Rain

Rain Cloud

Minggu, 07 Juni 2015

Oneshoot : First to Love

First to Love







Author             :           Sae
Cast                :           Sehun (EXO)
                                    Irene   (Red Velvet)
Genre             :           Romance, School life.
Type               :           Oneshoot


“Orang bilang, cinta pertama tidak akan pernah berhasil sampai akhir. Tapi, aku tetap percaya. Setidaknya sampai hari ini...-Irene”


Siang yang lebih cerah dibanding kemarin, suasana kelas berubah ramai setelah Yunho Songsaenim mengumumkan agar semua siswa mengumpulkan formulir rencana masa depan. Ya, saat ini mereka ditingkat akhir sekolah menengah atas. Beberapa minggu lagi mereka akan  melaksanakan ujian kelulusan. Hari berikutnya akan dimulai dengan kesibukan kelas tambahan.

Beberapa siswa sibuk berdiskusi tentang rencana masa depan setelah lulus. Sebagian dari mereka berencana masuk universitas, sebagian lagi antusias dengan rencana lainnya.

“Baiklah, sekarang kumpulkan formulir kalian pada kami disini...” ucap Baekhyun yang berdiri bersama Sehun didepan kelas. 

Baekhyun dan Sehun dikenal bersahabat sejak bangku SMP. Baekhyun adalah ketua kelas 3-1, sedangkan disebelahnya adalah Sehun, siswa laki-laki yang sangat populer di sekolah. Selain tampan, Sehun selalu menjadi peringkat pertama dikelas.

Segera setelah itu, para siswi perempuan berebut mengumpulkan formulir pada Sehun. Baekhyun yang berdiri di sebelahnya sampai tergeser kekanan.

“Hei kalian! ya ampun. Tidak ada yang mau mengumpulkan padaku?” Baekhyun mencibir dengan sebal.

“Ini milikku, jangan sampai hilang...” Irene menyerahkan formulirnya pada Baekhyun, lalu kembali ke bangkunya.

Baekhyun langsung tersenyum dengan cerah, setidaknya masih ada satu orang siswi yang mau mengumpulkan formulir padanya. Sedangkan Sehun yang masih dikerumuni siswi lain sedikit terkejut melihatnya.

“Wah kau dapat formulir semua siswi perempuan...” Baekhyun menatap iri pada tumpkan formulir ditangan Sehun setelah semua siswa keluar kelas.

“Tapi coba lihat, aku dapat milik Irene...” Baekhyun pamer pada Sehun “biasanya semua siswi perempuan tertarik padamu, tapi ternyata Irene tidak tertarik padamu...” ledeknya.

“Jangan banyak bicara, Songsaenim sudah menunggu!” Sehun dengan sebal menarik Baekhyun berjalan.

>> 

“Aku benar-benar payah...” keluh Irene pada Wendy saat mereka berjalan di koridor kelas.

“Semanga! Bukankah sudah bertekad akan melupakannya...” Wendy memberikan semangat pada sahabatnya.

“Lihat! Bukankah ini foto-foto saat festival musim semi yang lalu...” Wendy menarik tangan Irene ke depan mading. Mereka melihat satu persatu foto yang ditempel dengan antusias.

“Wah manis sekali...” Irene tersenyum melihat foto saat kelas mereka sedang bertanding.

“Irene, coba lihat ini...” Wendy menunjuk kesebuah foto. Terlihat gambar Irene, Wendy dan beberapa teman kelas mereka berpose ke kamera ditengah-tengah kerumunan.

“Sangat Lucu...” komentar Irene.

Wendy mendecakkan lidah, bukan itu yang ia maksud. Ia kemudian menunjuk gambar seseorang yang tertangkap kamera dibelakang mereka.

“Coba perhatikan, bukankah itu Sehun. Dia melihat kearahmu...”

Seketika pipi Irene bersemu merah, Wendy mencubit perut Irene membuat gadis itu berkelit geli.

“Ya ampun lihatlah, wajahmu bersemu merah!” ledek Wendy, Irene mencoba untuk menutup pipinya dengan tangan.

“Jangan bicara yang tidak-tidak! Mungkin saja itu hanya kebetulan...” Irene berjalan dengan cepat meninggalkan Wendy yang tertawa geli.

“Irene-ya...” panggil Wendy

“Kau kekelas duluan, aku harus keruang konseling...” Irene menanggapi singkat Wendy yang memanggilnya.

Irene terus berjalan menunduk menutupi pipinya yang bersemu merah dengan tangan. Ia sudah berjanji pada Wendy untuk segera melupakan cinta sepihaknya pada Sehun. Tapi saat melihat sebuah foto tadi, hatinya  tidak berhenti berdebar-debar.

Sehun adalah cinta pertamanya. Irene jatuh cinta pada Sehun pada pandangan pertama sejak mereka duduk di kelas lima sekolah dasar. Saat itu Sehun adalah siswa pindahan dari kota dan menjadi idola di sekolah. Itulah sebabnya hampir delapan tahun Irene hanya memendam perasaannya. Irene selalu masuk ke sekolah yang sama dengan Sehun. Tapi karena banyak siswi yang lebih cantik dan pintar selalu mengelilingi Sehun, membuat Irene semakin tidak percaya diri. Bahkan hanya untuk berdiri didekatnya.

Irene masih sibuk mengibas-ngibaskan kedua tangannya dipipi. Ia sama sekali tidak memperhatikan jalan, saat berjalan ditikungan dikoridor. Ia justru menabrak siswa lain dan hampir terjatuh. Untung saja siswa itu memegangi tangannya.

“Gwaenchana?” tanya Sehun. 

Irene gelagapan melihat siapa yang ada didepannya, dan memegang tangannya.

“Ahh,ti tidak apa-apa...” Irene segera menarik tangannya dan menjauhkan tubuhnya.

“Mianhae...” irene menunduk dan segera berlari dari sana.

Sehun hanya diam memandangi Irene yang berjalan semakin menjauh.

>> 

Irene masuk ke ruang konseling dengan perasaan yang masih kacau. Ia memberi salam pada Sooyoung songsaenim dan duduk didepan meja konseling. Hatinya masih berdegup dengan kencang, bahkan ia sampai khawatir kalau songsaenim dapat mendengarnya.

“Apa songsaenim memanggil saya?”

“A iya. Ini beberapa formulir pendaftaran universitas, bagikan juga pada teman-temanmu...” Sooyoung Songsaenim memberikan beberapa tumpukan formulir.

Irene mengangguk dan merapikan formulir itu. Tapi, ia melihat selembar kertas di meja. Sebuah formulir yang sudah dicoret tanda silang lebar-lebar.

“Maaf songsaenim, apa seseorang meninggalkan formulirnya disini?” 

“Oh benar, itu pasti milik Sehun. Aku menyuruhnya untuk memikirkan lagi tentang rencana setelah lulus, tapi anak itu justru meninggalkannya disini...” Sooyoung songsaenim mendecak pelan.

“Aku ada rapat dikantor. Kalau tidak keberatan, kau bisa berjaga disini sebentar?”

Irene mengangguk, setelah songsaenim keluar ruangan, ia duduk dan mengambil lembar formulir yang Sehun tinggalkan. Irene mengeluarkan pensil dan mulai mengisi beberapa tulisan di bagian minat dan kesukaan.

1.    Sangat menyukai sepak bola. Menjadi kapten sejak sekolah dasar.
2.    Selalu menjadi peringkat satu di kelas.
3.    Pernah menjadi ketua osis dan sangat pekerja keras.
4.    Sedikit dingin tapi sangat baik hati dan...

Tanpa sadar Irene menghentikan tulisannya. Ia menghela nafas, begitu banyak hal yang ia ketahui sampai tidak akan muat jika semuanya ditulis. Irene mengeluarkan penghapus, tapi ia memasukkannya kembali. Ia memandangi tulisannya sampai akhirnya tertidur disana.

>> 

Sehun berjalan ke ruang konseling, ia lupa membawa formulir dan meninggalkannya disana. Ia harus segera mengambilnya atau Sooyoung songsaenim pasti akan menceramahinya. Setelah mengetuk pintu dan tidak ada jawaban, Sehun membuka pintu dan masuk keruangan. Ia sedikit terkejut melihat Irene tertidur disana dan menindih formulir dengan kedua tangannya. Sehun menggaruk kepalanya, bagaimana cara mengambil formulir itu tanpa membangunkannya.

Akhirnya Sehun mendekati Irene dan menarik sedikit demi sedikit formulirnya tanpa menimbulkan suara sedikitpun. Tapi baru sebagian formulir ia tarik, Irene bangun dan terkejut. Gadis itu segera berdiri dan memandang Sehun terbelalak.

“Ah mianhae, membangunkanmu. Aku hanya ingin mengambil formulir itu...” Sehun menunjuk formulir di atas meja.

Deg!

Irene baru sadar, ia sama sekali belum menghapus tulisannya. Wajahnya seketika memerah. Benar-benar gawat jika Sehun membaca tulisannya.

“Cha cha chhankaman...” ucap Irene gelagapan.

Sehun mengerutkan kedua alisnya. Irene berfikir dengan keras bagaimana cara agar bisa menghapus tulisannya.

“Aku dengar, kau tidak punya rencana masa depan?” ucap Irene seadanya.

“Mwo?” tanya Sehun bingung.

“Itu, itu, eh maksudku, seharusnya kau punya rencana masa depan. Kau tidak bisa menyia-nyiakan kepandaianmu. Setidaknya, pikirkan sesuatu...”

“Itu bukan urusanmu.”

Irene terkejut Sehun memotong kata-katanya dengan dingin. Sehun mengambil formulirnya dan meremasnya. Untuk pertama kalinya Irene melihat ekspresi Sehun yang seperti itu. Irene meremas ujung roknya. Kali ini ia pasti mengucapkan kata-kata yang melewati batas.

Tanpa sepatah kata pun, Sehun keluar dari ruangan. Irene menunduk dengan sedih, tanpa sadar air matanya menetes begitu saja. Entah kenapa perasaannya benar-benar terluka. Ini benar-benar akan menjadi akhir dari cinta pertamanya.

>> 

Sejak kejadian hari itu, Irene benar-benar menghindari Sehun. Bahkan jika terpaksa mereka bertemu, Irene tidak akan pernah berani melihatnya. Ia yakin telah membuat Sehun marah. Ia merasa menjadi gadis paling bodoh dan tidak pantas bahkan hanya untuk melihat Sehun. Irene menjadi lebih pendiam dan hanya fokus belajar. Ia sudah bertekad untuk benar-benar melupakan perasaan sepihaknya.

Akhirnya hari kelulusan itu tiba. Hari kebebasan setelah melewati masa belajar dan ujian yang berat. Wajah-wajah yang penuh dengan tekanan akhirnya berubah menjadi cerah dengan senyum mengembang di setiap sudut bibir siswa. Setelah melewati upacara kelulusan dan penerimaan ijazah, para siswa berkumpul di depan sekolah. Meraka berbahagia, berfoto bersama teman dan saling berpelukan bahagia. 

Irene, Wendy dan beberapa teman kelasnya berfoto bersama. Mengabadikan momen terakhir menggunakan seragam SMA.

“Kau yakin tidak mau foto bersama Sehun?” Wendy berbisik menggoda sahabatnya.

Irene melotot dan memanyunkan bibirnya. Tapi meskipun tubuhnya mengatakan tidak, entah kenapa hatinya merasakan hal yang berbeda. Perasaannya tidak pernah berubah, ia masih saja berdebar sekaligus sakit saat melihat Sehun.

“Kenapa tidak sekarang saja kau ungkapkan perasaanmu yang sebenarnya. Setelah ini, mungkin kau tidak akan punya kesempatan untuk melihatnya...”

Wendy menepuk-nepuk bahu Irene, ia tahu bahwa sekeras apapun berusaha, sahabatnya itu tidak bisa melupakan Sehun.

“Anio...” lirih Irene “aku sudah cukup senang menyukainya diam-diam selama ini...”

Wendy memeluk Irene yang tersenyum getir. Keduanya lalu berpelukan dengan erat.

“Oh iya, aku meninggalkan handphoneku di kelas, aku harus mengambilnya...” Irene segera berlari saat menyadari handphonenya tertinggal di meja.

“Dasar kau ini...” cibir Wendy melihat sahabatnya yang pelupa itu berlari kencang.

>> 

Saat berjalan di koridor menuju kelas, Irene mendengar suara seseorang dari halaman belakang. Irene yang penasaran lalu mengintip dari jendela. Ia hanya ingin memastikan apakah pendengarannya benar. Tanpa disangka, seseorang yang berada di halaman belakang sekolah adalah Sehun dan seorang siswi.

Irene mencoba untuk mengacuhkan, tapi kakinya tidak bergerak sama sekali. Akhirnya Irene diam berdiri disana. ia tahu mungkin perasaannya akan semakin terluka jika tetap ada disana, tapi ia akan memastikan ini menjadi yang terakhir kalinya.

“Sudah lama aku ingin mengatakannya, Sehun aku menyukaimu. Tolong berkencan lah denganku...” siswi perempuan itu menyatakan cintanya pada Sehun.

Irene sudah bisa menebaknya, ia merasa kagum dengan keberanian gadis itu. Setidaknya, gadis itu berani jujur dengan perasaannya. Tidak seperti dirinya.

“Tentu aku menyukaimu...” jawab Sehun

Mendengar jawaban Sehun, perasaan Irene benar-benar terluka. Ia baru menyadari perasaannya sungguh bertepuk sebelah tangan. Tiba-tiba jendela tempatnya menyender terbuka menimbulkan decitan yang cukup keras. Sehun dan siswi itu menoleh, Irene tertangkap basah sedang mengintip.

“Ah yaampun...maaf, maaf...hehehe” wajah Irene terlihat bodoh.

“Sekali lagi aku maaf sudah mengganggu, silahkan lanjutkan percakapan kalian...”

Setelah menarik knop jendela, Irene mengambil langkah seribu pergi dari sana. Ia merasa sangat payah dan bodoh. 

“Ya, Irene-ya...” panggil Sehun, tapi Irene sudah tidak terlihat lagi.

“Sehunie~” panggil siswi perempuan itu, Sehun mengacak rambutnya frustasi.

“Baiklah, aku bilang aku menyukaimu. Tapi rasa suka sebatas teman, tidak lebih. Jadi tolong jangan menyukai orang sepertiku lagi.”

Seketika juga siswi itu menangis tersedu karena perasaannya ditolak. Sehun menepuk-nepuk bahu siswi perempuan itu, membungkuk meminta maaf dan pergi dari sana.

>>

Irene terengah-engah sesampainya di kelas. Ia berhasil lolos dari situasi canggung dan masuk ke kelas. Irene mengambil handphonenya dan mengamati ruang kelas, ia pasti akan merindukan kelas itu.Kemudian ia menyapu pandangannya ke papan tulis. Irene tersenyum mengingat kenangan saat Sehun membantunya menghapus papan tulis, ia juga kembali mengingat saat mereka berdiri di depan kelas bersama karena lupa membawa pekerjaan rumah. Hatinya kembali terluka.

Irene mengambil spidol dan mulai menggambar sesuatu disana untuk diabadikan. Setidaknya, papan tulis ini satu-satunya kenangan manis yang ia miliki bersama Sehun. Irene menggambar sebuah payung besar dan menambahkan gambar hati diatasnya. Ia menulis namanya dibawah payung itu, tapi ia merasa tidak yakin untuk menulis nama seseorang disampingnya.

“Disini...”

Irene menoleh dan terkejut mendapati Sehun berdiri disebelahnya.

“Disini, apa boleh aku tulis namaku disini?” Sehun menunjuk papan tulis dan tersenyum.

Irene yang masih terkejut belum bisa mencerna satu pun ucapan Sehun. Ia menatap Sehun tak percaya. Sehun tersenyum dan mengambil spidol ditangan Irene. Lalu ia menuliskan namanya di bawah payung di sebelah nama Irene.

“Aku sudah membaca tulisanmu diformulir saat itu, aku juga tahu kau yang selalu mengirim bubble tea saat aku latihan di club SMP dulu.”

“Mianhae, aku seharusnya mengatakan ini dari dulu...”

Irene baru menyadari, ternyata Sehun tahu semua yang ia lakukan selama ini.

“Aku menyukaimu, Irene-ya. Aku menyukaimu sejak pertama kita bertemu di sekolah dasar.” Ucap Sehun.

Irene hampir tidak percaya dengan apa yang ia dengar, tanpa sadar air matanya mengalir begitu saja. Sehun menghapus air mata Irene dan memeluknya.

“Maukah kau berkencan denganku?”

Irene tak bisa mengatakan apapun, ia hanya mengangguk dan memeluk Sehun dengan erat.

“Ya, sebagian orang bilang cinta pertama tidak akan bertahan sampai akhir. Tapi karena aku percaya, cinta itu membawaku sampai saat ini. terima kasih!-Irene”

END


Annyeonghasseo~
Bulan yang tegang, bulan Juni yang panas, bulan yang penuh perjuangan bagiku karena harus melewati banyak tugas..kekee.
Wah, Author bawa ff dengan nama pena yang baru^^. Ini ff oneshoot dengan cast baru. Readers pasti gregetan menunggu part ff sebelumnya, tapi yang muncul justru ff baru..haha.
Sebenarnya  ini ff yang ditulis tanpa sengaja dengan inspirasi salah satu manga lewat yang aku baca(tolong abaikan). Tapi readers jangan khawatir, ff part sebelumnya sudah banyak yang terjamah(apa ini)..kekee.
pokoknya tunggu ff selanjutnya ya..Jangan lupa jejaknya. Setidaknya komen dong kalau sudah baca. Ok!
Selamat membaca, Ghamsahamnida~

6 komentar :

  1. keren deh thor, banyakin ya ff irene aku suka banget. please buat seulgi juga dong. hehe makasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ghamsahamnida :)
      ok ditampung dulu deh idenya, hehe.

      Hapus
  2. Daebak Dah,,,Apalagi cast Irene,,Buat Yg Castnya Irene lagi ya Thor,,Sma V atau sma Bogum..Fighting..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ghamsahamnida^^
      nanti author pertimbangin idenya buat cast Irene dan yang lain :)

      Hapus
  3. Bagus banget deh, aku suka irene, pliss ff oneshoot banyakin ya kak^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ghamsahamnida^^
      baiklah, sering mampir ya hehe

      Hapus