TWO SIDE DIFFERENT (part 10)
Title : Two Side Different
Author : Sae
Main cast : Lee Donghae
Jung
Soyeon (Jessica Jung)
Other cast : Go Ara
Yunho
as Kwon Yunho
Kwon
Yuri
Kim Soeun as Lee Soeun
Mr&Mrs.Lee
Mr.jung
Genre : Romance,family
Chapter : 10
Annyeong hasseo..^^ Wahh senangnya author bisa nyelesaiin part 10 ditengah krisis ide..hehe. part 10 semakin ramai ni...bagi readers yang udah nggak sabar, yukk baca langsung aja...
Donghae berlari panik sepanjang koridor rumah
sakit. Beberapa menit yang lalu seorang bibi pembantu menghubunginya karena
menemukan seorang wanita yang pingsan didekat bak mandi. Beberapa orang dirumah
sakit heran menatap Donghae, laki-laki itu masih menggunakan stelan jas rapi
dan tidak sempat berganti pakaian, bahkan Donghae lupa bahwa hari ini hari
pernikahannya dengan Jung Soyeon.
Donghae berdiri didepan ruangan, Dokter keluar
memberitahu bahwa pasien sangat kelelahan dan harus banyak istirahat. Donghae
masuk keruang tersebut dan menemukan Go Ara terbaring lemas. Donghae menarik
kursi dan duduk disebelah ranjang pasien, menggenggam erat tangan Go Ara yang
dingin. Tangan Go Ara bergerak, parlahan-lahan matanya terbuka. Donghae
mencongdongkan wajahnya menatap khawatir pada wanita didepannya itu.
“Lee Donghae…,benarkah itu kau? Apa kau benar2
Donghae…” ucap Go Ara lirih, air mata menggenang dipelupuk matanya.
“iya…ini aku..,aku disini…” jawab Donghae
tersenyum “apa kau baik2 saja?”
Go Ara mengangguk, menggenggam erat tangan Donghae
seakan takut bahwa ini semua adalah mimpi.
“jangan pergi…aku mohon jangan pergi…” Go Ara
terisak dan bangun duduk “aku benar2 merasa seperti orang mati, rasanya begitu
sakit…”
“mianhae(maafkan aku)…” lirih Donghae memeluk Go
Ara.
>>
Wanita cantik dengan gaun pengantin berwarna putih
itu berdiri di depan cermin lalu tersenyum getir. Sudah satu jam lebih dia menunggu pengantin
lelakinya yang tak kunjung datang dan menghilang dihari pernikahannya. Semua
orang sibuk mencari dan menghubungi Donghae. Soyeon masih bisa mendengar suara
gaduh dari luar ruang riasnya.
Soyeon menatap dirinya sendiri dalam pantulan
cermin lalu bergumam “Jung Soyeon yang menyedihkan…” tanpa disadari air matanya
menetes. Dia tidak lagi mampu menahan air mata, hatinya benar-benar sudah
hancur.
Diruang tunggu terlihat keluarga Lee sedang
menanti kabar dari putranya dengan cemas. Mrs.Lee terlihat sedang menenangkan
suaminya yang murka karena anaknya.
“Bagaimana mungkin dia bisa menghilang dihari
pernikahannya seperti ini..!!apa anak itu ingin membuat keluarga kita malu…!!”
teriak Mr.Lee
“Tenanglah.,kita tunggu sebentar lagi...”jawab
Mr.Jung setenang mungkin, meskipun perasaannya kacau tapi mencoba untuk
bersikap tenang.
“aku benar-benar minta maaf atas sikap anakku itu..” pinta Mrs.Lee pada Mr.Jung.
“tidak perlu menunggu lagi…”.tiba-tiba Soyeon
muncul dan membuat semua yang ada diruang itu menjadi tegang. “jangan
menunggunya..,dia tidak akan datang..,semua sudah berakhir..,aku rasa akan
lebih baik jika membatalkankan acara pernikahan ini..”
“Apa yang kau katakan Jung Soyeon..!” bentak
Mr.Jung
“tidak appa…..,semuanya memang sudah
berakhir..gwenchana..,aku akan baik-baik saja..” Soyeon menyeka air mata
dipipinya dan tersenyum getir “appa aku
ingin pulang dan beristirahat..” sambungnya lalu berjalan meninggalkan ruangan
itu. Semuanya terpaku, Mrs.Lee menangis terisak melihat calon menantunya itu
pergi.
>>
Sejak pulang dari acara pernikahan itu Soyeon tidak
keluar dari kamarnya. Dia masih mengurung diri dikamar. Beberapa pelayan datang
dan mengetuk pintu membawakan makanan, tapi tetap tidak ada jawaban. Hatinya
sangat terluka. Pesta pernikahan yang seharusnya membahagiakan kini sudah
hancur. Yang lebih menyakitkan lagi adalah Lee Donghae orang yang dia cintai
menghancurkan pernikahan mereka sendiri.
Soyeon terduduk memeluk lututnya disamping ranjang
dan menangis sebisa mungkin. Tidak ada hal lain yang bisa dia lakukan selain
menangis. Dia berharap setelah menangis akan merasa lebih baik, tapi dugaannya
salah, selama apapun dia menangis luka dihatinya tetap tidak membaik.
>>
Cahaya matahari pagi yang hangat menembus
cela-cela kamar dan membuat soyeon menggeliat bangun. Jam menunjukkan pukul 9
pagi. Kepalanya masih terasa berat, karena semalaman menangis sampai tertidur.
Dia bangun dan berjalan ke meja rias. Dilihatlah wajahnya dicermin, matanya bengkak
dan hidungnya merah. Soyeon mendengus lalu berjalan kekamar mandi.
Hari minggu yang sama seperti hari minggu
biasanya. Hanya saja hatinya sekarang yang berbeda. Soyeon menyusuri setiap
sudut rumahnya. Selalu saja., appanya berangkat kekantor bahkan setelah
kejadian menyedihkan kemarin. Tidak bisakah setidaknya menanyakan keadaan
hatinya, gumam Soyeon dalam hati.
“selamat pagi..” sapa Soyeon pada Han ahjuma yang
sedang menyiapkan makanan di meja. Han ahjuma terlihat khawatir dengan keadaan
agashinya itu.
“agashi baik-baik saja?”
“tidak..,aku merasa sangat buruk..”jawab Soyeon
lalu duduk dikursinya. Beberapa detik kemudian tersenyum. “ahjuma jangan
memandangiku seperti itu.,aku terlihat semakin menyedihkan..,aku lapar.,jadi
buatkan makanan yang enak...” rajuk Soyeon.
“tentu saja..,menu hari ini sangat spesial..” Han
ahjuma tersenyum dan segera menuju kedapur. Dia sedikit lebih tenang melihat Soyeon
seperti biasanya, meskipun tahu kalau Soyeon hanya pura-pura agar terlihat
baik-baik saja.
>>
Di ruang makan keluarga Lee suasana sedikit
tegang. Semalam Mr Lee bertengkar hebat dengan anaknya. Merasakan suasana yang
tidak enak, Soeun putri bungsu keluarga Lee mencoba mencairkan suasana.
“eomma..supnya sangat enak..benarkan oppa..?” ucap
So Eun.
“iya…” jawab Donghae singkat
“ah benarkah..,eomma senang kalau kalian suka..”
jawab Mrs.Lee lalu tersenyum.
Tiba-tiba Mr.Lee menghentikan makannya “Lee
Donghae..,keruang kerja appa sekarang. Appa ingin bicara padamu, dan jangan
lupa bawa laporan perkembangan proyekmu..” berdiri dan meninggalkan meja makan.
Donghae pun segera beranjak dari kursinya.
“Donghae…” lirih Mrs.Lee khawatir.
“eomma jangan khawatir..,aku paham bagaimana sifat
appa. Aku tahu aku salah, aku akan bertanggung jawab. Jadi jangan khawatir…”
jawab Donghae meyakinkan eommanya lalu tersenyum.
“ini seperti sebuah drama…” dengus So Eun
>>
Donghae berdiri didepan meja appanya dan menyerahkan
file-file . Mr Lee yang duduk dikursinya segera membaca laporan yang diberikan
anaknya itu.
“pesta pernikahan itu….aku akan bertanggung
jawab..aku tahu aku bersalah..” ucap Donghae.
“aku memanggilmu kemari bukan untuk
membicarakannya. Itu sudah berlalu jadi tidak perlu dibicarakan lagi..”jawab Mr
Lee
“tapi appa…”belum selesai bicara Mr Lee sudah
memotong kata-kata Donghae
“yang harus kau pikirkan sekarang adalah bagaimana
dengan proyek ini. Aku tidak yakin Mr. Jung masih akan melanjutkan investasi
setelah kejadian kemarin. Kita tidak boleh kehilangan proyek besar ini. ” tutur
Mr Lee.
“aku mengerti. Aku akan menemui Mr Jung dan
meminta maaf secara pribadi padanya. Aku yakin Mr Jung bukan tipe orang yang
mencampuradukan bisnis dan masalah pribadi.” Jawab Donghae lalu berjalan
meninggalkan ruangan.
>>
Soyeon berjalan menghampiri sekertaris Jang.
Soyeon memberi salam dan duduk dikursinya. Soyeon mulai memantapkan hatinya
untuk mendengar semua informasi dari sekertaris Jang.
“bagaimana? Apa sekertaris Jang sudah menemukan
informasi tentang Min Aerin?”
Sekertaris Jang mengeluarkan sebuah map dan
membukanya “ini data2 yang saya temukan tentang Min Aerin…”
Soyeon meraih map dimeja dan membacanya. Min Aerin
adalah seorang dokter,dia satu sekolah menengah dengan appa dan eommanya. Min
Aerin adalah seorang yatim piatu yang mendapat beasisiwa penuh sekolah
kedokteran.
“tapi agashi, Min Aerin…dia…”
“kenapa?” soyeon tidak sabar
“Min Aerin sudah lama meninggal dunia…” ucap
sekertaris Jang “Min Aerin meninggal dihari dan rumah sakit yang sama dengan ibu
agashi…”
Soyeon sangat terkejut, tangannya terasa sangat
lemas. Saat ini dia sama sekali tidak bisa berfikir, apa yang sebenarnya
terjadi?, batin Soyeon.
>>
Soyeon menatap kosong sepanjang jalan setapak yang
dia lewati. Berbagai pertanyaan berkecamuk di otaknya. Min Aerin, apa yang
terjadi dengan cinta pertama appanya itu, kenapa kematiannya bersamaan dengan
kematian eommanya.
Soyeon merasa dadanya semakin sesak. Soyeon baru
menyadari Donghae berjalan dari arah yang berlawanan dan sudah ada didepannya.
mereka bertemu pandang dan berdiri mematung. Soyeon mulai merasa matanya
memanas. Soyeon menatap Donghae dingin lalu memalingkan wajahnya.
“aku ingin menjelaskan sesuatu padamu…” ucap Donghae
“tidak ada hal yang perlu kita bicarakan…” jawab
Soyeon dingin
“Jung Soyeon…”
“semua sudah berakhir…” Soyeon menatap Donghae
dingin “aku tidak ingin melihatmu…Sebaiknya kita tidak bertemu lagi.” Ucap
Soyeon berjalan meninggalkan Donghae yang berdiri mematung.
>>
“berangkatlah ke Paris. Appa akan menyiapkan
semuanya…” ucapan Mr.Jung membuat Soyeon terkejut.
“apa maksudnya?”
“bukankah kau dulu ingin belajar desain di Paris.
appa akan atur jadwal keberangkatanmu”
Soyeon menatap appanya kesal lalu membuang
nafasnya kasar “jadi appa akan mengirimku ke Paris sekarang? Apa appa malu
karena insiden pernikahan itu sehingga mengirimku ke Paris? Kenapa aku harus
melakukan itu? Kenapa aku harus menuruti appa?!”
“Jung Soyeon…!” teriak Mr.Jung
“aku tidak akan pergi!” Soyeon sedikit berteriak “aku
ini bukan boneka, aku bukan robot. apa artinya aku bagi appa? kenapa aku harus
selalu melakukan yang appa katakan?!” soyeon mulai terisak “mulai sekarang
jangan mengaturku lagi. Aku hanya akan melakukan apa yang aku inginkan…” Soyeon
menyeka air matanya dan berjalan pergi.
Donghae berjalan disepanjang koridor menuju ruang
Mr.Jung untuk meminta maaf secara pribadi, dan melihat Soyeon berjalan dari
arah yang berlawanan. Donghae menghentikan langkahnya dan menatap lekat Soyeon
yang berjalan dengan tatapan kosong dan tidak menyadari keberadaan Donghae. raut cemas tergambar diwajah Donghae, tetapi dia mengurungkan niat menyapa dan
ragu melanjutkan langkahnya ke ruang Mr.Jung. Sekertaris Mr.Jung menuntun
Donghae masuk lalu meninggalkan mereka diruangan. Donghae membungkuk dan
memberi salam.
“apa yang membuatmu datang kesini?” Tanya Mr.Jung
“saya ingin menyampaikan permintaan maaf tentang
pernikahan itu. Saya akan bertanggung jawab atas semua yang saya lakukan. Paman
bisa menghukum saya, tapi saya mohon kerjasama perusahaan….”
“jika itu tentang kerjasama perusahaan maka kau
tidak perlu khawatir…” potong Mr.Jung “aku tidak akan membahas hal yang tidak
perlu dibahas lagi. Kau taukan aku orang yang tidak akan mencampuradukkan
masalah pribadi dan perusahaan…”
“mianhamnida…jeongmal
mianhamnida atas sikap saya...” ulang Donghae “dan Ghamsahamnida atas kebaikan anda…” Donghae membungkuk dan keluar dari ruangan Mr.Jung.
to be continued..
Gimana readers...., part 10 menyayat hati banget ya..aduh author kok jadi gaje sendiri..kekeke. Pokoknya nantikan terus ya part selanjutnya yang lebih seru..terima kasih dan sampai jumpa lagi^^
Tidak ada komentar :
Posting Komentar