First to Love
Author : Sae
Cast : Sehun (EXO)
Irene (Red Velvet)
Genre : Romance, School life.
Type : Oneshoot
“Orang
bilang, cinta pertama tidak akan pernah berhasil sampai akhir. Tapi, aku tetap
percaya. Setidaknya sampai hari ini...-Irene”
Siang yang lebih cerah dibanding kemarin, suasana kelas
berubah ramai setelah Yunho Songsaenim mengumumkan agar semua siswa mengumpulkan
formulir rencana masa depan. Ya, saat ini mereka ditingkat akhir sekolah
menengah atas. Beberapa minggu lagi mereka akan
melaksanakan ujian kelulusan. Hari berikutnya akan dimulai dengan
kesibukan kelas tambahan.
Beberapa siswa sibuk berdiskusi tentang rencana masa
depan setelah lulus. Sebagian dari mereka berencana masuk universitas, sebagian
lagi antusias dengan rencana lainnya.
“Baiklah, sekarang kumpulkan formulir kalian pada kami
disini...” ucap Baekhyun yang berdiri bersama Sehun didepan kelas.
Baekhyun dan Sehun dikenal bersahabat sejak bangku SMP. Baekhyun
adalah ketua kelas 3-1, sedangkan disebelahnya adalah Sehun, siswa laki-laki
yang sangat populer di sekolah. Selain tampan, Sehun selalu menjadi peringkat
pertama dikelas.
Segera setelah itu, para siswi perempuan berebut
mengumpulkan formulir pada Sehun. Baekhyun yang berdiri di sebelahnya sampai tergeser
kekanan.
“Hei kalian! ya ampun. Tidak ada yang mau mengumpulkan
padaku?” Baekhyun mencibir dengan sebal.
“Ini milikku, jangan sampai hilang...” Irene menyerahkan
formulirnya pada Baekhyun, lalu kembali ke bangkunya.
Baekhyun langsung tersenyum dengan cerah, setidaknya
masih ada satu orang siswi yang mau mengumpulkan formulir padanya. Sedangkan
Sehun yang masih dikerumuni siswi lain sedikit terkejut melihatnya.
“Wah kau dapat formulir semua siswi perempuan...”
Baekhyun menatap iri pada tumpkan formulir ditangan Sehun setelah semua siswa
keluar kelas.
“Tapi coba lihat, aku dapat milik Irene...” Baekhyun
pamer pada Sehun “biasanya semua siswi perempuan tertarik padamu, tapi ternyata
Irene tidak tertarik padamu...” ledeknya.
“Jangan banyak bicara, Songsaenim sudah menunggu!” Sehun
dengan sebal menarik Baekhyun berjalan.
>>
“Aku benar-benar payah...” keluh Irene pada Wendy saat
mereka berjalan di koridor kelas.
“Semanga! Bukankah sudah bertekad akan melupakannya...”
Wendy memberikan semangat pada sahabatnya.
“Lihat! Bukankah ini foto-foto saat festival musim semi
yang lalu...” Wendy menarik tangan Irene ke depan mading. Mereka melihat satu
persatu foto yang ditempel dengan antusias.
“Wah manis sekali...” Irene tersenyum melihat foto saat
kelas mereka sedang bertanding.
“Irene, coba lihat ini...” Wendy menunjuk kesebuah foto.
Terlihat gambar Irene, Wendy dan beberapa teman kelas mereka berpose ke kamera
ditengah-tengah kerumunan.
“Sangat Lucu...” komentar Irene.
Wendy mendecakkan lidah, bukan itu yang ia maksud. Ia
kemudian menunjuk gambar seseorang yang tertangkap kamera dibelakang mereka.
“Coba perhatikan, bukankah itu Sehun. Dia melihat
kearahmu...”
Seketika pipi Irene bersemu merah, Wendy mencubit perut
Irene membuat gadis itu berkelit geli.
“Ya ampun lihatlah, wajahmu bersemu merah!” ledek Wendy,
Irene mencoba untuk menutup pipinya dengan tangan.
“Jangan bicara yang tidak-tidak! Mungkin saja itu hanya
kebetulan...” Irene berjalan dengan cepat meninggalkan Wendy yang tertawa geli.
“Irene-ya...” panggil Wendy
“Kau kekelas duluan, aku harus keruang konseling...” Irene
menanggapi singkat Wendy yang memanggilnya.
Irene terus berjalan menunduk menutupi pipinya yang
bersemu merah dengan tangan. Ia sudah berjanji pada Wendy untuk segera
melupakan cinta sepihaknya pada Sehun. Tapi saat melihat sebuah foto tadi,
hatinya tidak berhenti berdebar-debar.
Sehun adalah cinta pertamanya. Irene jatuh cinta pada
Sehun pada pandangan pertama sejak mereka duduk di kelas lima sekolah dasar.
Saat itu Sehun adalah siswa pindahan dari kota dan menjadi idola di sekolah.
Itulah sebabnya hampir delapan tahun Irene hanya memendam perasaannya. Irene
selalu masuk ke sekolah yang sama dengan Sehun. Tapi karena banyak siswi yang
lebih cantik dan pintar selalu mengelilingi Sehun, membuat Irene semakin tidak
percaya diri. Bahkan hanya untuk berdiri didekatnya.
Irene masih sibuk mengibas-ngibaskan kedua tangannya
dipipi. Ia sama sekali tidak memperhatikan jalan, saat berjalan ditikungan
dikoridor. Ia justru menabrak siswa lain dan hampir terjatuh. Untung saja siswa
itu memegangi tangannya.
“Gwaenchana?” tanya Sehun.
Irene gelagapan melihat siapa yang ada didepannya, dan
memegang tangannya.
“Ahh,ti tidak apa-apa...” Irene segera menarik tangannya
dan menjauhkan tubuhnya.
“Mianhae...” irene menunduk dan segera berlari dari sana.
Sehun hanya diam memandangi Irene yang berjalan semakin
menjauh.
>>
Irene masuk ke ruang konseling dengan perasaan yang masih
kacau. Ia memberi salam pada Sooyoung songsaenim dan duduk didepan meja
konseling. Hatinya masih berdegup dengan kencang, bahkan ia sampai khawatir
kalau songsaenim dapat mendengarnya.
“Apa songsaenim memanggil saya?”
“A iya. Ini beberapa formulir pendaftaran universitas,
bagikan juga pada teman-temanmu...” Sooyoung Songsaenim memberikan beberapa
tumpukan formulir.
Irene mengangguk dan merapikan formulir itu. Tapi, ia
melihat selembar kertas di meja. Sebuah formulir yang sudah dicoret tanda
silang lebar-lebar.
“Maaf songsaenim, apa seseorang meninggalkan formulirnya
disini?”
“Oh benar, itu pasti milik Sehun. Aku menyuruhnya untuk
memikirkan lagi tentang rencana setelah lulus, tapi anak itu justru
meninggalkannya disini...” Sooyoung songsaenim mendecak pelan.
“Aku ada rapat dikantor. Kalau tidak keberatan, kau bisa
berjaga disini sebentar?”
Irene mengangguk, setelah songsaenim keluar ruangan, ia
duduk dan mengambil lembar formulir yang Sehun tinggalkan. Irene mengeluarkan
pensil dan mulai mengisi beberapa tulisan di bagian minat dan kesukaan.
1. Sangat
menyukai sepak bola. Menjadi kapten sejak sekolah dasar.
2. Selalu
menjadi peringkat satu di kelas.
3. Pernah
menjadi ketua osis dan sangat pekerja keras.
4. Sedikit
dingin tapi sangat baik hati dan...
Tanpa sadar Irene menghentikan tulisannya. Ia menghela nafas,
begitu banyak hal yang ia ketahui sampai tidak akan muat jika semuanya ditulis.
Irene mengeluarkan penghapus, tapi ia memasukkannya kembali. Ia memandangi
tulisannya sampai akhirnya tertidur disana.
>>
Sehun berjalan ke ruang konseling, ia lupa membawa
formulir dan meninggalkannya disana. Ia harus segera mengambilnya atau Sooyoung
songsaenim pasti akan menceramahinya. Setelah mengetuk pintu dan tidak ada
jawaban, Sehun membuka pintu dan masuk keruangan. Ia sedikit terkejut melihat
Irene tertidur disana dan menindih formulir dengan kedua tangannya. Sehun
menggaruk kepalanya, bagaimana cara mengambil formulir itu tanpa
membangunkannya.
Akhirnya Sehun mendekati Irene dan menarik sedikit demi
sedikit formulirnya tanpa menimbulkan suara sedikitpun. Tapi baru sebagian
formulir ia tarik, Irene bangun dan terkejut. Gadis itu segera berdiri dan
memandang Sehun terbelalak.
“Ah mianhae, membangunkanmu. Aku hanya ingin mengambil
formulir itu...” Sehun menunjuk formulir di atas meja.
Deg!
Irene baru sadar, ia sama sekali belum menghapus
tulisannya. Wajahnya seketika memerah. Benar-benar gawat jika Sehun membaca
tulisannya.
“Cha cha chhankaman...” ucap Irene gelagapan.
Sehun mengerutkan kedua alisnya. Irene berfikir dengan
keras bagaimana cara agar bisa menghapus tulisannya.
“Aku dengar, kau tidak punya rencana masa depan?” ucap
Irene seadanya.
“Mwo?” tanya Sehun bingung.
“Itu, itu, eh maksudku, seharusnya kau punya rencana masa
depan. Kau tidak bisa menyia-nyiakan kepandaianmu. Setidaknya, pikirkan
sesuatu...”
“Itu bukan urusanmu.”
Irene terkejut Sehun memotong kata-katanya dengan dingin.
Sehun mengambil formulirnya dan meremasnya. Untuk pertama kalinya Irene melihat
ekspresi Sehun yang seperti itu. Irene meremas ujung roknya. Kali ini ia pasti
mengucapkan kata-kata yang melewati batas.
Tanpa sepatah kata pun, Sehun keluar dari ruangan. Irene
menunduk dengan sedih, tanpa sadar air matanya menetes begitu saja. Entah
kenapa perasaannya benar-benar terluka. Ini benar-benar akan menjadi akhir dari
cinta pertamanya.
>>
Sejak kejadian hari itu, Irene benar-benar menghindari
Sehun. Bahkan jika terpaksa mereka bertemu, Irene tidak akan pernah berani
melihatnya. Ia yakin telah membuat Sehun marah. Ia merasa menjadi gadis paling bodoh
dan tidak pantas bahkan hanya untuk melihat Sehun. Irene menjadi lebih pendiam
dan hanya fokus belajar. Ia sudah bertekad untuk benar-benar melupakan perasaan
sepihaknya.
Akhirnya hari kelulusan itu tiba. Hari kebebasan setelah
melewati masa belajar dan ujian yang berat. Wajah-wajah yang penuh dengan
tekanan akhirnya berubah menjadi cerah dengan senyum mengembang di setiap sudut
bibir siswa. Setelah melewati upacara kelulusan dan penerimaan ijazah, para
siswa berkumpul di depan sekolah. Meraka berbahagia, berfoto bersama teman dan
saling berpelukan bahagia.
Irene, Wendy dan beberapa teman kelasnya berfoto bersama.
Mengabadikan momen terakhir menggunakan seragam SMA.
“Kau yakin tidak mau foto bersama Sehun?” Wendy berbisik
menggoda sahabatnya.
Irene melotot dan memanyunkan bibirnya. Tapi meskipun
tubuhnya mengatakan tidak, entah kenapa hatinya merasakan hal yang berbeda.
Perasaannya tidak pernah berubah, ia masih saja berdebar sekaligus sakit saat
melihat Sehun.
“Kenapa tidak sekarang saja kau ungkapkan perasaanmu yang
sebenarnya. Setelah ini, mungkin kau tidak akan punya kesempatan untuk
melihatnya...”
Wendy menepuk-nepuk bahu Irene, ia tahu bahwa sekeras
apapun berusaha, sahabatnya itu tidak bisa melupakan Sehun.
“Anio...” lirih Irene “aku sudah cukup senang menyukainya
diam-diam selama ini...”
Wendy memeluk Irene yang tersenyum getir. Keduanya lalu
berpelukan dengan erat.
“Oh iya, aku meninggalkan handphoneku di kelas, aku harus
mengambilnya...” Irene segera berlari saat menyadari handphonenya tertinggal di
meja.
“Dasar kau ini...” cibir Wendy melihat sahabatnya yang
pelupa itu berlari kencang.
>>
Saat berjalan di koridor menuju kelas, Irene mendengar
suara seseorang dari halaman belakang. Irene yang penasaran lalu mengintip dari
jendela. Ia hanya ingin memastikan apakah pendengarannya benar. Tanpa disangka,
seseorang yang berada di halaman belakang sekolah adalah Sehun dan seorang
siswi.
Irene mencoba untuk mengacuhkan, tapi kakinya tidak
bergerak sama sekali. Akhirnya Irene diam berdiri disana. ia tahu mungkin
perasaannya akan semakin terluka jika tetap ada disana, tapi ia akan memastikan
ini menjadi yang terakhir kalinya.
“Sudah lama aku ingin mengatakannya, Sehun aku
menyukaimu. Tolong berkencan lah denganku...” siswi perempuan itu menyatakan
cintanya pada Sehun.
Irene sudah bisa menebaknya, ia merasa kagum dengan
keberanian gadis itu. Setidaknya, gadis itu berani jujur dengan perasaannya.
Tidak seperti dirinya.
“Tentu aku menyukaimu...” jawab Sehun
Mendengar jawaban Sehun, perasaan Irene benar-benar terluka.
Ia baru menyadari perasaannya sungguh bertepuk sebelah tangan. Tiba-tiba
jendela tempatnya menyender terbuka menimbulkan decitan yang cukup keras. Sehun
dan siswi itu menoleh, Irene tertangkap basah sedang mengintip.
“Ah yaampun...maaf, maaf...hehehe” wajah Irene terlihat
bodoh.
“Sekali lagi aku maaf sudah mengganggu, silahkan
lanjutkan percakapan kalian...”
Setelah menarik knop jendela, Irene mengambil langkah
seribu pergi dari sana. Ia merasa sangat payah dan bodoh.
“Ya, Irene-ya...” panggil Sehun, tapi Irene sudah tidak
terlihat lagi.
“Sehunie~” panggil siswi perempuan itu, Sehun mengacak
rambutnya frustasi.
“Baiklah, aku bilang aku menyukaimu. Tapi rasa suka
sebatas teman, tidak lebih. Jadi tolong jangan menyukai orang sepertiku lagi.”
Seketika juga siswi itu menangis tersedu karena
perasaannya ditolak. Sehun menepuk-nepuk bahu siswi perempuan itu, membungkuk
meminta maaf dan pergi dari sana.
>>
Irene terengah-engah sesampainya di kelas. Ia berhasil
lolos dari situasi canggung dan masuk ke kelas. Irene mengambil handphonenya
dan mengamati ruang kelas, ia pasti akan merindukan kelas itu.Kemudian ia
menyapu pandangannya ke papan tulis. Irene tersenyum mengingat kenangan saat
Sehun membantunya menghapus papan tulis, ia juga kembali mengingat saat mereka
berdiri di depan kelas bersama karena lupa membawa pekerjaan rumah. Hatinya kembali
terluka.
Irene mengambil spidol dan mulai menggambar sesuatu
disana untuk diabadikan. Setidaknya, papan tulis ini satu-satunya kenangan
manis yang ia miliki bersama Sehun. Irene menggambar sebuah payung besar dan
menambahkan gambar hati diatasnya. Ia menulis namanya dibawah payung itu, tapi
ia merasa tidak yakin untuk menulis nama seseorang disampingnya.
“Disini...”
Irene menoleh dan terkejut mendapati Sehun berdiri
disebelahnya.
“Disini, apa boleh aku tulis namaku disini?” Sehun
menunjuk papan tulis dan tersenyum.
Irene yang masih terkejut belum bisa mencerna satu pun
ucapan Sehun. Ia menatap Sehun tak percaya. Sehun tersenyum dan mengambil
spidol ditangan Irene. Lalu ia menuliskan namanya di bawah payung di sebelah
nama Irene.
“Aku sudah membaca tulisanmu diformulir saat itu, aku
juga tahu kau yang selalu mengirim bubble tea saat aku latihan di club SMP
dulu.”
“Mianhae, aku seharusnya mengatakan ini dari dulu...”
Irene baru menyadari, ternyata Sehun tahu semua yang ia
lakukan selama ini.
“Aku menyukaimu, Irene-ya. Aku menyukaimu sejak pertama
kita bertemu di sekolah dasar.” Ucap Sehun.
Irene hampir tidak percaya dengan apa yang ia dengar,
tanpa sadar air matanya mengalir begitu saja. Sehun menghapus air mata Irene
dan memeluknya.
“Maukah kau berkencan denganku?”
Irene tak bisa mengatakan apapun, ia hanya mengangguk dan
memeluk Sehun dengan erat.
“Ya,
sebagian orang bilang cinta pertama tidak akan bertahan sampai akhir. Tapi karena
aku percaya, cinta itu membawaku sampai saat ini. terima kasih!-Irene”
END
Annyeonghasseo~
Bulan yang tegang, bulan Juni yang panas, bulan yang penuh perjuangan bagiku karena harus melewati banyak tugas..kekee.
Wah, Author bawa ff dengan nama pena yang baru^^. Ini ff oneshoot dengan cast baru. Readers pasti gregetan menunggu part ff sebelumnya, tapi yang muncul justru ff baru..haha.
Sebenarnya ini ff yang ditulis tanpa sengaja dengan inspirasi salah satu manga lewat yang aku baca(tolong abaikan). Tapi readers jangan khawatir, ff part sebelumnya sudah banyak yang terjamah(apa ini)..kekee.
pokoknya tunggu ff selanjutnya ya..Jangan lupa jejaknya. Setidaknya komen dong kalau sudah baca. Ok!
Selamat membaca, Ghamsahamnida~
keren deh thor, banyakin ya ff irene aku suka banget. please buat seulgi juga dong. hehe makasih :)
BalasHapusGhamsahamnida :)
Hapusok ditampung dulu deh idenya, hehe.
Daebak Dah,,,Apalagi cast Irene,,Buat Yg Castnya Irene lagi ya Thor,,Sma V atau sma Bogum..Fighting..
BalasHapusGhamsahamnida^^
Hapusnanti author pertimbangin idenya buat cast Irene dan yang lain :)
Bagus banget deh, aku suka irene, pliss ff oneshoot banyakin ya kak^^
BalasHapusGhamsahamnida^^
Hapusbaiklah, sering mampir ya hehe