroma stawberry dari rambut Jessica.
“Ada banyak orang yang peduli denganmu, mereka sangat mengkhawatirkanmu. Termasuk Ayah dan Ibumu.”

Jessica tersenyum getir mendengar kalimat terakhir Donghae. Ia tidak yakin, karena bahkan sampai sekarang orang tuanya masih sibuk dengan berbagai alasan pekerjaan. Jessica bahkan tidak ingat kapan terakhir kali orang tuanya datang menjenguk, mereka hanya memastikan keadaannya setiap hari lewat sekertaris Nam.

“oppa, kau sangat cocok menjadi motivator.” ledek Jessica.

Donghae sedikit meregangkan pelukannya, memasang muka sebal. Jessica terkekeh geli. Tapi sebenarnya dalam hati Donghae merasa sangat lega, setidaknya hari ini Jessica sudah mulai tersenyum dan tertawa lagi.

>> 
Sepuluh menit berlalu Yuri belum juga sampai. Memang jarak dari rumah Yuri ke rumah sakit Seoul cukup jauh. Mereka tidak bisa membayangkan wajah panik Yuri saat ini. Anak itu memang memiliki harga diri yang sangat tinggi, jadi harus dengan cara seperti ini baru menyadari perasaannya.

“dari mana eonni dapat ide seperti ini?” tanya Seohyun pada Hyoyeon.
“oh, aku pernah melihatnya dalam drama.” Hyoyeon menyengir lebar. Cengiran khasnya.
“dasar maniak drama!” Jongwoon melepas alat bantu pernapasan palsu yang dipasang ditubuhnya untuk mencibir Hyoyeon. Hyoyeon mendekat dan mendorong kepala Jongwoon kembali.
“jangan banyak bicara. Kau ini sedang sekarat sekarang!” Hyoyeon memasangkan kembali alat bantu pernapasan, sedangkan Jongwoon hanya bisa mendesis kesal.
“dia datang, dia datang!” Kyuhyun yang bertugas berjaga didepan ruangan bersama Siwon berteriak dari pintu.

Mereka mulai berakting, bahkan Yoona dan Sunny meneteskan obat mata pura-pura menangis. Yuri memakai mantel tipis dan celana tidur berlari tergesa-gesa. Ia buru-buru masuk keruangan, mematung sejenak melihat Jongwoon berbaring dengan selang-selang menempel ditubuhnya.

“apa yang terjadi?”

Hyoyeon menghampiri Yuri dan memeluknya, berpura-pura menangis.

“dia, dia ini keras kepala sekali, hiks hiks” Hyoyeon menangis sesenggukan.
“aku sudah melarangnya untuk tidak menemuimu malam-malam begini, tapi ia bersikeras. Ia bilang harus mengatakan sesuatu yang penting, hiks hiks”
“apa maksudmu?”
“dia...dia...” Hyoyeon pura-pura tidak bisa meanjutkan kata-katanya.
“ia bilang akan menyatakan perasaannya padamu. Tapi lihat sekarang, ia berada di ambang hidup dan mati. Hiks hiks hiks”
“yul-ah...” Yoona mendekat dan memeluk Yuri.
“Sebenarnya Jongwoon oppa menyukaimu.”
“dasar bodoh!” Yuri berjalan beringsut mendekati Jongwoon.
“dasar bodoh! Bangun, cepat bangun...aku bilang bangun, bodoh!”

Yuri terduduk lemas dan menggenggam tangan Jongwoon. Air matanya sudah tumpah , perasaan panik dan sedih bercampur aduk menjadi satu.

“aku bilang cepat bangun! Siapa yang menyuruhmu begini? Siapa...hiks hiks”

Tiffany yang berada di sudut ruangan mati-matian menahan tawanya. Matanya sampai berair karena tidak tahan.

“aku bilang cepat bangun.” Yuri semakin terisak.
“jika kau ingin mengatakan sesuatu, cepat katakan disini. Kenapa kau begini...aku bahkan belum sempat mengatakan menyukaimu...hiks hiks”

Bravo!

Semua yang ada diruangan itu bersorak dalam hati, akhirnya Yuri mengungkapkan perasaannya juga.

“coba ulangi kata-katamu yang terakhir.” Jongwoon membuka matanya lebar-lebar.
Yuri terlonjak kaget dan hampir terjengkang. Tiffany dan Sunny meledak dalam tawanya.
“kau...apa yang sebenarnya terjadi?” Yuri menatap Jongwoon bingung.
“kau tidak sedang sekarat?”

Yuri masih belum menyadari keadaan yang sesungguhnya. Jongwoon melepas semua alat-alat medis yang menempel ditubuhnya dan tersenyum lebar.

“coba ulangi, tadi kau bilang menyukaiku kan?” goda Jongwoon.
“jadi, jadi kau menipuku?” tanya Yuri tidak percaya.

Mereka semua mengangguk dan menyengir lebar, Hyoyeon tersenyum dengan puas.

“mianhae Yuri-ah~” ucap mereka serempak lalu buru-buru kabur meninggalkan Jongwoon dan Yuri didalam ruangan.
“dasar meyebalkan! Mati kau, mati kau” Yuri memukuli Jongwoon dengan bantal. Jongwoon berteriak kesakitan.
“aduh sakit! Hey hentikan...aduhh!”
“dasar penipu! Kau tahu aku sangat khawatir, apa kau tahu aku sangat panik! Rasakan ini...”

Bugh bugh bugh!

Yuri terus memukuli Jongwoon dengan bantal tanpa ampun. Jongwoon sudah tidak tahan, ia menahan tangan Yuri dan memeganginya dengan kuat. Sekarang mereka bertatapan begitu dekat. Jongwoon tersenyum lembut.

“memukul sekali lagi berarti kau menyukaiku, memukul dua kali kau mau berkencan denganku, kalau tidak memukul berarti kedua-duanya.”

Yuri mendesis kesal dan melepaskan tangannya dari Jongwoon.

“mana bisa seperti itu!” protesnya.
“baiklah, tidak memukul ya, berarti kau menyukaiku dan mau berkencan denganku.”

Jongwoon tersenyum dengan puas. Semburat merah terlihat dipipi Yuri, meskipun ia masih kesal tapi senyum bahagia tidak bisa disembunyikan.

>> 
Taeyeon tersenyum sepanjang hari. ia masih membayangkan kebersamaannya dengan Jungso songsaenim. Meskipun hanya sekadar makan bersama dan berbicang sudah membuat Taeyeon girang bukan kepalang. Ditambah lagi dengan ajakan Jungsoo songsaenim besok lusa pergi ke taman hiburan membuat semburat merah di pipi Taeyeon tidak juga hilang.

“sepertinya hari ini kau sedang bahagia.” goda nyonya Kim melihat putrinya tersenyum sepanjang hari.

Taeyeon menggelengkan kepala, ia buru-buru membersihkan meja pelanggan dan membawa mangkuk kotor kebelakang. Sudah pukul setengah sebelas malam, sudah waktunya menutup kedai. Gemelinting gantungan dipintu berbunyi menandakan ada pelanggan yang datang. Taeyeon buru-buru keluar untuk mengatakan bahwa kedai sudah akan ditutup.

“maaf tuan, kedai kami sudah...”

Taeyeon sedikit terkejut melihat siapa yang datang. Kibum berdiri menatap Taeyeon dengan datar.

“ah, aku kira masih buka. Aku jalan-jalan disekitar sini, aku kira masih buka.”

Nyonya Kim datang dari belakang, karena mengenali Kibum nyonya Kim segera menyuruhnya duduk dan membuatkan sup iga spesial. Taeyeon duduk dan memperhatikan Kibum yang sedang makan. Sudah beberapa hari ini Kibum tidak datang ke sekolah, sejujurnya ia merasa sedikit lega melihat Kibum.

“kau baik-baik saja?”
“apa?” tanya Kibum balik. Taeyeon menghela nafas pelan.
“sudah beberapa hari ini kau tidak masuk sekolah. Kau juga sulit di hubungi, kau tahu kami sangat khawatir.”

Kibum mengangguk tipis, lalu kembali menikmati sup iga-nya.

“kau berkeliaran sendiri malam-malam seperti ini?”
“oh, aku hanya mencari udara segar.” jawab Kibum pendek.
“berkeliling sejauh ini hanya untuk mencari udara segar?”
“ya.” lagi-lagi jawaban Kibum tidak kalah pendek dari sebelumnya.

Taeyeon hanya bisa mengehela nafas, ia sudah hafal benar sifat teman yang satu ini. Kibum memang bukan tipikal orang yang banyak bicara, ia hanya bicara seperlunya saja.

“Taeyeon-ah...” Kibum meletakkan sendoknya. Ia agak ragu mengucapkan kalimat selanjutnya.
Taeyeon mengernyit.
“apa yang paling di sukai Yoona?”

Taeyeon tersenyum simpul menanggapinya. Sejujurnya ia sedikit terkejut karena Kibum bertanya hal itu, ia benar-benar tidak menyangka.

“bukankah harusnya kau lebih tahu dibanding aku?”

Lagi-lagi Kibum hanya mengangguk tipis. Taeyeon tidak bisa menebak anggukan itu, apakah Kibum benar-benar mengerti maksudnya atau tidak. Aduh, teman yang satu ini benar-benar sulit dimengerti.

“aku tidak mengenalnya dengan baik.”

Taeyeon mengerutkan dahinya, tidak paham maksud ucapan Kibum. Bukankah selama ini mereka sangat dekat. Bagaimana mungkin tidak tahu apa yang di sukai satu sama lain.

“sebenarnya aku bukan orang yang bisa memahami orang lain dengan baik.” Kibum tersenyum tipis, lalu meneguk air di gelasnya.

Taeyeon baru menyadari ada sesuatu yang ganjil, raut kesedihan yang dalam di mata Kibum. Tapi, ia merasa sangsi untuk bertanya lebih jauh. 

“aku tidak tahu apa jawabannya. Wanita menyukai coklat, bunga , kue dan hal romantis lain. Tapi sebenarnya hal yang paling disukai wanita adalah orang yang ia cintai selalu ada bersamanya. Hal semacam itu meski terdengar memalukan tapi tidak bisa di bantah.” Taeyeon menyunggingkan senyumnya.

Kibum terdiam sejenak, ia benar-benar memikirkan apa yang baru saja di katakan Taeyeon.

“benar, tapi sayangnya aku bukan orang yang bisa menjanjikan hal seperti itu.” gumam Kibum.

Malam semakin larut, angin semakin lembut. Hujan pertama di musim semi turun.

>> 

Karena hujan semalam yang turun membuat ranting pohon basah. Beberapa bunga kuncup dikelilingi kumbang. Siswa berlalu lalang menenteng payung warna-warni karena perkiraan hujan mulai turun di musim semi. Sebagian kursi di kelas spesial mulai terisi. Hanya tersisa satu bangku yang masih belum berpenghuni sampai bel jam pelajaran dimulai resmi berbunyi.

Mereka saling berpandangan satu sama lain. Hari ini tepat satu minggu Kibum absen dari kelas. Yoona menatap bangku kosong disebelahnya dengan sedih, mereka semua semakin khawatir.

“selamat pagi.”

Sapaan Jungsoo songsaenim sedikit terabaikan karena mereka semua masih sibuk dengan pikiran masing-masing.

“selamat pagi.” Jungsoo mengulangi kata-katanya.

Mereka semua baru sadar dengan sapaan songsaenim yang kedua kali.

“ah, maaf songsaenim” ucap Siwon mewakili. Jungsoo mengangguk paham dan tersenyum simpul.
“apa ada sesuatu yang menganggu kalian?”
“ah sebenarnya, kami khawatir dengan Kibum.” Jawab Jongwoon.
“ia sudah absen ke sekolah selama seminggu.” Timpal Sunny.
“ia juga sulit dihubungi.” Lanjut Tiffany.
“Kibum? Bukankah harusnya kalian sudah tahu?” ucap Jungsoo heran.
“apa maksud songsaenim?” tanya Taeyeon dan yang lain tidak mengerti.
“pagi ini kami menerima surat dari kediaman Kibum, mereka bilang Kibum akan berangkat ke Amerika pagi ini dan melanjutnya belajarnya disana.”

Semua mata membulat. Mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakan songsaenim. Mereka sama sekali tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

“jadi kalian benar-benar tidak tahu? Aku kira Kibum tidak membicarakannya dengan kalian.” Jungsoo songsaenim menghela nafas lemah.
“tidak mungkin.” Lirih Yoona.
“anak itu benar-benar!” geram Donghae.
“apa yang harus kita lakukan?” timpal Seohyun sedih.
“jam berapa songsaenim, jam berapa mereka berangkat?” tanya Siwon.
“mereka tidak menyebutkan jam berapa, tapi seharusnya penerbangan pertama.” 

Jungsoo menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

“ayo berangkat! Ayo cepat, kita tidak punya waktu lagi!” teriak Siwon.
“jika benar penerbangan pertama, kita masih punya waktu setengah jam lagi.”
“tu tu tunggu...apa maksudnya?” tanya Kyuhyun bingung.
“Ayo kita ke bandara!” jawab Siwon, tanpa komando mereka semua berdiri dan merapikan tas masing-masing. Mereka semua berlari keluar kelas.

“kalian, apa yang kalian lakukan? Cepat kembali!” cegah Jungsoo songsaenim tetapi tidak digubris.
“maaf songsaenim hari ini kami membolos...” teriak mereka sambil tetap berlari.
“heii dasar anak-anak nakal...!” teriak Jungsoo frustasi.

>> 

Mereka semua masuk kedalam mobil Siwon dan tidak peduli meskipun harus berdesak-desakan. Mereka memutuskan memilih Donghae untuk mengambil alih kemudi. Sudah tidak banyak waktu yang tersisa, mereka sudah tidak lagi peduli bahkan jika Donghae akan mengemudikan mobilnya seperti iblis jalanan. Hal yang paling penting sekarang adalah sampai dibandara dalam waktu sesingkat mungkin.

Sepuluh menit, hanya tersisa sepuluh menit sebelum penerbangan pertama pesawat menuju Amerika. Setelah mengemudi dengan kecepatan penuh akhirnya mereka sampai. Untung saja jalanan Seoul pagi ini sedikit lengang. Setelah berhasil parkir secepat mungkin mereka turun dari mobil dan berlari masuk ke dalam bandara. Beberapa orang menatap aneh karena ada segerombolan pelajar dibandara di jam sekolah.

Mereka mulai berpencar mencari keberadaan Kibum. Masih tersisa beberapa menit dari jadwal penerbangan pesawat ke Amerika. Tapi mereka belum juga menemukan sosok Kibum.

“bagaimana kalau Kibum sudah berangkat?” cemas Tiffany.
“tidak, aku sudah mengecek pesawat ke Amerika. Mereka bilang pesawat pertama masih beberapa menit lagi.” Ucap Donghae menenangkan.

Siwon dan Sunny tetap terus mencoba menghubungi ponsel Kibum, tapi masih belum juga membuahkan hasil. Mereka terus berlari dan mencari sampai ke sudut bandara.

“anak itu benar-benar.” gumam Taeyeon kesal.

Taeyeon masih tidak percaya bahwa Kibum akan pergi begitu saja tanpa mendiskusikan dengan mereka. Atau jangan-jangan semalam sebenarnya Kibum ingin mengatakan padanya, batin Taeyeon.

“aku akan mencari kesana.”

Yoona yang sejak tadi diam membisu tiba-tiba berlari meninggalkan teman-temannya. Raut wajah gadis itu tidak bisa ditebak. Tetapi matanya jelas memancarkan kekecewaan.

Yoona berlari tak tentu arah, ia beberapa kali harus meminta maaf karena menabrak orang lain. Perasaannya kalut, ia tidak bisa berpikir sekarang. Satu hal yang ada dipikirannya sekarang, sebuah pertanyaan “kenapa kau melakukan ini?”.

Tiba-tiba lututnya terasa lemas, ia jatuh terduduk karena kakinya terasa lemas. Ia sama sekali tidak bisa memahami Kibum, tidak sama sekali. Yoona menepuk-nepuk dadanya yang sakit. Ia ingin menangis sejadi-jadinya, bahkan pelupuk matanya sudah basah.

“cepat berdiri.” 

Suara itu, suara yang tidak asing di telinga Yoona. Tapi Yoona menganggap bahwa ia pasti sedang berhalusinasi.

“hei, aku bilang berdiri.”

Tidak mungkin, suara itu lagi. Yoona mendongak dan mendapati Kibum menatapnya tanpa ekspresi. Yoona ingin berteriak tapi suaranya justru tidak keluar sama sekali.

“gadis bodoh, orang-orang sedang melihatmu dengan aneh.” Kibum mengulurkan tangannya dan membantu Yoona berdiri.
“kenapa kau melakukannya?” akhirnya Yoona mengatakannya juga.
“apa?”
“apa? Kau tanya apa? Apa kau pikir bisa pergi begitu saja ha? Dasar bodoh! Dasar licik dasar jahat!” Yoona mengeluarkan semua perasaan kesalnya sambil menangis.

Kibum terdiam beberapa detik, kemudian ia tertawa geli. Yoona semakin kesal, ia semakin menangis sesenggukan. Kibum terdiam, ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“hei, jangan menangis.”
“kau benar-benar jahat.” Ucap Yoona.
“maaf...” Kibum memeluk Yoona, ia kemudian menghapus air mata dipipi gadis itu. kibum tersenyum membelai wajah Yoona.

“itu dia orangnya!” Jongwoon dan yang lain berlari secepat mungkin menghampiri Kibum dan Yoona.
“dasar bodoh! Mati kau, mati kau!” Donghae dan Kyuhyun mengapit lengan Kibum, memberi pelajaran padanya. Mereka tidak mempedulikan orang-orang yang menatap aneh.
“hei cepat lepaskan, aduh sakit!” teriak Kibum. Tapi Jongwoon justru mengapit leher Kibum dengan kesal.

“Kim Kibum, kenapa kau ini ha!” teriak Taeyeon dengan sebal.
“mau melarikan diri ya!” timpal Tiffany.
“yak Kim Kibum, ada apa sebenarnya?” tanya Siwon menengahi.
“jika kau ada masalah, kau bisa bicarakan dengan kami.”
“aku tidak bisa menjelaskan sekarang, aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskan pada kalian.” Ucap Kibum.

Seseorang berjalan menghampiri mereka, orang bersetelan jas rapi itu adalah sekertaris keluarga Kim.

“maaf tuan muda, anda harus bersiap naik pesawat.” Ucap sekertaris mengingatkan.
“aku tahu, beri aku beberapa menit.”

Sekertaris itu mengangguk dan berjalan pergi. Mereka semua menatap Kibum dengan penuh tanya.

“kau benar-benar akan pergi ke Amerika?” tanya Jongwoon.

Kibum mengangguk, mereka semua menghela nafas dengan sedih. Tapi sesaat kemudian Kibum tersenyum penuh arti.

“jangan khawatir, aku hanya akan disana selama beberapa hari.”
“tapi, bagaimana dengan surat pindah yang masuk ke sekolah pagi ini?” tanya Seohyun mewakili yang lain.
“soal itu, aku sudah membuat perjanjian dengan Haraboji. Tenang saja ku tidak akan pindah.” Ucap Kibum menyakinkan.

Suara pemberitahuan bahwa pesawat menuju Amerika akan segera berangkat. Penumpang diharapkan untuk segera masuk ke dalam pesawat. Mereka saling berpandangan lalu tersenyum bersama.

“baiklah, kami percaya kau akan menapati janji.” Ucap Siwon diikuti anggukan yang lain. Kibum tersenyum dan mengangguk.

Sebelum benar-benar berjalan masuk, Kibum menarik sesuatu dari dalam kantong jaketnya. Ia menghampiri Yoona dan mengulurkan tangannya. Yoona mengikuti perintah Kibum dan mengulurkan tangannya. Kibum menahan pergelangan tangan Yoona dan memakaikan sebuah gelang tipis berbandul bintang. Pipi Yoona bersemu merah.

“jangan sampai hilang, ini limited edition!” ucap Kibum memperingatkan lalu mengacak rambut Yoona dengan lembut.
“oh iya, Taeyeon-ah...” panggil Kibum, Taeyeon menunjuk dirinya sendiri dengan bingung.
“terima kasih atas saranmu semalam, itu sangat membantu.” Ucap Kibum lalu berbalik dan berjalan masuk kedalam antrian menuju pesawat. Kibum melambaikan tangannya dan masuk menuju pesawat.

Mereka semua menatap Taeyeon penuh tanya. Taeyeon hanya menyengir dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

“dia makan sup iga dikedai, aku memberinya sedikit nasihat.” Ucap Taeyeon.
“kenapa kau tidak bilang sih, harusnya kau curiga dia akan pergi.” cibir Sunny.
“sudah sudah, ayo kembali ke sekolah.” Ajak Siwon.
“kita bolos saja, sudah terlanjur kan.” Bujuk Donghae, Kyuhyun dan Jongwoon segera mengangguk menyetujuinya.
“tidak-tidak, songsaenim nanti marah.” Cegah Taeyeon, Seohyun mengangguk paling setuju dengan Taeyeon.

Mereka berdebat sepanjang berjalan menuju mobil. Sesekali mereka tertawa dan menggoda Jongwoon untuk mentraktir makan karena resmi berkencan dengan Yuri, menggoda Yoona yang bahagia mendapat hadiah dari Kibum. Sampai berdebat soal siapa yang akan mengemudikan mobil. 

To Be Continued...

Annyeonghasseo readers^^
Akhirnya part 13 keluar juga^^. Makasih ya buat readers yang selalu setia menanti ff yang satu ini. Rencananya ff ini hanya akan dibuat 15 part saja, author sudah membuat draft ceritanya jadi tinggal remake saja..hehe. Pokoknya nantikan terus ya ff ini, semoga part selanjutnya cepat terposting..hehee. Dan berjuta kali author mohon jejak, komentar atau apapun itu. Selamat membaca^^
 


10 komentar :

  1. Ini bener bener berapa abad dilanjutnya=)) Ah terimakasih kak udah lanjut ffnya,pokonya selalu keren lah ffnya:D eh kalau boleh Haesicanya dibanyakin yaa kak:D Next chapternya harus bulan sekarang yaa!!HARUS

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gomapta~
      Saran akan di tampung, ditunggu aja ya chapter selanjutnya^^

      Hapus
  2. Sukaa banget ff nyaaa:) apa lagi sama HaeSica nya. Dan chapter ini sungguh sedih. Kalau sebelumnya kasian liat jessica. Sekarang kasian liat yoonA. Tolong persatukan mereka semua diakhir nya ya author :) dan update soon please :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gomapta atas komentarnya, author tampung usul ceritanya. Jangan bosan-bosan mampir ya...^^

      Hapus
  3. Oiya author nim ga berniat buat update setahun kemudian kan thor ? Please jgn terlalu lama ya thor. Karna sumpah emang ceritanya keren abis :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Anyeong~
      Ditunggu aja ya chapter selanjutnya, mian author sedikit sibuk jadi lumayan lama update chapter baru. Tapi tenang saja, gag akan sampai satu tahun kok..kekekee
      Gomawoyeo~

      Hapus
  4. Sekian gak coment akhirnya ada lanjutannya.. Suka bgt apalagi bagia jessica & donghaenya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gomawo atas komennya~
      selalu tunggu chapter selanjutnya ya..see you^^

      Hapus
  5. Author nim~ ini udah oktober.. kapan bakal di update nya ? Ga sabar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal^^
      Gomawo komennya, tunggu terus ya serial yang satu ini. Masih dalam tahap penulisan part 14. Tengah november akan segera diposting. See you..

      Hapus