SPECIAL HIGH SCHOOL part 10
Title : Special
High School
Author : Sae
Main Cast : Kim Kibum Im
Yoona
Choi
Siwon Tiffany Hwang
Lee
Donghae Jessica Jung
Park
Jungsoo(Leeteuk) Kim Taeyeon
Cho
Kyuhyun Seo Hyun
Kim
Jongwoon(Yesung) Kwon Yuri
Lee
Sungmin Lee Sunkyu(sunny)
Cameo : Baekhyun, Victoria, Yonghwa
Genre : Romance,Comedy(?), School life,
Friendship
Chapter : 10
Happy reading^^
Yuri mengerjap-ngerjapkan mata
menyesuaikan cahaya matahari yang menyusup melalui jendela kamarnya. Dengan
setengah sadar Yuri duduk bersila, kepalanya masih terasa berat karena semalam
terlalu banyak minum. Terdengar ketukan pintu, perempuan paruh baya masuk
membawa nampan.
“morning chagi(sayang)…” Mrs.
Kwon duduk di pinggir tempat tidur “eomma bawakan teh madu. Ini bisa mengurangi
sakit kepala, minumlah..”
Yuri menyesap tehnya perlahan,
menghirup aroma manis yang dengan cepat mengurangi efek mabuknya “apa Yoongie
mengatakan sesuatu semalam?”
“Yoongie? Semalam tidak kemari…”
ucapan Mrs.Kwon membuat Yuri hampir tersedak.
“apa maksud eomma? Bukankah
semalam Yoona yang mengantarku pulang?”
“kau ini bicara apa?! Lalu siapa namja
yang mengantarmu semalam? Dia bilang namanya Kim Jongwoon. Apa dia pacar
barumu? Ahh, dia lumayan juga, anaknya sangat sopan…” goda Mrs.Kwon
“siapa yang eomma bicarakan? Kim
Jongwoon? Jadi Kim Jongwoon yang mengantarku semalam? Kim Jongwoon?” mata Yuri
membulat sempurna, Mrs.Kwon mengangguk mantap.
“andwaeee(tidak)…” Yuri mengacak
rambutnya dan mulai mengingat satu persatu kejadian semalam. “andwaeeeeeee…ahh
etteohkeeeee(apa yang harus aku lakukan)? Huaaa…Eommmaaaa……” teriaknya.
Mrs.Kim hanya geleng-geleng
kepala melihat tingkah putrinya yang melompat-lompat frustasi diatas tempat
tidur.
>>
Yoona duduk menyendiri di sudut
perpustakaan, tempat itu cukup sepi untuk menenangkan pikirannya. Buku
ditangannya dibiarkan terbuka tak terbaca, matanya justeru memandang kosong
kedepan, mengingat semua perkataan Appanya semalam, perdebatan yang menyisakan
luka dihatinya.
#flashback
Plaakkk!!
Sebuah tamparan mendarat mulus dipipi
Yoona. Gadis itu memegangi pipinya yang memanas, air matapun mulai menetes.
Mrs.Im tidak kuasa menahan tangis melihat suaminya menampar putri mereka
satu-satunya.
“jadi namja itu putra dari K-one
corperation?! Jadi dia namja yang membuatmu ingin membatalkan pertunangan?!!” wajah
Mr.Im memerah murka, Yoona hanya menunduk tidak mampu bersuara.
“tenanglah yeobo(sayang). Jangan seperti
ini…” Mrs.Im menenangkan amarah suaminya.
“jangan ucapkan hal bodoh seperti
itu lagi! kau tahu mereka adalah pesaing perusahaan kita!” teriak Mr.Im
“perjodohanmu tidak akan pernah dibatalkan! Cepat masuk kekamarmu sekarang
juga!”
“Appa……” lirih Yoona, Mr.Im
memalingkan wajahnya, berjalan meninggalkan Yoona yang masih memohon
berlinangan air mata.
#flasback end
Yoona menghela nafas panjang.
Pikirannya melayang entah kemana. Semuanya terasa tidak mungkin lagi baginya,
dia tahu bahwa apapun yang Appanya katakan sebuah keputusan telak yang harus
dia terima, apalagi ini urusan yang serius, K-one merupakan rival perusahaan
Appanya, tidak akan pernah bisa, selama Kibum masih pewaris K-one, selamanya
tidak akan pernah bisa bagi mereka bersama.
“apa kau sedang menghindari sesuatu?
Kenapa bersembunyi di sini?” Yoona mendongak dan mendapati Kibum berdiri disampingnya.
Yoona hanya tersenyum tipis.
“sepertinya tempat ini sangat
nyaman untuk melamun…” Kibum duduk disebelah Yoona, mengacak lembut puncak
kepala gadis itu. Apapun alasannya, yoona sangat suka melihat senyum Kibum,
senyum yang menghangatkan sekujur tubuhnya yang membeku.
“bagaimana oppa bisa
menemukanku?”
“feelingku sangat tajam…” canda
Kibum, Yoona tersenyum geli mendengar Kibum menirukan kata-katanya.
“gwaenchana(kau baik-baik saja)?”
tanya Kibum setelah hening beberapa saat.
“anio. Perasaanku sangat buruk…”
lirih Yoona, lalu menyenderkan kepalanya ke lengan Kibum. “oppa…apa yang harus
kita lakukan? Kita bahkan belum memulainya…”
Kibum terdiam, apa yang dikatakan
Yoona adalah sebuah kebenaran, sulit bagi mereka untuk bersama bahkan sebelum
semua itu di mulai.
“oppa…”
“hmmm?”
“ayo berkencan. Cukup sehari…”
“mmmm baiklah…” Kibum menggenggam
tangan Yoona “apa kita juga perlu melarikan diri bersama?” godanya membuat
Yoona tersenyum ditengah isakan tangis.
“dasar pabo!” cibir Yoona,
lalu keduanya terkekeh geli.
>>
Mata Kyuhyun membulat sempurna
mendengar ucapan Donghae, berbeda dengan ekspresi datar yang lain. Donghae
sudah berkencan dengan Victoria? memang apa yang perlu di kagetkan. Tapi berbeda
bagi Kyuhyun, karena yeoja itu Victoria, berarti Donghae benar-benar
menyelamatkannya dari perjodohan. Gossip memang akan lebih cepat beredar di
banding info mading sekolahan.
“hyung kau tidak bercanda kan?
Kencan dengan Victoria?”
“ini kan yang kau mau?
menyingkirkannya darimu.”
“hahaha gomawo hyungg…gomawo…aku
akan membalas budi baikmu ini…” Kyuhyun berusaha memeluk Donghae.
“ah baiklah, baiklah, tapi jangan
berlebihan seperti ini…” Donghae bergidik geli “lagipula itu hanya permainan
kan. Jangan lupa PSP yang sudah kau janjikan.” Tagihnya.
“tentu saja hyung, aku akan segera
membelikannya untukmu…”
Ya, mereka memang sudah membuat
kesepakan, jika Donghae mau berkencan dengan Victoria, kyuhyun berjanji akan
membelikan PSP limited edition yang Donghae inginkan.
“jadi opppa sungguh-sungguh mau
berkencan dengan nenek sihir itu?” Tiffany memperjelas.
“ne, hitung-hitung menambah
daftar mantan-mantanku. Hahaha…” Donghae tertawa evil membuat yang lain memutar
bola matanya malas.
“tapi hyung, benarkah tidak
apa-apa? Bagaimana dengan putri es berjalanmu?”
Buuggghhh!!. Donghae melemparkan
buku tebalnya mengenai Kyuhyun
“neo! berani sekali kau menyebut
Jessica putri es berjalan!” semprot Donghae. Kyuhyun hanya meringis kesakitan .
“ah baiklah baiklah…tapi dia
memang dingin seperti es kan” Kyuhyun buru-buru kabur melihat Donghae bersiap melempar
satu buku lagi padanya.
“kalian ini berisik sekali!”
Taeyeon berdiri dari kursinya dan berjalan keluar kelas dengan wajah muram.
Mereka semua memandangi Taeyeon dengan heran.
“ada apa dengannya?” tanya Siwon,
yang lain mengangkat bahu, tidak tahu.
“pasti dia sedang menstruuu…”
belum selesai Jongwoon sudah mendapat lemparan diktat dari Sunny. “yakk Lee sunkyu!
Aduh kepalaku……” Jongwoon mengusap-usap kepalanya.
>>
Taeyeon berjalan keluar dari
kelas dengan kesal. Sebenarnya bukan karena teman-temannya yang berisik, tapi
Taeyeon merasa kesal sejak pagi saat bertemu dengan Jungsoo. Taeyeon
mengembalikan buku yang dia pinjam dan sedikit bertanya tentang foto wanita
yang terselip dibuku karena penasaran. Tapi tidak disangka reaksi Jungsoo sangat
dingin, bahkan sempat membentaknya. Entah kenapa hatinya jadi terluka, dan
lebih menyakitkan lagi, dengan dingin Jungsoo mengatakan wanita itu adalah
kekasihnya.
Taeyeon berjalan gontai ke toilet
siswi dan mencuci wajahnya, berharap perasaannya segar kembali. Beberapa menit
kemudian Taeyeon keluar dan sangat terkejut hampir menabrak Baekhyun yang ada
didepan pintu.
“yakk Baekhyun-ya! Apa yang kau
lakukan didepan toilet yeoja?” semprotnya.
“hehehe…” Baekhyun meringis “tadi
aku melihat nuna berjalan dengan gontai, jadi aku ikuti. Tapi aku tidak
mengintip kok” ucapnya sungguh-sungguh.
“ara ara…” Taeyeon tersenyum geli
“kenapa di luar? Kau membolos dari kelas ya…”
“nuna sendiri kenapa keluar kelas?”
“aku hanya sedang bosan. Lagi pula
tidak ada songsaenim dikelas…”
“nado(aku juga). Sangat
membosankan tidak ada songsaenim dikelas…” Baekyun mengikuti langkah Taeyeon
“oh ya nuna, bagaimana kalau kita cari minuman segar, aku yang belikan…”
tawarnya, dengan senang hati Taeyeon mengangguk setuju.
Mereka akhirnya duduk dibangku taman
belakang, cukup sepi karena jam belajar masih berlangsung. Hanya beberapa siswi berada diluar, entah apa yang sedang
mereka kerjakan, bisa jadi juga sedang membolos dari kelas. Taeyeon dan
Baekhyun asyik mengobrol, sesekali tertawa ringan membicarakan hal-hal lucu,
sampai tidak menyadari seseorang menghampiri mereka.
“apa yang kalian lakukan disini?”
Taeyeon dan Baekhyun segera berdiri melihat Jungsoo songsaenim “Kalian membolos
dari kelas?”
“animnida songsaenim, kami tidak
membolos…” Taeyeon dan Baekhyun menundukkan kepala.
“jangan sampai komite
kedisiplinan melihat kalian! Cepat masuk kelas.” ucap Jungsoo tegas.
“ne. Ghamshahamnida songsaenim…”
Keduanya membungkuk dan bergegas pergi. Baekhyun mengikuti langkah Taeyeon
dibelakang.
“Baekyun-ya…” dengan cepat si
empunya nama menoleh
“ya songsaenim?”
“kelasmu disebelah sana...” Jungsoo
menunjuk arah berlawanan dari arah Taeyeon berjalan.
“oh iya... ghamsahamnida
songsaenim…” Baekhyun menyengir dan bergegas berbalik arah.
>>
Jongwoon berjalan sendirian di
koridor kelas. Yuri dari arah berlawanan terkejut saat melihatnya, bergegas
gadis itu berbalik dan bersungut-sungut akan melarikan diri, tapi usahanya
gagal karena Jongwoon sudah melihatnya.
“hey Kwon Yuri…!” dengan wajah
pasrah Yuri menoleh, memasang senyum kaku.
“ne? Kau memanggilku?”
“tentu saja. Memangnya ada orang
lain yang bernama Kwon Yuri?” Jongwoon berjalan mendekati Yuri “wae? Kau mau
kabur ya?” ledeknya.
“hahaha…apa yang kau katakan…”
Yuri tertawa sumbang “aku hanya sedang terburu-buru. Ada urusan yang sangat
penting…” Yuri menggunakan kesempatan ini untuk segera melarikan diri, tapi
lagi-lagi gagal. Jongwoon menarik kerah seragamnya.
“apa yang kau lakukan?!” Yuri
berusaha melepaskan diri “adduuhh…cepat lepaskan…”
Jongwoon tidak menggubris, justru
merangkulkan tangannya dipundak Yuri, membuat jantung gadis itu hampir meloncat.
“yak yak! Kim Jongwoon cepat
lepaskan…”
“temani aku makan…”
“kenapa harus aku? Kau kan punya
banyak teman…”
“mereka semua sedang sibuk…”
tanpa persetujuan, Jongwoon menyeret Yuri ke café sekolah, membuat seluruh
siswa siswi berbisik-bisik. Beberapa dari mereka geram melihat Jongwoon begitu
dekat dengan Yuri.
“tunggu disini. Aku ke toilet
dulu…” Jongwoon berdiri, meninggalkan Yuri yang mulai mendengus sebal. Saat
Jongwoon sudah tidak terlihat, segerombolan siswi datang menghampiri Yuri dengan
tatapan membunuh, Yuri sampai bergidik ngeri melihatnya.
“sebenarnya apa hubunganmu dengan
Jongwoon oppa?”
“tidak ada.” Sekarang Yuri merasa
seperti sedang disidang karena kasus perampokan.
“tidak mungkin…” desak mereka.
“cepat katakan apa hubungan
kalian! Kau pasti sengaja menggodanya…” seorang siswi menggebrak meja.
“dasar penggoda…” cibir yang
lain.
Yuri menghela nafas panjang,
sekarang tidak bisa lagi menahan kesabarannya, lalu berdiri menatap sengit
mereka, suasana mulai memanas. “memang apa urusannya dengan kalian!!!”
teriaknya kesal, sekarang semua mata tertuju padanya.
“kau!!! Dasar kau…” mereka akan
meyerang Yuri, tapi suara Jongwoo membuat segerobolan siswi itu menunduk takut.
“apa yang kalian lakukan?” tanya
Jongwoon. “kalian sedang main keroyokan dengan yeojachinguku ya?” Ucapannya sukses
membuat siswi-siswi menganga tidak percaya, tak terkecuali Yuri.
“yeojachingu??” mereka tidak
percaya.
“ne! Yuri ini yeojachinguku. Jadi
mulai sekarang jangan berani ganggu dia atau kalian tahu sendiri akibatnya…” ancam
Jongwoon, menarik tangan Yuri meninggalkan café sekolah yang dipenuhi dengan
siswa dan siswi patah hati.
“apa yang kau katakan?!” Yuri
menepis tangan Jongwoon saat berada di tempat sepi.
“mwo(apa)?” tanya Jongwoon. Yuri
menganga tidak percaya. Namja ini benar-benar, sudah asal bicara dan sekarang
malah bertanya ada apa?!, batinnya kesal.
“kenapa kau bilang pada mereka
aku yeojachingumu?!!” teriak Yuri tidak sabaran
“iissshhh!! Jangan berteriak?!
Telingaku sakit…” Jongwoon menutup telinganya “memangnya apa yang salah? Bukankah
kau menyukaiku…”
“mwo?! Ka ka kapan aku mengatakan
itu?!!”
“semalam…” ucapan Jongwoon
langsung membuat wajah Yuri memerah “kau mengakuinya sendiri semalam. wae? Pura-pura
tidak ingat?”
“a a apa maksudmu…hahaha” Yuri
tergagap “aku kan sedang mabuk, jadi
hanya asal bicara…”
“benarkah? Sayang sekali…padahal
aku jugaa……” Jongwoon sengaja menggantungkan kata-katanya.
“m m mwo? Kau juga apa? Katakan
dengan jelas…”
“tidak jadi…”
“hey! Apa lanjutannya…cepat
katakan…” desak Yuri.
Jongwoon tersenyum geli melihat tingkah
Yuri, jelas-jelas sudah ketahuan tapi masih menyangkal “sudah jangan
dipikirkan. Jja…” Jongwoon mengacak gemas rambut Yuri dan berjalan meninggalkan
gadis itu yang berdiri mematung.
Sejak kapan Jongwoon begitu
lembut, sejak kapan senyumnya berubah semanis itu. Yuri mengerjap-ngerjapkan
matanya tidak percaya, jantungnya terasa berhenti berdetak. Kenapa bunga mawar seperti
menari-nari di atas kepalanya.
>>
Dengan pelan Donghae berjalan
menuruni anak tangga, mendekati panggung pertunjukan. Senyumnya mengembang
melihat Jessica dengan gemulai meliuk-liuk, menari mengikuti arahan Sooyoung
songsaenim, guru ballet SM High School. gadis itu berhenti menari saat alunan
piano selesai, Donghae bertepuk tangan membuat Jessica dan Sooyoung songsaenim
menyadari sejak tadi dia ada disana.
“kau lagi…” cibir Sooyoung
songsaenim. Donghae meringis dan naik keatas panggung, memberikan sebotol air
pada Jessica membuat Sooyoung mendumel.
Donghae sudah terbiasa dengan
sikap Sooyoung songsaenim, bahkan mereka sudah sangat akrab, itu karena setiap
hari Donghae selalu datang mengganggu latihan Jessica. Bagi Sooyoung, Jessica
adalah murid yang special, Sooyoung menyayangi Jessica lebih dari sekadar murid.
Begitupula dengan Jessica, jika Donghae adalah orang pertama yang dia percaya,
maka Sooyoung songsaenim ada di urutan kedua.
“kau ini senang sekali
mengganggu…” omel Sooyoung.
“songsaenim……” rajuk Donghae
“ah baiklah baiklah…aku hanya
memberi istirahat lima belas menit, jadi bergegaslah. Setelah itu jangan
menganggu lagi…”
“tentu saja. Ghamsahamnida
songsaenim. Aku sangat mencintaimu…” Donghae mengedipkan sebelah matanya
“berhentilah merayu! Aku sudah
bosan mendengarnya…” cibir Sooyoung membuat Donghae dan Jessica tertawa geli.
“ingat! Hanya lima belas menit, ara……!” teriak Sooyoung dari atas panggung,
Donghae mengangkat jempolnya tanda sepakat, membuat Sooyoung tersenyum melihat
keduanya berjalan meninggalkan ruangan.
“jangan berlatih terlalu keras. Tenang saja,
kali ini kau pasti menang…” Donghae menyenderkan punggungnya ke tembok. Jessica
dan Donghae duduk di deretan kursi sepanjang koridor menuju ruang pertunjukkan.
Bulan depan akan diadakan
kompetensi ballet tingkat internasional di Swiss. Ini kedua kalinya Jessica mengikuti
kompetisi setelah mendapatkan juara
runner up tahun lalu. Sudah beberapa minggu ini Jessica menghabiskan
hari-harinya untuk berlatih dan berlatih.
“jadi kau benar-benar berkencan
dengan gadis itu?” Jessica mengubah topik pembicaraan.
“ow, kau sudah dengar…” Donghae
menghela nafas “kenapa tiba-tiba menanyakannya? Apa kau cemburu?”
“apa aku boleh
melakukannya(cemburu)?”
“tentu saja tidak, level mereka
tidak sebanding denganmu, kedudukanmu jauh lebih tinggi ratusan kali dari
mereka. ah tidak, aku rasa ribuan kali…”
“oppa sedang merayu?”
“anio…” ucap Donghae “sebenarnya
aku hanya main-main, aku bertaruh dengan Kyuhyun agar perjodohan mereka batal.
Kau kan tahu aku hanya menyukaimu…” godanya.
“dasar nappeun(jahat) namja…”
cibir Jessica
“kekeke…” Donghae terkekeh “nona
Jung, jeongmal saranghae. Neomu neomu saranghae…”
“nado saranghae…” jawab
Jessica. Keduanya tersenyum, tidak menyadari seseorang mendengarkan mereka dari
balik tangga dengan terluka, Victoria.
>>
Taeyeon ternganga melihat daftar
tamu undangan ditangannya. Semuanya merupakan orang-orang terkemuka dan deretan
selebriti kelas atas. Tiffany terkikik geli melihat ekspresi Taeyeon yang
berlebihan. Malam ini, Taeyeon menginap dirumah Tiffany karena minggu depan
Mrs.Hwang akan mengadakan pagelaran Fashion Show sehingga sibuk mengurusi segala
macam keperluan membuat Tiffany harus tinggal sendirian dirumahnya yang sebesar
istana.
“sepertinya aku tidak pantas
datang ke acara pesta eommamu…” Tiffany menjitak kepala Taeyeon mendengarnya.
“kau ini sahabatku, tentu saja
kau harus datang…”
“hmm, aku harus menyiapkan banyak
kertas untuk meminta tanda tangan artis-artis ini sebagai koleksi…kekeke”
Taeyeon tertawa geli mendengar ucapannya sendiri. Tidak heran jika tamu
undangan yang hadir adalah selebriti kelas atas, mengingat Eomma Tiffany adalah
Desainer internasional dan Harabojinya adalah pemilik salah satu stasiun
televisi terbesar di Korsel.
“jika dibandingkan dengan
keluarga kalian semua, pasti keluargaku tidak ada apa-apanya…” Taeyeon
tersenyum dengan mata sendunya.
“apa yang kau katakan…kita semua
adalah sahabat, kenapa kau masih saja memikirkan hal tidak penting seperti
itu!” Tiffany menatap sahabatnya itu dengan jengkel “tidak peduli bagaimana
keluargamu atau sekaya apa orang tuamu, selamanya kita adalah keluarga.
Arrachi!”. Keduanya tersenyum dan berpelukan.
“benar juga. aku sangat bersyukur
dikelilingi sahabat seperti kalian…” Taeyeon menyengir, lalu merebahkan
tubuhnya. “oh ya, bagaimana pertemuanmu dengan Choi ahjumma? Ceritakan padaku…”
tanya Taeyeon antusias.
Tiffany tersenyum, ikut
merebahkan tubuhnya di samping Taeyeon “mengesankan, senang sekali Choi ahjumma
menyambutku dengan hangat…” ceritanya berseri-seri “kami mengobrol banyak hal…dia
sangat elegan dan lembut…ahhh sangat mirip dengan Siwon oppa…” pujinya.
“baguslah…”
“oh ya, Choi ahjumma sangat suka
memasak, karena itu mulai sekarang aku akan belajar memasak…” ujar Tiffany
semangat
Taeyeon tertawa mendengarnya, jelas-jelas selama ini Tiffany tidak
bisa memasak. Bahkan memegang pisau pun Taeyeon tidak yakin Tiffany bisa
melakukannya dengan benar “kau yakin ingin belajar memasak? Aku khawatir
dapurmu akan hancur…”
“Hey!!!” teriak Tiffany
dengan aksen Amerika-nya yang kental, Taeyeon semakin tertawa lebar, dan mereka
berdua semakin larut dalam obrolan, rasanya sudah sangat lama mereka tidak
mengobrol dan curhat seperti malam ini.
>>
Pagi ini, beberapa menit sebelum
kelas di mulai, semua penghuni special kelas mengadakan sidang. Dengan tatapan
menyelidik mereka semua berdiri memutari Jongwoon yang duduk dikursinya dengan
wajah sebal.
“katakan dengan jujur, oppa
benar-benar berkencan dengan Yuri?” Yoona memulai, diikuti pertanyaan
bertubi-tubi.
“aku dengar kemarin kau
mengumumkannya sendiri…” timpal Donghae.
“Kenapa tidak memberitahu pada
kami?” kini giliran Siwon.
“bagaimana mungkin Kwon Yuri mau
berpacaran denganmu hyung…” celetukan Kyuhyun sukses membuat Jongwoon melotot.
“iiissshhh kalian ini…” gerutu
Jongwoon “kenapa memberondongku seperti ini…” keluhnya.
“karena itu, katakan yang
sebenarnya…” ucap Taeyeon tidak sabaran.
“aku kan sudah mengatakannya, aku
hanya bercanda…itu tidak benar.”
“jadi oppa mempermainkan Yuri?!”
Yoona tidak terima.
“bukan bukan begitu Yoong…” sela
Jongwoon “dengarkan dulu penjelasanku, kemarin aku mengatakannya agar siswi-siswi
itu tidak lagi mengganggu Yuri. Sungguh…”. Semua menghela nafas lega
mendengarnya. “tapi aku tidak menyangka akan menjadi heboh, sampai-sampai
menjadi trending topic di twitter…” Semua melengos malas mendengar kata-kata
terakhir Jongwon.
“dasar namja lebay…” cibir Sunny
di iringi tawa yang lain.
“kenapa kalian tidak pacaran
sungguhan saja…” nasihat Donghae “kau benar-benar menyukainya kan…”
“apa yang kau katakan?” elak
Jongwoon.
“heeeyyyyyy……” yang lain ikut menggoda membuat Jongwoon
semakin salah tingkah.
Jungsoo songsaenim masuk kelas membuat mereka berhenti
tertawa dan bergegas duduk di bangku masing-masing.
Setelah beberapa jam belajar akhirnya
bel istirahat berbunyi. Mereka merapikan buku di meja masing-masing, Jungsoo songsaenim
mengetuk mejanya meminta perhatian penghuni kelas untuk menyampaikan tugas.
“aku akan membagi kelas ini
menjadi tiga kelompok…” ucapnya.
“tugas kelompok songsaenim?”
tanya Donghae
“Ne, datanglah ke Museum Nasional
Korea dan catat peninggalan sejarah yang ada. Kel 1 : Jongwoon, Sunny dan
Kibum. Kel 2 : Siwon, Yoona dan Tiffany…”. Ketiganya saling menatap canggung.
“bagaimana mungkin mereka satu kelompok”
gumam Taeyeon.
“benar-benar menghawatirkan…”
sambung Jongwoon.
“lalu kelompok terakhir :
Taeyeon, Donghae, Seohyun dan Kyuhyun.” Lanjut Jungsoo, Kyuhyun sibuk bersorak
karena satu kelompok dengan Seohyun.
“tugas dikumpulkan pada pertemuan
minggu depan. Kalian boleh pergi bersama-sama, tetapi pengerjaan tugas sesuai
kelompok. Selamat mengerjakan.” Jungsoo meninggalkan kelas, tetapi mereka masih
diam di meja masing-masing.
“hahaha...jangan khawatir. Kita
pergi bersama-sama. Ayo istirahat…” ajak Kyuhyun semangat, tapi tidak ada yang
beranjak dari kursinya membuat Kyuhyun menggaruk kepala.
>>
Taeyeon melewati koridor ruang
guru saat pulang sekolah, secara tidak sengaja berpapasan dengan Jungsoo.
Keduanya terlihat canggung, Taeyeon membungkuk memberi salam.
“Kim Taeyeon…” panggil Jungsoo “aku
ingin bicara sebentar denganmu…”.
Jungsoo mengajak Taeyeon duduk di
bangku taman dan memberikan sekaleng minuman. Taeyeon berterima kasih dengan
sopan.
“mmm, untuk pagi tadi…aku minta
maaf. Tidak seharusnya aku bersikap seperti itu…”
“aahh…tidak apa-apa songsaenim…”
Taeyeon tersenyum canggung “tidak seharusnya aku bertanya hal-hal pribadi
songsaenim, mianhamnida…”
“Syukurlah, aku merasa sudah
berlebihan…”
“anio…tentu saja tidak.” Sanggah
Taeyeon “siapapun pasti akan kesal jika ada orang lain yang bertanya-tanya
hal-hal pribadi…”
Jungsoo tersenyum mendengarnya.
“aku hanya merasa tidak ingin membicarakannya…” Jungsoo terdiam sesaat “mungkin
itu karena dia sudah tidak ada lagi didunia ini…”
“ma maksud songsaenim?” Taeyeon merasa
salah dengar.
“iya benar. Kang Sora, dia adalah
yeojaku. Dia sudah meninggal beberapa tahun yang lalu…” ucap Jungsoo lirih.
Taeyeon terlalu terkejut sampai tidak bisa mengatakan apapun.
“hmm, sebenarnya aku bukanlah
orang yang mudah menceritakan sesuatu pada orang lain, tapi, entah kenapa aku
merasa nyaman menceritakan ini padamu…”.
“songsaenim…” ucap Taeyeon lirih
“mianhamnida…” hanya itu kata yang bisa dikeluarkannya saat ini.
“tidak apa-apa. Jangan khawatir…”
Jungsoo tersenyum, menepuk bahu Taeyeon lembut. Dan siang itu, akhirnya Taeyeon
kembali tahu satu rahasia dari Jungsoo yang tidak pernah dia duga selama ini,
Kang Sora.
>>
Minggu pagi matahari bersinar
cerah. Sesuai rencana tepat pukul 9 pagi special class sudah berkumpul didepan
Museum Nasional Korea. Tidak terlihat satupun pengunjung karena secara pribadi
Kibum menyewa museum melalui koneksi Appanya.
Seorang ahjussi dengan seragam
rapi menyambut mereka di aula utama dan menjelaskan sedikit mengenai koleksi
Museum. Lantai pertama museum
meliputi 10 buah aula yang menampilkan benda-benda prasejarah, seperti artefak zaman Paleolitikum, Tiga Kerajaan Korea (Silla, Goguryeo, Baekje) dan Balhae. Di lantai ke-2, menampilkan karya seni Korea seperti kaligrafi dan
berbagai jenis lukisan klasik. Lantai ke-3 menampilkan berbagai teks Buddhis, keramik, karya seni
dari metal serta artefak dari Cina, Jepang, India, Indonesia dan Asia Tengah.
“jangan katakan kita harus
berkeliling di tempat seluas ini…” keluh Donghae.
“tiga lantai?!” sambung Sunny.
“kakiku bisa bengkak...” protes
Tiffany.
“aku punya ide…” usul Kibum
“masing-masing kelompok satu lantai, bagaimana?”. Mereka sepakat dengan ide
Kibum, dengan begitu tugas mereka tidak terlalu berat.
“baiklah, lantai satu untuk kel
1, lantai dua untuk kel 2, dan lantai tiga untuk kel 3. Setelah itu kita hanya
perlu bertukar data, setuju?” komando Siwon.
“ok…” ucap mereka serempak dan mulai
mengerjakan bagian masing-masing.
Kibum, Jongwoon dan Sunny
menyusuri lantai satu, mencatat benda-benda sejarah yang ada. Sesekali Jongwoon
dan Sunny tarik menarik, saling meledek dan sibuk mencatat, benar-benar berisik.
Sedangkan Kibum dengan santainya mengikuti mereka tanpa satupun catatan.
“yak Kibum-ah! Kenapa kau tidak
mencatat?” protes Jongwoon.
“oppa mau makan nilai buta ya!”
semprot Sunny “sekarang, giliran oppa yang mencatat” perintahnya.
“tidak perlu…aku sudah
mencatatnya disini” Kibum menunjuk kepalannya, membuat Jongwoon dan Sunny
melongo.
“ah benar juga. oppa kan
peringkat satu SM High School. cecece…” jawab Sunny polos “kenapa tidak bilang
dari tadi sih…”
“lalu apa gunanya sejak tadi mencatat
kalau ada mesin penghafal. hahaha…” Jongwoon merangkul pundak Kibum, diikuti
Sunny yang berjalan di belakang mereka sambil memainkan ponselnya.
Berbeda di lantai satu, lantai
dua suasana sangat canggung. Siwon, Tiffany dan Yoona berjalan beriringan.
Jangankan mengobrol, sepatah katapun tidak terdengar, mereka sibuk dengan
catatan masing-masing. Siwon melirik kedua gadis yang ada disebelahnya,
terlihat serius mengamati, berbeda dengannya yang tidak bisa konsentrasi
sedikitpun.
“ommooo!!!” Tiffany berseru,
Siwon dan Yoona menoleh.
“museun il-iya(ada apa)?” tanya Siwon
dan Yoona cemas.
“lihatlah…” Tiffany menunjuk satu
lukisan “lukisan itu sangat mirip dengan milik harabojiku. Tapi…aku rasa
berbeda, ah, tapi kenapa terlihat mirip ya. Ah benar ada bagian yang mirip kok…”
ocehnya.
Siwon dan Yoona mendesis sebal,
karena suara Tiffany melengking jadi saat berseru terdengar seperti berteriak.
Bahkan Taeyeon dan Seohyun mengatakan jika Tiffany berteriak akan terdengar
sampai ke lantai tujuh.
“hahaha…” Tiffany tertawa geli
menyadari kedua orang itu menatapnya jengkel. “kalian kenapa serius sekali…aku
kan hanya terkejut…” ucapnya innocent.
“kau membuat orang cemas” protes
Siwon
“ah baiklah maaf maaf…memang sedikit
berlebihan. Hehe…” Tiffany mengapitkan tangan kanannya kelengan Siwon dan
tangan kirinya kelengan Yoona, sehingga berada ditengah-tengah “kalian, berhenti bersikap canggung! aku jadi
tertekan. Kekeke…” ucapnya membuat Siwon tersenyum.
“eonni…” Yoona ikut tersenyum.
“ok. hehehe…” ringis Tiffany, dan
menyeret mereka tanpa rasa canggung lagi.
Di lantai tiga Taeyeon dan
Seohyun mencatat dengan teliti, Kyuhyun dan Donghae hanya sibuk dengan tab
masing-masing. Kyuhyun yang asyik bermain game menabrak tiang karena tidak memperhatikan
langkah membuat Donghae terbahak-bahak. Taeyeon melempar tatapan membunuh pada dua
namja kurang ajar itu, sedangkan Seohyun pasrah melihatnya.
“yak Cho Kyuhyun, Lee Donghae!
Kalian mau mati ya!” teriak Taeyeon “cepat matikan tab kalian atau tidak ada
nama kalian dalam kelompok!” Ancamnya.
Kyuhyun dan Donghae bergegas
menutup tabnya, tapi lima menit kemudian mereka bermain tab lagi membuat
Seohyun dan Taeyeon frustasi.
“oppaaa…berhentilah bermain-main”
pinta Seohyun. Kyuhyun menoleh sekilas lalu tersenyum, setelah itu melanjutkan
permainannya lagi. Donghae yang melihat Taeyeon akan meledak segera mematikan
tab-nya dan mengambil alih catatan Seohyun.
“CHO-KYU-HYUN!” Taeyeon mendekat
dan menendang lutut Kyuhyun. Namja itu berteriak kesakitan akan protes, tapi
mengurungkan niatnya karena Taeyeon melotot.
“ah ara ara…” jawab Kyuhyun
pasrah.
>>
Setelah menyelesaikan tugas
masing-masing, mereka makan siang ke restaurant milik keluarga Jongwoon. Mereka
duduk di teras restaurant yang di kelilingi tanaman dan bunga, restaurant itu
sengaja didesain dengan nuansa hijau untuk memberikan suasana alam bagi pengunjung.
Pelayan datang mencatat pesanan, mereka sibuk memilih menu masing-masing.
“apa makanan yang paling mahal
disini?” Donghae iseng.
“beef steak New Zealand bertabur
keju dan almond…” jelas pelayan.
“baiklah, kami pesan itu…” koor
Kibum
“rekomendasikan minuman yang enak!”
imbuh Kyuhyun
“aku juga mau salad special…”
tambah Tiffany dan Sunny, kali ini Seohyun ikut mengangguk.
“ice cream coklat special…” Yoona
dan Taeyeon serempak.
“dan yang terakhir dessert
andalan” tutup Siwon.
“yak! tunggu tunggu…!” seru
Jongwoon “Kalian mau membuatku bangkrut ya?!” ucapnya frustasi “ini pemerasan
namanya…”
“mwo? Kau bilang kami boleh pesan
apapun…” protes Donghae
“tapi, tapi…”
“tolong sajikan dengan cepat…”
potong Siwon jahil. Pelayan itu mengangguk dan masuk.
Jongwoon melongo menatap
teman-temannya “Dasar. Kalian, mau mati ya!?”
“hahahaha…” tawa mereka pecah
bersamaan.
>>
Sunny berjalan dengan gontai
masuk ke rumahnya, mengelilingi museum membuat kakinya hampir patah. Sunny
terus berjalan, tidak memperdulikan sekitarnya.
“Sunni-ah…” seseorang memanggil
dari ruang tamu utama. Sunny menoleh, sedikit terkejut melihat siapa yang
datang.
“ah, annyeonghasseo ahjuma…”
Sunny membungkuk memberi salam, lalu melirik namja yang duduk disebelah eommnya
dengan malas.
Eomma mereka bersahabat dekat dan
sering mengunjungi satu sama lain. Biasanya Sunny sangat senang saat Sungmin
datang bersama eomannya, tapi karena insiden yang terjadi antara dirinya,
Sungmin dan Min Ah, hubungan mereka menjadi buruk.
“hey, kau tidak menyapa Sungmin…”
tanya Mrs. Min heran melihat Sunny tidak seperti biasanya.
“ah, annyeonghasseo Sungmin-si…”
sapanya malas.
“apa kau sakit?” tanya Eomma
Sungmin khawatir. Sunny menggeleng dan tersenyum tipis.
“anio, hanya sedikit lelah…”
“kalau begitu istirahat saja
dulu…” suruh Mrs. Min. Sunny mengangguk lalu naik kekamarnya, menutup pintu dan
merebahkan tubuhnya yang pegal-pegal. Sunny menggerutu pelan, suasana hatinya
jadi buruk melihat Sungmin, masih kesal karena sampai sekarang Sungmin belum
juga membuka mata untuk melihat siapa sebenarnya Min Ah si rubah licik.
Seseorang mengetuk pintu dan masuk.
“sunkyuah~” mrs.Min duduk ditepi
ranjang putrinya, menatap dengan menyelidik “kau bertengkar dengan Sungmin?”
“anio…”
“jinjayo?” mrs.Min menyipitkan
matanya “tidak mungkin. Kalian pasti sedang ada masalah, tidak biasanya kau
bersikap seperti itu…”
Sunny menghela nafas
panjang,Eommanya memang orang yang tidak pernah bisa dibohongi. “hanya masalah
kecil, Eomma jangan khawatir…”
“baiklah. Kau bisa cerita
pada Eomma kapan saja, ara.” mrs.Min tersenyum lalu mengecup puncak kepala
putrinya dengan sayang “sekarang istirahatlah jagiya~”. Sunny menghela nafas
panjang, menatap langit-langit kamarnya sampai matanya benar-benar terpejam
karena lelah.
>>
Seohyun berdiri di balkon rumahnya,
mengamati gantungan kunci berbentuk mickey mousenya lalu tersenyum. Yonghwa
memberikannya sebelum pergi ke Jepang, sepasang gantungan mickey dan minnie,
seohyun menerima mickey dan Yonghwa menyimpan minnie.
“kau merawatnya dengan baik…”
Seohyun menoleh, mendapati Yonghwa di belakangnya.
“kapan oppa datang?”
“baru saja…” Yonghwa mendekat,
berdiri disebelah Seohyun. “kau menyimpan Mickey dengan baik kan?”
“tentu saja” Seohyun
menggoyang-goyangkan Mickeynya “lihat ini, aku merawatnya dengan sangat baik…”
Yonghwa tersenyum, merapikan
rambut Seohyun yang tertiup angin “oh ya, lusa aku akan berangkat ke Jepang…”
“jinjja?” Seohyun sedikit kecewa
“tapi oppa belum lama disini, kenapa buru-buru sekali?”
“ada beberapa pekerjaan penting, juga
harus mengejar kuliahku…”
“oppa mianhae…seharusnya aku
meluangkan waktu lebih banyak denganmu…” Seohyun merasa bersalah, terakhir kali
mereka jalan bersama kacau karena bertemu Kyuhyun dan Victoria. “kapan oppa
akan pulang ke Korea lagi?”
“molla(aku tidak tahu). Mungkin
tidak pulang dalam waktu yang lama…” ucapnya membuat Seohyun semakin merasa
bersalah “bagaimana kalau kau yang mengunjungiku ke Jepang? Bukankah dulu kau
janji akan menyusulku ke Jepang…”
“ah itu…” Seohyun meringis,
Yonghwa ternyata masih mengingatnya, saat akan berangkat Seohyun menangis
sesenggukan dan berjanji akan menyusulnya ke Jepang.
“setelah lulus, belajarlah ke
Jepang. Ada banyak hal yang menarik disana…” tawar Yonghwa. “bagaimana?”
“ah…itu aku…” Seohyun tidak tahu
akan menjawab apa.
“waeyeo? Apa kau tidak ingin ke
Jepang karena Kyuhyun disini?” goda Yonghwa, tapi sebenarnya hatinya terluka
karena tahu Seohyun menyukai namja itu.
“anio, bukan itu…” elak Seohyun
“lagi pula, siapa yang menyukai Kyuhyun…”
Yonghwa tersenyum getir
mendengarnya, karena kenyataannya perasaan Seohyun justru sebaliknya.
“kalau begitu tepati janjimu,
datanglah padaku...” bola mata mereka bertemu, saling menatap “lusa, datanglah
ke bandara pukul 4, jika kau datang, aku anggap kau akan menepati janjimu…”
Yonghwa mengambil gantungan mickey mouse dari tangan Seohyun “datanglah dan
ambil kembali mickeymu, tapi jika kau tidak datang, aku anggap kau tidak akan
pernah datang padaku…”
TBC...
Annyeonghasseo readers...lama tak jumpa^^. Duhh..kangen sama readers, author vakum sangat lama...maaf ya sudah membuat readers menunggu lama. Akhirnya part 10 selesai juga...^^. Aku sengaja buat part 10 ini panjang kali lebar...kekeke
pokoknya selamat membaca...jangan lupa tinggalkan jejak...Gomaweoyeo~
Ff-nya keren lanjutinn dong...
BalasHapusCepat ya...
annyeonghasseo~
Hapusghamsahamnida fitrah...
part selanjutnya masih dalam proses. Ditunggu ya, semoga cepat selesai^^