Rain

Rain Cloud

Senin, 29 Februari 2016

FF HAESICA: TWO SIDE DIFFERENT (part 10)

TWO SIDE DIFFERENT (part 10)



Title            :         Two Side Different
Author         :         Sae
Main cast     :         Lee Donghae
                             Jung Soyeon (Jessica Jung)
Other cast  :         Go Ara
                             Yunho as Kwon Yunho
                             Kwon Yuri
Kim Soeun as Lee Soeun
                             Mr&Mrs.Lee
                             Mr.jung
Genre          :         Romance,family
Chapter       :         10

Annyeong hasseo..^^ Wahh senangnya author bisa nyelesaiin part 10 ditengah krisis ide..hehe. part 10 semakin ramai ni...bagi readers yang udah nggak sabar, yukk baca langsung aja...


Donghae berlari panik sepanjang koridor rumah sakit. Beberapa menit yang lalu seorang bibi pembantu menghubunginya karena menemukan seorang wanita yang pingsan didekat bak mandi. Beberapa orang dirumah sakit heran menatap Donghae, laki-laki itu masih menggunakan stelan jas rapi dan tidak sempat berganti pakaian, bahkan Donghae lupa bahwa hari ini hari pernikahannya dengan Jung Soyeon.
Donghae berdiri didepan ruangan, Dokter keluar memberitahu bahwa pasien sangat kelelahan dan harus banyak istirahat. Donghae masuk keruang tersebut dan menemukan Go Ara terbaring lemas. Donghae menarik kursi dan duduk disebelah ranjang pasien, menggenggam erat tangan Go Ara yang dingin. Tangan Go Ara bergerak, parlahan-lahan matanya terbuka. Donghae mencongdongkan wajahnya menatap khawatir pada wanita didepannya itu.
“Lee Donghae…,benarkah itu kau? Apa kau benar2 Donghae…” ucap Go Ara lirih, air mata menggenang dipelupuk matanya.
“iya…ini aku..,aku disini…” jawab Donghae tersenyum “apa kau baik2 saja?”
Go Ara mengangguk, menggenggam erat tangan Donghae seakan takut bahwa ini semua adalah mimpi.
“jangan pergi…aku mohon jangan pergi…” Go Ara terisak dan bangun duduk “aku benar2 merasa seperti orang mati, rasanya begitu sakit…”
“mianhae(maafkan aku)…” lirih Donghae memeluk Go Ara.
>> 


Wanita cantik dengan gaun pengantin berwarna putih itu berdiri di depan cermin lalu tersenyum getir.  Sudah satu jam lebih dia menunggu pengantin lelakinya yang tak kunjung datang dan menghilang dihari pernikahannya. Semua orang sibuk mencari dan menghubungi Donghae. Soyeon masih bisa mendengar suara gaduh dari luar ruang riasnya.
Soyeon menatap dirinya sendiri dalam pantulan cermin lalu bergumam “Jung Soyeon yang menyedihkan…” tanpa disadari air matanya menetes. Dia tidak lagi mampu menahan air mata, hatinya benar-benar sudah hancur.

Diruang tunggu terlihat keluarga Lee sedang menanti kabar dari putranya dengan cemas. Mrs.Lee terlihat sedang menenangkan suaminya yang murka karena anaknya.
“Bagaimana mungkin dia bisa menghilang dihari pernikahannya seperti ini..!!apa anak itu ingin membuat keluarga kita malu…!!” teriak Mr.Lee
“Tenanglah.,kita tunggu sebentar lagi...”jawab Mr.Jung setenang mungkin, meskipun perasaannya kacau tapi mencoba untuk bersikap tenang.
“aku benar-benar minta maaf atas sikap  anakku itu..” pinta Mrs.Lee pada Mr.Jung.
“tidak perlu menunggu lagi…”.tiba-tiba Soyeon muncul dan membuat semua yang ada diruang itu menjadi tegang. “jangan menunggunya..,dia tidak akan datang..,semua sudah berakhir..,aku rasa akan lebih baik jika membatalkankan acara pernikahan ini..”
“Apa yang kau katakan Jung Soyeon..!” bentak Mr.Jung
“tidak appa…..,semuanya memang sudah berakhir..gwenchana..,aku akan baik-baik saja..” Soyeon menyeka air mata dipipinya dan tersenyum getir  “appa aku ingin pulang dan beristirahat..” sambungnya lalu berjalan meninggalkan ruangan itu. Semuanya terpaku, Mrs.Lee menangis terisak melihat calon menantunya itu pergi.
>> 
Sejak pulang dari acara pernikahan itu Soyeon tidak keluar dari kamarnya. Dia masih mengurung diri dikamar. Beberapa pelayan datang dan mengetuk pintu membawakan makanan, tapi tetap tidak ada jawaban. Hatinya sangat terluka. Pesta pernikahan yang seharusnya membahagiakan kini sudah hancur. Yang lebih menyakitkan lagi adalah Lee Donghae orang yang dia cintai menghancurkan pernikahan mereka sendiri.
Soyeon terduduk memeluk lututnya disamping ranjang dan menangis sebisa mungkin. Tidak ada hal lain yang bisa dia lakukan selain menangis. Dia berharap setelah menangis akan merasa lebih baik, tapi dugaannya salah, selama apapun dia menangis luka dihatinya tetap tidak membaik.
>> 

Cahaya matahari pagi yang hangat menembus cela-cela kamar dan membuat soyeon menggeliat bangun. Jam menunjukkan pukul 9 pagi. Kepalanya masih terasa berat, karena semalaman menangis sampai tertidur. Dia bangun dan berjalan ke meja rias. Dilihatlah wajahnya dicermin, matanya bengkak dan hidungnya merah. Soyeon mendengus lalu berjalan kekamar mandi.
Hari minggu yang sama seperti hari minggu biasanya. Hanya saja hatinya sekarang yang berbeda. Soyeon menyusuri setiap sudut rumahnya. Selalu saja., appanya berangkat kekantor bahkan setelah kejadian menyedihkan kemarin. Tidak bisakah setidaknya menanyakan keadaan hatinya, gumam Soyeon dalam hati.
“selamat pagi..” sapa Soyeon pada Han ahjuma yang sedang menyiapkan makanan di meja. Han ahjuma terlihat khawatir dengan keadaan agashinya itu.
“agashi baik-baik saja?”
“tidak..,aku merasa sangat buruk..”jawab Soyeon lalu duduk dikursinya. Beberapa detik kemudian tersenyum. “ahjuma jangan memandangiku seperti itu.,aku terlihat semakin menyedihkan..,aku lapar.,jadi buatkan makanan yang enak...” rajuk Soyeon.
“tentu saja..,menu hari ini sangat spesial..” Han ahjuma tersenyum dan segera menuju kedapur. Dia sedikit lebih tenang melihat Soyeon seperti biasanya, meskipun tahu kalau Soyeon hanya pura-pura agar terlihat baik-baik saja.
>> 
Di ruang makan keluarga Lee suasana sedikit tegang. Semalam Mr Lee bertengkar hebat dengan anaknya. Merasakan suasana yang tidak enak, Soeun putri bungsu keluarga Lee mencoba mencairkan suasana.
“eomma..supnya sangat enak..benarkan oppa..?” ucap So Eun.
“iya…” jawab Donghae singkat
“ah benarkah..,eomma senang kalau kalian suka..” jawab Mrs.Lee lalu tersenyum.
Tiba-tiba Mr.Lee menghentikan makannya “Lee Donghae..,keruang kerja appa sekarang. Appa ingin bicara padamu, dan jangan lupa bawa laporan perkembangan proyekmu..” berdiri dan meninggalkan meja makan. Donghae pun segera beranjak dari kursinya.
“Donghae…” lirih Mrs.Lee khawatir.
“eomma jangan khawatir..,aku paham bagaimana sifat appa. Aku tahu aku salah, aku akan bertanggung jawab. Jadi jangan khawatir…” jawab Donghae meyakinkan eommanya lalu tersenyum.
“ini seperti sebuah drama…” dengus So Eun
>>

Donghae berdiri didepan meja appanya dan menyerahkan file-file . Mr Lee yang duduk dikursinya segera membaca laporan yang diberikan anaknya itu.
“pesta pernikahan itu….aku akan bertanggung jawab..aku tahu aku bersalah..” ucap Donghae.
“aku memanggilmu kemari bukan untuk membicarakannya. Itu sudah berlalu jadi tidak perlu dibicarakan lagi..”jawab Mr Lee
“tapi appa…”belum selesai bicara Mr Lee sudah memotong kata-kata Donghae
“yang harus kau pikirkan sekarang adalah bagaimana dengan proyek ini. Aku tidak yakin Mr. Jung masih akan melanjutkan investasi setelah kejadian kemarin. Kita tidak boleh kehilangan proyek besar ini. ” tutur Mr Lee.
“aku mengerti. Aku akan menemui Mr Jung dan meminta maaf secara pribadi padanya. Aku yakin Mr Jung bukan tipe orang yang mencampuradukan bisnis dan masalah pribadi.” Jawab Donghae lalu berjalan meninggalkan ruangan.
>> 
Soyeon berjalan menghampiri sekertaris Jang. Soyeon memberi salam dan duduk dikursinya. Soyeon mulai memantapkan hatinya untuk mendengar semua informasi dari sekertaris Jang.
“bagaimana? Apa sekertaris Jang sudah menemukan informasi tentang Min Aerin?”
Sekertaris Jang mengeluarkan sebuah map dan membukanya “ini data2 yang saya temukan tentang Min Aerin…”
Soyeon meraih map dimeja dan membacanya. Min Aerin adalah seorang dokter,dia satu sekolah menengah dengan appa dan eommanya. Min Aerin adalah seorang yatim piatu yang mendapat beasisiwa penuh sekolah kedokteran.
“tapi agashi, Min Aerin…dia…”
“kenapa?” soyeon tidak sabar
“Min Aerin sudah lama meninggal dunia…” ucap sekertaris Jang “Min Aerin meninggal dihari dan rumah sakit yang sama dengan ibu agashi…”
Soyeon sangat terkejut, tangannya terasa sangat lemas. Saat ini dia sama sekali tidak bisa berfikir, apa yang sebenarnya terjadi?, batin Soyeon.
>> 


Soyeon menatap kosong sepanjang jalan setapak yang dia lewati. Berbagai pertanyaan berkecamuk di otaknya. Min Aerin, apa yang terjadi dengan cinta pertama appanya itu, kenapa kematiannya bersamaan dengan kematian eommanya.
Soyeon merasa dadanya semakin sesak. Soyeon baru menyadari Donghae berjalan dari arah yang berlawanan dan sudah ada didepannya. mereka bertemu pandang dan berdiri mematung. Soyeon mulai merasa matanya memanas. Soyeon menatap Donghae dingin lalu memalingkan wajahnya.
“aku ingin menjelaskan sesuatu padamu…” ucap Donghae
“tidak ada hal yang perlu kita bicarakan…” jawab Soyeon dingin
“Jung Soyeon…”
“semua sudah berakhir…” Soyeon menatap Donghae dingin “aku tidak ingin melihatmu…Sebaiknya kita tidak bertemu lagi.” Ucap Soyeon berjalan meninggalkan Donghae yang berdiri mematung.
>> 
“berangkatlah ke Paris. Appa akan menyiapkan semuanya…” ucapan Mr.Jung membuat Soyeon terkejut.
“apa maksudnya?”
“bukankah kau dulu ingin belajar desain di Paris. appa akan atur jadwal keberangkatanmu”
Soyeon menatap appanya kesal lalu membuang nafasnya kasar “jadi appa akan mengirimku ke Paris sekarang? Apa appa malu karena insiden pernikahan itu sehingga mengirimku ke Paris? Kenapa aku harus melakukan itu? Kenapa aku harus menuruti appa?!”
“Jung Soyeon…!” teriak Mr.Jung
“aku tidak akan pergi!” Soyeon sedikit berteriak “aku ini bukan boneka, aku bukan robot. apa artinya aku bagi appa? kenapa aku harus selalu melakukan yang appa katakan?!” soyeon mulai terisak “mulai sekarang jangan mengaturku lagi. Aku hanya akan melakukan apa yang aku inginkan…” Soyeon menyeka air matanya dan berjalan pergi.

Donghae berjalan disepanjang koridor menuju ruang Mr.Jung untuk meminta maaf secara pribadi, dan melihat Soyeon berjalan dari arah yang berlawanan. Donghae menghentikan langkahnya dan menatap lekat Soyeon yang berjalan dengan tatapan kosong dan tidak menyadari keberadaan Donghae. raut cemas tergambar diwajah Donghae, tetapi dia mengurungkan niat menyapa dan ragu melanjutkan langkahnya ke ruang Mr.Jung. Sekertaris Mr.Jung menuntun Donghae masuk lalu meninggalkan mereka diruangan. Donghae membungkuk dan memberi salam.
“apa yang membuatmu datang kesini?” Tanya Mr.Jung
“saya ingin menyampaikan permintaan maaf tentang pernikahan itu. Saya akan bertanggung jawab atas semua yang saya lakukan. Paman bisa menghukum saya, tapi saya mohon kerjasama perusahaan….”
“jika itu tentang kerjasama perusahaan maka kau tidak perlu khawatir…” potong Mr.Jung “aku tidak akan membahas hal yang tidak perlu dibahas lagi. Kau taukan aku orang yang tidak akan mencampuradukkan masalah pribadi dan perusahaan…”
“mianhamnida…jeongmal mianhamnida atas sikap saya...” ulang Donghae “dan Ghamsahamnida atas kebaikan anda…” Donghae membungkuk dan keluar dari ruangan Mr.Jung.

 to be continued..

Gimana readers...., part 10 menyayat hati banget ya..aduh author kok jadi gaje sendiri..kekeke. Pokoknya nantikan terus ya part selanjutnya yang lebih seru..terima kasih dan sampai jumpa lagi^^

Tidak ada komentar :

Posting Komentar