Rain

Rain Cloud

Senin, 31 Maret 2014

FF SPECIAL HIGH SCHOOL (part 11)

SPECIAL HIGH SCHOOL (part 11)





Title            :         Special High School
Author         :         Sae
Main Cast    :         Kim Kibum                                Im Yoona
                             Choi Siwon                                Tiffany Hwang
                             Lee Donghae                                        Jessica Jung
                             Park Jungsoo(Leeteuk)              Kim Taeyeon
                             Cho Kyuhyun                               Seo Hyun
                             Kim Jongwoon(Yesung)               Kwon Yuri
                             Lee Sungmin                              Lee Sunkyu(sunny)
Cameo                    :          Kim Hyoyeon, Victoria, Min Ah, Yonghwa
Genre          :         Romance,Comedy(?), School life, Friendship
Chapter       :         11

Annyeong readers^^, wah senang sekali akhirnya part 11 selesai.. author curhatnya belakangan aja ya, pokoknya selamat membacai..


“Kim Jongwoon…” seorang yeoja menghambur memeluk Jongwoon. Yeoja itu memeluk era-erat membuat nafas Jongwoon tercekat, Mr.Kim dan Mrs.Kim terkekeh melihatnya.
“le-pas-kan…a-ku ti-dak bi-sa ber-na-fas…” ucap Jongwoon terbata-bata, yeoja itu meringis kecil dan melepaskan pelukannya.
“yak! Kim Hyoyeon, kapan kau kembali dari Inggris? Kenapa tiba-tiba kembali?” semprot Jongwoon.
Yeoja bernama Kim Hyoyeon itu mendecak kesal melihat ekspresi yang ditunjukkan  sepupunya setelah sekian lama tidak bertemu. “wae? Kau tidak senang sepupumu yang cantik ini kembali? Kau tidak merindukanku ya!” tuduhnya.
“yak!” Jongwoon menjitak kepala Hyoyeon yang mengaduh. “kenapa tidak memberitahu kalau pulang? Aku kan bisa menjemputmu di bandara…”  mereka berdua duduk disofa.
“Hyoyeon akan tinggal disini…” ucap Mrs.Kim “Hyo akan masuk di kelas dance sekolahanmu…”
“uhuuk uhukk…” Jongwoon terbatuk “Kau? Kau masuk sekolahanku?!” Serunya.
“hmmm…” Hyoyeon mengangguk-anggukan kepalanya “ah, senangnya bisa kembali setelah empat tahun di Inggris…” ucapnya diselingi helaian nafas “kita bisa pergi sekolah bersama-sama,hahaha…”

Jongwoon menatap Hyoyeon dengan aneh, kelas dance? Itu berarti Hyoyeon akan masuk ke kelas Yuri. Tapi Jongwoon justru khawatir karena Hyoyeon sangat jago menari,  itu berarti Hyoyeon akan menjadi saingan Yuri, karena selama ini Yuri-lah pemegang julukan “Dancing Queen” di sekolah.

“hey, kenapa melamun?” tanya Hyoyeon,
Jongwoon menggeleng “ah, anio. Jadi besok kau mulai masuk sekolah?”
“tentu saja. Oh ya, kenapa kau tidak pernah mengirim surat lagi sejak dua tahun yang lalu?”
“kau pikir biaya kirim surat ke Inggris itu murah…” omel Jongwoon
“setidaknya kau harus kirim email…”
“aku tidak punya alamat emailmu…” ucap Jongwoon, Hyoyeon mengangguk-angguk, benar juga, kenapa tidak terpikirkan olehnya memberikan alamat email saja, benar-benar bodoh, batinnya.
“tunggu dulu…” Hyoyeon mengamati wajah Jongwoon “Kenapa matamu jadi besar? wah, kau jadi lebih tampan, kau operasi?”
“mwo?! Yak Kim Hyoyeon! sejak dulu aku memang sudah tampan…” semprot Jongwoon.
“cecece…kau tidak berubah ya, terlalu percaya diri” Cibir Hyoyeon.
Mrs.kim tertawa renyah mendengar keduanya yang masih saja bertengkar seperti anak kecil padahal sudah lama tidak bertemu. “sudah jangan berkelahi, ayo makan malam…”
>> 

Yoona sibuk memilih beberapa pakaian yang akan dia gunakan kencan bersama Kibum. Hari ini Yoona akan diam-diam pergi kencan bersama Kibum dengan bantuan Yuri agar Appanya tidak tahu. Setelah memakai baju yang cocok dan memoles sedikit make up tipis, Yoona siap untuk berangkat. Yuri datang menjemput dan mengantarnya ke kawasan gangnam. Yoona dan Yuri turun dari mobil dan berjalan menghampiri kibum yang berdiri menyambut mereka dengan senyum.

“mian membuat oppa menunggu…” ucap Yoona.
“gwaenchana, aku juga baru datang…”
“sekarang aku serahkan Yoongie padamu, tolong jaga dia dengan baik. Arra…” ucap Yuri pada Kibum “awas kalau kau membuatnya menangis!” candanya.
“baiklah…” Kibum tersenyum menanggapi ancaman Yuri “terima kasih bantuanmu…”
Yuri mengangguk dan tersenyum “ya, selamat berkencan…” ucapnya lalu pergi meninggalkan mereka.
“hari ini kau sangat cantik…” puji Kibum membuat semburat merah di pipi Yoona.
“ini kan kencan pertama kita…” ucap Yoona malu-malu.

Kibum tersenyum dan mengulurkan tangannya “ayoo, kita bersenang-senang hari ini”
Dengan senang hati Yoona menyambutnya dan mereka bergandengan tangan menyusuri jalanan gangnam bersama seperti pasangan muda lainnya. Kibum dan Yoona tidak berhenti tersenyum, mereka mencoba beberapa makanan beberapa pedagang kaki lima, menonton pertunjukkan musik jalanan dan membeli beberapa pernak-pernik pasangan.

“oppa bagaimana menurutmu?” Yoona menunjukkan beberapa gelang couple. Kibum menggeleng, Yoona memanyunkan bibirnya. Sudah beberapa kali yeoja itu memilih gelang pasangan tapi tidak ada satupun yang Kibum sukai. Kibum tersenyum geli melihat kekesalan Yoona.
“kemarilah…” panggil Kibum, Yoona berjalan menghampirinya. “ulurkan tanganmu…” ucapnya, Yoona hanya mengikuti perintah Kibum dan mengulurkan tangannya. Kibum mengeluarkan sesuatu dari balik genggamannya, sepasang cincin pasangan berwarna perak.
“cincin pasangan?” wajah Yoona berseri-seri.
“coba perhatikan, di bagian belakang cincin ada ukiran. Jika dua cincin ini disatukan, akan membentuk gambar cinta…” jelas Kibum “simpanlah milikmu…” Kibum memberikan satu cincin itu pada Yoona dan menyimpan satu lagi miliknya.
“yeppeuna~(cantik)…” Yoona tersenyum memandangi cincinnya. Kibum membelai lembut rambut yeojanya.
“Jja…masih ada banyak tempat yang harus kita kunjungi…” ajak Kibum. Mereka kembali berjalan dan bergandengan tangan.
>>
Sunny dan Taeyeon mengendap-endap mengikuti sepasang kekasih yang turun dari sebuah mobil. Sebenarnya Sunny dan Taeyeon sedang hangout bersama, secara tidak sengaja mereka melihat Min Ah dan seorang namja. Pada awalnya Sunny merasa enggan dan malas mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan Min Ah si rubah licik atau Sungmin namja pabo itu, tapi Taeyeon memaksa untuk memata-matai mereka. Taeyeon berkilah kalau ini bisa menjadi bukti agar Sungmin sadar kalau selama ini Sunny berkata jujur.

“Taeng, kau yakin akan masuk ke café itu?” Sunny ragu-ragu melihat café di seberang jalan yang nampak seperti Bar.
“aku rasa itu hanya sebuah café, bukan Bar…” Taeyeon seakan bisa membaca apa yang dipikirkan  Sunny.

Dengan berbagai pertimbangan,  mereka berdua akhirnya memantapkan diri mengikuti Min Ah dan pasangannya masuk ke café itu. Suasana café sangat ramai, musik disko mengalun keras memekakan telinga Sunny dan Taeyeon. Meja-meja dipenuhi dengan botol bir dan wine. Taeyeon merasa heran, baru kali ini ada café menyerupai Bar, benar-benar tidak konsisten. Sebenarnya café atau Bar sih!.

Taeyeon dan Sunny celingukan mencari pasangan yang sejak tadi mereka ikuti. Akhirnya mereka menemukan Min Ah dan namja duduk di sudut ruangan. Benar-benar pas untuk bermesraan, ditambah lampu café yang remang-remang. Taeyeon menyeret Sunny duduk di bangku terdekat, karena setiap meja dibatasi dengan sekat, jadi tidak perlu khawatir akan terlihat.

“bagaimana kalau kita ketahuan?” bisik Sunny
“anio, tenang saja. Aku sudah siapkan rencana, kita foto mereka berdua, setelah itu kita kabur” Taeyeon menjelaskan strateginya.
“kau gila…coba lihat, pengunjung-pengunjung disini sangat menyeramkan? Kau yakin bisa keluar dengan selamat? Anak SMA tidak diizinkan masuk ke Bar” bisik Sunny khawatir. Sejenak Taeyeon berfikir, yang dikatakan Sunny benar juga.
“sudahlah, kita sudah terlanjur, lagi pula ini bukan Bar, tapi café, café yang seperti Bar…” jawab Taeyeon, sedikit ragu “lebih baik kita mulai pengintaiannya…”.

Taeyeon dan Sunny bersiap, membidik sasaran dengan kamera ponselnya, mereka terus mengawasi Min Ah dan namjachingunya. Akhirnya moment yang mereka tunggu-tunggu datang juga, Min Ah dan namja itu saling bercumbu dan berpelukan, tiba-tiba mereka berciuman, Taeyeon dan Sunny secepat kilat mengambil gambar, tapi sialnya, lampu blits kamera mereka menyala. Min Ah dan namjachingunnya itu sadar ada seseorang mengambil gambar, mereka menoleh pada Sunny dan Taeyeon. Min Ah mengenali Sunny dan Taeyeon, Min Ah segera bangkit berdiri menatap mereka dengan horor.

“gawat…kita ketahuan bagaimana ini?” bisik Sunny panik, wajah mereka menjadi pucat.
“jangan panik…” bisik Taeyeon menutupi kegugupannya sendiri “nanti, pada saat hitungan ketiga, kita lari. Kau mengerti?”. Sunny tidak bersuara dan hanya mengangguk paham.
“apa yang kalian lakukan disini?! Kalian…dasar kalian… penjaga, disini, ada anak SMA yang menyelinap masuk!” teriak Min Ah dengan sinis. Dua orang bodyguard dengan tubuh mengerikan datang menghampiri.
“satu, dua, tiga…” dalam hitungan ketiga secepat kilat Sunny dan Taeyeon berlari menembus kerumunan pengunjung yang sedang berdisco, mereka menyelinap sebisa mungkin, beberapa kali menabrak pengunjung lain dan membuat kekacauan.

“Jangan kabur! Cepat tangkap!” teriak Min Ah.
Sunny dan Taeyeon berlari semakin kencang. Hidup dan mati mereka sedang di pertaruhkan. Mereka berdua semakin mendekat pintu keluar, bodyguard itu masih mengejar mereka di belakang.
“taeng cepaatttt…” Sunny menyeret langkah Taeyeon. Dalam hitungan detik, akhirnya mereka bisa keluar dari café itu, tapi dua bodyguard mengerikan itu masih mengejar mereka.
“huuaaaaa bagaimana ini…?!” teriak Sunny
“molla…jangan lihat kebelakang…” jawab Taeyeon.
Tiba-tiba terdengar suara klakson mobil. Taeyeon dan Sunny yang masih berlari-pun menoleh.
“hey! Cepat masuk!” teriak Donghae dari dalam mobil.

Tanpa menunggu Taeyeon dan Sunny masuk kedalam mobil, dengan cepat mobil Donghae melaju meninggalkan tempat itu. Akhirnya Sunny dan Taeyeon bisa bernafas lega.
“sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kalian dikejar orang-orang itu?” tanya Donghae masih fokus mengemudi. Taeyeon dan Sunny yang duduk di kursi belakang menghela nafas panjang.
“ceritanya sangat panjang. Pokoknya ini semua ulah Min Ah si rubah licik itu…” gerutu Sunny.
“beruntung bertemu denganmu, ah! Aku tidak bisa membayangkan kalau sampai tertangkap…” Taeyeon menyenderkan tubuhnya ke punggung kursi, begitupula dengan Sunny.
“hey, tapi kau mau kemana?” tanya Sunny. Donghae melirik jam tangannya sekilas, terlihat tersenyum dari kaca spion.
“kencangkan sabuk pengaman kalian, kita sudah terlambat” tanpa aba-aba Donghae menancap gas mobilnya, melaju dengan kecepatan maksimal, menyalip beberapa mobil dan truk-truk, mengemudi ala pembalap profesional.

“Lee Donghaeeeee…kau mau matiiiiii…” teriak Sunny dan Taeyeon di belakang. Mereka berpegangan erat pada kursi masing-masing. Donghae tidak menggubris, dia justru menaikkan kecepatan mobilnya.
“jangan khawatir, aku sudah ahli…” Donghae tetap fokus mengemudi.
“huuuaaaaaa…” teriak Sunny saat mobil Donghae meliuk-liuk.
“jika terjadi sesuatu, aku akan membunuhmuuuu…” teriak Taeyeon dengan wajah pucat pasi.

Beberapa menit kemudian mobil Donghae menepi didepan sebuah halte, Donghae turun diikuti oleh Taeyeon dan Sunny dengan wajah pucat, benar-benar seperti mayat hidup. Donghae menghampiri seorang yeoja yang berdiri menunggunya.

“mianhae, aku terlambat…”
“anio, gwaenchana…” jawab Jessica, lalu memandang bingung pada Taeyeon dan Sunny yang turun dari mobil Donghae.
“oh, tadi aku bertemu mereka di jalan…” Donghae menjelaskan pada Jessica.
“ah, annyeonghasseo…” sapa Taeyeon dan Sunny, Jessica tersenyum tipis membalasnya.
“tidak apa-apa kan pulang bersama mereka?” tanya Donghae. Jessica mengangguk pelan.
“anio, anio… Kami pulang naik taksi saja…” Sunny dan Taeyeon tersenyum canggung.
“hey, waeyeo?” tanya Donghae membuat Taeyeon dan Sunny saling melirik.
“tidak apa-apa, pulang bersama kami saja…” ajak Jessica.

Taeyeon dan Sunny tertegun sesaat, baru kali ini mendengar seorang Jessica bicara dengan lembut. Selama ini mereka mengenal Jessica tidak banyak bicara, yeoja itu hanya bicara seperlunya saja.

“ah tidak tidak…” Taeyeon dan Sunny tetap menolak dengan halus.
“Lagi pula arah rumah kami berlawanan…” imbuh Taeyeon.
“dan juga, jantung kami hampir melompat karena cara mengemudi Donghae yang seperti hantu…” timpal Sunny diikuti anggukan setuju dari Taeyeon. Donghae melotot pada kedua temannya itu, Sunny dan Taeyeon hanya meringis.
“kalau begitu kami pulang dulu. Terima kasih tumpangannya, bagaimanapun juga kau menyelamatkanku dan Sunny…” ucap Taeyeon pada Donghae.
“sampai jumpa…” Taeyeon dan Sunny memberi salam, lalu berjalan meninggalkan Donghae dan Jessica.

Jessica tersenyum geli melihat Taeyeon dan Sunny saling dorong mendorong masuk ke dalam taksi. Donghae menatap Jessica dengan heran.
“Kenapa kau tersenyum seperti itu?”
“mereka sangat lucu…”
“benarkah?” Donghae masih keheranan “baru kali ini kau tersenyum geli melihat tingkah orang lain…”
“sepertinya,  aku menyukai mereka…” canda Jessica “oppa punya teman-teman yang menyenangkan…” imbuhnya lalu masuk kedalam mobil.
“baguslah kalau kau suka… kau juga bisa berteman dengan mereka…” Donghae tersenyum senang dan ikut masuk kedalam mobil. Beberapa saat kemudian mobil Donghae sudah melaju meninggalkan tempat itu.
>>
Udara pagi terasa begitu segar, halaman dan kelas-kelas mulai ramai. Seorang yeoja dengan rambut pirang yang berjalan bersama Jongwoon menjadi pusat perhatian seluruh siswa. Mereka berbisik-bisik penuh tanya siapa gadis itu, pertanyaan-pun terjawab saat beberapa siswi membicarakan murid pindahan dari Inggris yang akan masuk kelas dance.

“ada apa? Kenapa mereka memandangku seperti itu?” bisik Hyoyeon
“itu karena kau berjalan dengan salah satu flower boy sekolahan ini…” Jongwoon menyombongkan diri.
“kau anggota F4? Seperti Goo Jun Pyo?” tanya Hyoyeon dengan polos.
“cecece kau ini…” decak Jongwoon “jangan terlalu sering menonton drama…”

Hyoyeon memanyunkan bibirnya dengan kesal. “kau mau mengantarku ke kelas dance kan? Aku tidak tahu tempatnya, sekolahanmu terlalu luas…ya,ya?” rajuk Hyoyeon sambil mengapit lengan Jongwoon.

“hey, lepaskkan tanganmu …” bisik Jongwoon.
Hyoyeon menggelengkan kepalanya dan tersenyum jail “andwae!, aku ingin lihat seberapa terkenalnya kau, mereka pasti segera bereaksi…hahaha”

Benar saja, sesaat kemudian para siswa-siswi mulai gaduh, berbisik-bisik, ada pula yang menjerit tertahan, cemburu dan kesal. Hyoyeon tercengang, sepertinya memang benar kalau sepupunya ini cukup terkenal. Hyoyeon memandangi Jongwoon, jangan-jangan memang benar dia salah satu anggota F4, batinnya terkekeh geli.

“heyy ayo lepaskan…” Jongwoon merasa tidak nyaman, tapi Hyoyeon tidak mempedulikannya.
“Jja, antar aku ke kelas…” Hyoyeon menyeret Jongwoon yang terlihat pasrah.

Di ruang latihan kelas dance, beberapa siswi sedang melakukan pemanasan, salah satunya Yuri. Seorang siswi berlari masuk keruangan latihan.
“kalian sudah dengar gossip baru, siswi pindahan dari Inggris? Ternyata memang benar. Dia sudah datang…”
“ah, benarkah?” timpal yang lain penasaran, lalu mereka mulai bergerombol, tentu saja, apalagi kalau bukan bergosip, sedangkan Yuri yang sama sekali tidak tertarik bersikap masa bodoh.
“apa maksudmu? Dengan Jongwoon? Gadis itu berangkat dengan Jongwoon?” suara siswi-siswi itu semakkin riuh . Mendengar nama Jongwoon di sebut, Yuri tanpa sadar terus menguping pembicaraan mereka.
“benar, mereka bahkan berpegangan tangan…” timpal yang lain.
Yuri hampir tersedak mendengarnya, yang benar saja, Jongwoon dan murid baru? Bergandengan tangan? Yuri mendengus kesal, tidak masuk akal sekali, batinnya protes.
“tidak mungkin, bukankah Jongwoon pacaran dengan Yuri…” salah satu siswi melirik Yuri.
“mungkin Yuri sudah dicampakan…” bisik yang lain, sibuk dengan beribu kemungkinan.

Yuri semakin kesal mendengarnya, apa-apaan ini, dicampakan? Harga dirinya tidak terima, karena kesal Yuri keluar dari ruang latihan. Yuri sungguh ingin mengutuk teman-temannya yang suka bergosip itu. Tetapi, sama sekali tidak terduga, apa yang digunjingkan siswi-siswi itu sebuah kenyataan, dan lebih parahnya lagi, dua orang yang sedang dibicarakan itu sekarang muncul, berjalan kearahnya, semakin mendekat. Tidak ada kesempatan untuk menghindar!.

Jongwoon dan Yuri saling berpandangan, Hyoyeon menatap keduanya dengan heran. Jongwoon terlihat agak canggung, mata Yuri beralih pada Hyoyeon, entah karena apa, kepalanya seperti bom atom yang akan meledak.

“hey, ada apa?” Hyoyeon menyikut lengan Jongwoon. Yuri memalingkan wajahnya, berusaha mengacuhkan keduanya dan pura-pura membenarkan tali sepatu.
“ya sudah, aku masuk dulu…” Hyoyeon berjalan masuk ruangan, tapi berhenti di ambang pintu “Jongwon-ah, terima kasih sudah mengantar. Sampai jumpa pulang nanti…” ucapnya dan berlalu masuk.

Jongwoon menjadi salah tingkah karena Yuri ada disana, siapapun akan salah paham mendengarnya, meskipun Jongwoon tidak begitu peduli tapi entah kenapa, Jongwoon begitu khawatir jika Yuri juga salah paham.

“sepertinya, yeojachingu barumu itu lumayan juga…” sindir Yuri
“ah itu, sebenarnya dia itu…” belum selesai Jongwoon bicara Yuri sudah memotong.
“Kim Jongwoon-si, kau benar-benar hebat!” Yuri berjalan masuk ruangan, Jongwoon menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dugaannya benar. Sepertinya yeoja itu juga mengira kalau Hyoyeon kekasihku, batin Jongwoon.
>>

Taeyeon berjalan mendekati seseorang dengan langkah ragu. Dia memegang erat kotak bekal yang sudah disiapkan sejak subuh, tapi tiba-tiba Taeyeon tidak percaya diri untuk memberikannya, tentu saja, bekal spesial untuk Jungsoo songsaenim. Beberapa kali Taeyeon menoleh kearah Tiffany yang bersembunyi dibalik pintu, berusaha menyemangatinya. Satu langkah, dua langkah, akhirnya Taeyeon semakin mendekat.

“annyeonghasseo Jungsoo songsaenim…” sapa Taeyen ramah. Jungsoo menoleh dan tersenyum mendapati Taeyeon.
“oh Kim Taeyeon, ada apa?”
“aku, aku membawa kotak bekal untuk songsaenim…” ucap Taeyeon gugup lalu menyerahkan kotak bekalnya. Tiffany menahan nafas khawatir melihatnya.
“ah, benarkah? Gomaweo Taeyeon-ah…” Jungsoo menerima dengan senang hati “baunya sangat enak…” pujinya membuat pipi Taeyeon bersemu merah.
“itu hanya bekal biasa, semoga songsaenim menyukainya…”
“tentu saja, gomawo…” Jungsoo tersenyum, dengan gemas mengacak rambut Taeyeon.

Dari balik pintu Tiffany tersenyum puas melihatnya, sampai tidak menyadari ada seseorang berdiri di belakangnya.
“omo!” Tiffany terlonjak kaget.
“kau mengintip ya?” Siwon memincingkan matanya.
“ah oppa, kau mengagetkanku...” ucap Tiffany “sejak kapan oppa berdiri disini?”
“sejak kau tersenyum-senyum sendiri seperti orang gila…” ledek siwon, Tiffany menggembungkan pipinya.
“aku tidak mengintip, hanya mengamati situasi…” ucapnya membela diri.
“dasar kau…” Siwon mencubit pipi Tiffany pelan, membuat yeoja itu meringis kecil. “sudah selesai, ayo masuk kelas…” Siwon menarik Tiffany pergi dari sana.
>> 

Di kelas dance, semua siswi bertepuk tangan dengan riuh melihat Hyoyeon menari. Kahi songsaenim yang merupakan guru dance SM High School benar-benar terkesan dengan kemampuan dance Hyoyeon. Berbeda dengan Yuri yang justru memperlihatkan ketidaksukaannya pada Hyoyeon, entah kenapa Yuri sangat kesal melihat Hyoyeon.
 “selanjutnya, kita panggil dancing queen kita…” ucap Kahi songsaenim diiringi tepuk tangan seisi ruangan.


Yuri maju kedepan, beberapa siswi berbisik-bisik. Karena Kim Jongwoon, semua siswi mengira dia sudah dicampakan, benar-benar menyebalkan, batin Yuri.

“Hyo, ini adalah Kwon Yuri dancing queen sekolahan kita…” ucap Kahi songsaenim.
“ah, annyeonghasseo…” sapa Hyoyeon ramah. Hyoyeon berpikir sejenak, sepertinya nama “Kwon Yuri” terdengar tidak asing, hanya saja Hyoyeon sama sekali tidak ingat dimana pernah melihat atau mendengarnya.
“bagaimana kalau kalian dance battle? Aku rasa akan sangat fantastis jika dua dancing queen menunjukkan bakatnya, tidak masalah kan?” usul Kahi songsaenim.
“tentu saja. Bagaimana Hyoyeon-si?” ucap Yuri, nadanya lebih persis seperti menantang. Genderang perang ditabuh.
“baiklah, siapa takut…” Hyoyeon menerima sinyal perang dari Yuri, kedua yeoja itu saling bertatapan tajam, seperti mengeluarkan sinar laser yang dapat menghancurkan ruangan, musik dimainkan, seisi ruangan bersorak riuh. Sekarang, persaingan dimulai!.
>> 

Jessica sedang membereskan buku-buku yang ada di lokernya, dari ujung ruangan seorang yeoja berjalan menghampirinya.

“annyeonghasseo, kau Jessica Jung kan?” sapa Vic ramah, Jessica mengangguk pelan. “aku ingin bicara sebentar denganmu? Kau tidak keberatan kan?” dengan malas Jessica mengikuti Vic.
“sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu…” ucap Vic “aku lihat kau sangat dekat dengan Donghae, aku ingin berteman denganmu tapi sempat ragu karena mereka bilang kau sangat sulit didekati…” lanjutnya basa-basi.
“sebenarnya apa yang ingin kau katakan?”
“sebenarnya…kau tahu kan, saat ini aku kekasih Donghae?” wajah Vic berubah mengeras.
“lalu?” tanya Jessica dingin.
“aku mengatakan ini karena mengkhawatirkannya. Aku tahu kalian sangat dekat, tapi tidakkah kau merasa kalau Donghae terbebani?” ucap Vic. Melihat tidak ada reaksi yang Jessica tunjukkan, Vic melanjutkan ucapannya.
“bagiku kalian seperti kakak beradik, tapi, apa kau tidak merasa membebaninya? Donghae tidak pernah serius pacaran dengan yeoja lain karena kau selalu menempel padanya. Sebenarnya aku tidak keberatan, tapi dia benar-benar tidak bisa melepaskan diri darimu…”
“aku memang tidak punya hak melarangmu dekat dengannya, tapi berilah tempat untuk yeoja lain, biarkan dia melepaskan diri, kau tidak bisa mengikatnya. Kau paham maksudku kan?” Seketika wajah Vic ramah kembali
“Aku rasa hanya itu yang perlu disampaikan. Terima kasih sudah mau mendengarku, kita berteman kan?” Victoria tersenyum simpul “kalau begitu, sampai jumpa lagi…” ucapnya berlalu pergi.

Jessica terdiam, memandangi pantulan dirinya dari jendela ruang kelas. Entah kenapa ada beberapa kata yang terus berputar di kepalanya “beban” “membebani” dan “terbebani”.
>> 

Di special class semua sibuk dan asyik dengan kegiatan masing-masing. Kyuhyun, Kibum dan Donghae larut dalam permainan gamenya. Yesung tertidur dengan earphone yang menyumbat telinganya, Yoona dan Sunny asyik membaca katalog baru, Seohyun yang hanya melamun di dekat jendela, sedangkan Siwon dan Taeyeon harus rela menyusun acara untuk festival musim semi beberapa minggu lagi, Tiffany dengan setia duduk menemani mereka sembari menyumbang ide yang mungkin saja akan berguna.

“yeaaahhhhhh!!!” teriak Kyuhyun melompat kegirangan, berhasil memenangkan permainan melawan Kibum dan Donghae.
“yak Cho Kyuhyun!” tegur Siwon.
“dasar berisik…” semprot Taeyeon. Kyuhyun menyengir kuda
“mianhae…” ucapnya tanpa rasa bersalah membuat Taeyeon ingin melemparinya dengan panci.
“benar-benar mengganggu tidurku…” keluh Jongwoon yang bangun karena terkejut.
“ada hal penting yang harus didiskusikan, ayo berkumpul…” Perintah Siwon. Semua bangkit dari tempatnya dan duduk melingkari meja diskusi.
“festival musim semi akan diadakan dua pekan lagi? kalian punya ide untuk acara yang akan kita tampilkan tahun ini?” Siwon memimpin pembukaan rapat kelas.

Festival musim semi selalu di adakan setiap tahun di SM High School. dalam festival ini, setiap kelas wajib menyumbangkan pentas seni untuk ditampilkan. Pada akhir kegiatan akan dipilih satu kelas yang mementaskan pensi terbaik, tentu saja setiap kelas akan berlomba-lomba mendapatkan gelar itu, tapi dua tahun berturut-turut special class yang selalu memenangkannya.

“menyanyi dan menari?” usul Donghae.
“tidak, kita sudah menampilkannya di tahun pertama…” tolak Taeyeon mentah-mentah.
“demo memasak?” imbuh Jongwoon.
“benar-benar konyol…” potong Tiffany, membuat yang lain cekikikan. Tidak adakah ide yang lain?!.
“stand up comedy?” timpal Yoona, semua mengerutkan dahi.
“diantara kita tidak ada yang pandai melawak…” jawab Donghae, Yoona mengangguk, ah, benar juga.
“kelas lain mungkin akan berlomba-lomba menampilkan pensi terbaik, tapi rasio kemenangan jadi sangat kecil karena mereka cenderung memilih tema yang sama. Bagaimana kalau kita tampilkan pensi sederhana tapi menarik?” usul kibum membuat yang lain mengangguk-angguk, benar juga.
“ide yang bagus…” puji Siwon “tapi, adakah sesuatu yang sederhana tapi menarik?”

Semua sibuk berfikir, sesuatu yang sederhana tapi dapat menarik perhatian. Saat semua sedang berpikir, Seohyun justru tampak gelisah dan tidak fokus. Sunny sampai harus menyenggol lengannya.

“Seo~, kau punya ide?” semuanya menoleh, benar juga, selama ini Seohyun selalu menyumbangkan ide-ide yang bagus, mungkin saja kali ini juga begitu.
“ah…itu…mmm…aku rasa…”
“Seo, kau kenapa?” tanya Kyuhyun khawatir.
“ah anio…” elak Seohyun, lalu semuanya kembali diam. Sibuk dengan pikiran masing-masing. “tapi, bagaimana kalau drama musikal?” usul Seohyun membuat yang lain saling berpandangan.
“that’s right!, drama musikal…” pekik Tiffany dengan riang.
“ya, aku rasa drama musikal ide yang menarik” puji Kibum diiringi anggukan yang lain.
“Seo kau benar-benar genius…” imbuh Yoona
“kalau begitu kita harus tentukan tema-nya…” usul Taeyeon. Merekapun sibuk berdiskusi, tiba-tiba ponsel Seohyun berdering.
“yeobosseo… Ne, jinjayo? Baiklah, gomaweo Baekhyun-ah…” Seohyun bangkit dari kursinya “oppa, eonni, aku harus segera pergi…” ucapnya tergesa-gesa.
“ada apa? Apa yang terjadi? Kau mau kemana?” tanya Sunny khawatir.
“aku…aku harus segera ke Bandara. Aku harus bergegas…” jelas Seohyun “15 menit lagi Yonghwa oppa akan segera pergi. Aku harus bicara padanya…”
“tapi, tidak akan cukup 15 menit menuju Bandara…” sahut Donghae.
“ah, eotteoke?” Seohyun terlihat berkaca-kaca.
“hyung, pinjam motormu” ucap Kyuhyun menghampiri Kibum “Seo, Jja aku akan mengantarmu…”
Kibum menyerahkan kunci motornya, dengan cepat Kyuhyun menarik tangan Seohyun dan berlari keluar kelas.
“be carefull…” suara Tiffany sangat melengking.
“apa yang kalian pikirkan?” tanya Jongwoon tiba-tiba, semua mengerutkan dahi. “kalian tidak lihat? Itu adalah sebuah drama, ya benar, sebuah drama yang diangkat dari kisah romantis…” ucapnya dengan gaya melankolis membuat yang lain ingin muntah.
>> 
Lima belas menit hampir berlalu dalam perjalanan, akhirnya Kyuhyun dan Seohyun sampai di Bandara. Hanya beberapa menit tersisa sebelum pesawat benar-benar lepas landas. Seohyun turun dari motor dan melepaskan helmya.
“cepat masuk, aku akan memarkir motor…” perintah Kyuhyun.

Seohyun segera berlari masuk. Beberapa kali pengumuman pesawat tujuan Jepang akan segera berangkat, Seohyun semakin panik. Yeoja itu berlari tanpa tujuan dan mencari kesegala arah, berharap bisa menemukan Yonghwa. Seohyun menatap jam tangannya dengan sedih, lima belas menit berharganya sudah berlalu. Semua sudah terlambat, Yonghwa mungkin sudah berada di dalam pesawat dan sisp terbang, Seohyun menunduk lesu.

“hey…” seseorang memanggil Seohyun, suara itu, suara yang tidak asing lagi. Seohyun segera membalikkan badan, betapa terkejutnya mendapati Yonghwa sedang tersenyum padanya.
“oppa…” mata Seohyun sudah berkaca-kaca.
“hey, kau membolos dari kelas?” Yonghwa berjalan mendekati Seohyun “ya ampun, dasar anak nakal…”

Seohyun hanya diam, menatap Yonghwa dengan perasaan kacau, tanpa di sadari air mata mengalir deras dipipinya. Yonghwa menjadi bingung dan salah tingkah melihat Seohyun menangis.

“ke…kenapa menangis? Hey, jangan menangis. Tadi aku hanya bercanda…” hiburnya.
“oppa yang jahat…” ucap Seohyun sesenggukan sambil memukul-mukul lengan Yonghwa dengan kesal. Yonghwa yang merasa bersalah akhirnya memeluk Seohyun.
“mianhae…sudah, jangan menangis…mianhae…” ucapnya menenangkan Seohyun. Tangisan Seohyun-pun semakin mereda, Yonghwa melepaskan pelukannya.
“kenapa oppa melakukan ini? Kenapa sangat mendadak? Oppa tahu aku sangat panik, oppa tahu aku sampai membolos dari kelas?” ucap Seohyun bertubi-tubi. Yonghwa tersenyum geli mendengarnya.
“tapi, bukankah sekarang kau ada disini…”
“bagaimana kalau aku terlambat?! Bagaiman jika aku tidak datang?!” protes Seohyun.
“tapi, aku yakin kau pasti datang…” jawab Yonghwa “karena aku yakin kau akan menepati janji…”
“oppa…”
“oh ya, ini…” Yonghwa mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya “kau datang untuk mengambil Mickey-mu kan?”

Seohyun mengulurkan tangannya, menerima gantungan Mickey mouse-nya. Terdengar lagi pemberitahuan bahwa pesawat tujuan Jepang akan segera berangkat, diharapkan agar penumpang segera masuk kedalam pesawat.

“kau dengar, pesawatku akan berangkat…” Yonghwa menunjuk salah satu pesawat.
“oppa, aku…” belum selesai Seohyun bicara Yonghwa sudah memotong.
“aku tahu. Ah tidak, tidak, jangan katakan…” ucap Yonghwa “apapun itu, aku tetap menunggumu di Jepang, aku percaya kau akan menepati janji, Seohyun-ah” Yonghwa menatap Seohyun dengan teduh.
“aku sungguh berharap kau akan datang. Meskipun kau tidak ingin, setidaknya datanglah sebagai dongsaeng…” lirih Yonghwa, terlihat jelas kesedihannya.
“aku…aku akan datang…” ucap Seohyun, memaksakan seulas senyum di wajahnya. Yonghwa tersenyum simpul, lalu memeluk Seohyun, membelai rambutnya dengan lembut.
“baiklah, sepertinya aku harus segera masuk…” Yonghwa melihat antrian tiket masuk pesawatnya sudah sepi “sampai jumpa…”

Yonghwa mencium kening Seohyun dengan lembut, lalu berjalan pergi. Seohyun sedikit terkejut, hanya bisa menghela nafas.

“sampai jumpa, aku akan merindukanmu…” gumamnya lirih menatap punggung Yonghwa yang semakin hilang dibalik pintu. Seohyun membalikkan badannya dan sangat terkejut melihat Kyuhyun berdiri tidak jauh darinya.

“ah oppa, sejak kapan kau disana?” tanyanya canggung. Kyuhyun menghela nafas panjang.
“belum lama…” jawabnya lalu berjalan menghampiri Seohyun. “dimana orang itu? Kau sudah bertemu dengannya?” tanya Kyuhyun berbohong, karena sebenarnya sejak awal dia sudah berdiri disana dan melihat semuanya.
“hmmm…” Seohyun mengangguk lemah “oppa mianhae sudah merepotkanmu…dan, ghamsahamnida sudah mengantarku…” ucapnya tulus.
“gwaenchana…” Kyuhyun tersenyum simpul “sekarang, ayo kita pulang…” Kyuhyun menarik tangan Seohyun dengan lembut, mereka berjalan berdampingan. Seohyun menatap Kyuhyun lekat-lekat, entah kenapa dia merasa saat ini menjadi sepuluh kali lebih dekat dengan Kyuhyun.
“gomawo…” gumam Seohyun, seulas senyum tipis tersungging dibibirnya.
>> 

Siwon menghela nafas menatap Tiffany, bagaimana mungkin yeoja di sampingnya ini bersikukuh ingin naik ke Namsan Tower dengan high heels setinggi itu, bukankah seharusnya dia memakai flat shoes kalau ingin pergi kesana? Siwon benar-benar tidak paham dengan jalan pikiran wanita, kenapa mereka senang menyiksa diri sendiri.

“Gwaenchana?” Siwon khawatir melihat Tiffany memijat-mijat kakinya.
“tentu saja…” jawab Tiffany dengan semangat “sedikit lagi, tinggal sedikit lagi…” yeoja itu sama sekali belum menyerah.

Siwon tersenyum simpul melihatnya, ini salah satu hal yang Siwon sukai dari Tiffany. Saat gadis lain banyak mengeluh, ini, itu, Tiffany justru selalu semangat dan tidak pantang menyerah.
“tunggu dulu…” tiba-tiba Tiffany berhenti, menoleh kesekeliling, lalu mengulaskan senyumnya “aku rasa, aku harus melakukannya…”

Siwon mengerutkan dahinya, tidak mengerti apa yang yeoja itu maksud. Tanpa diduga sama sekali, Tiffany melepas sepatunya, Siwon sedikit terkejut melihatnya.

“apa yang kau lakukan?” Siwon bertanya pada Tiffany dengan bingung.
“aku sering melihatnya di film-film…” Tiffany terkekeh geli “tidak apa-apa, tidak ada yang memperhatikan…” imbuhnya.

Memang benar apa yang dikatakan Tiffany, sejak tadi Siwon hanya melihat beberapa pasangan saja, padahal Namsan Tower terlihat lebih indah saat malam hari. Tapi Siwon tetap saja khawatir melihat Tiffany berjalan tanpa alas kaki, apalagi angin musim semi di malam hari bertiup lumayan kencang.

“naiklah…” Siwon berjongkok didedan Tiffany yang kebingungan “naiklah kepunggungku, aku akan menggendongmu…”
Tiffany tersenyum, menggeleng dengan pelan “tidak perlu, aku tidak apa-apa…”
Siwon tidak menyerah, dia menarik tangan Tiffany untuk naik kepunggungnya dan menggendongnya.
“hey, aku pasti berat…” ucap Tiffany. Siwon menggeleng pelan.
“anio…”
“ah jinja? Hmmm…” Tiffany tersenyum dan mengeratkan pegangannya.

Tidak berapa lama, Siwon dan Tiffany sampai di depan Namsan Tower. Tiffany turun dari punggung Siwon, seketika itu juga takjub melihat pemandangan didepannya. Seoul terlihat sangat indah saat malam hari, lampu warna-warni dari gedung pencakar langit benar-benar menakjubkan.

“lihatlah, Seoul benar-benar indah…”
Siwon tersenyum kecil, Tiffany seperti terhipnotis dengan pemandangan kota Seoul.
“oh iya, aku punya sesuatu…” Tiffany mengambil sesuatu dari dalam tasnya, sepasang gembog berwarna pink yang cantik. Tiffany menarik tangan Siwon kesebuah pagar yang dipenuhi dengan ribuan gembog, Siwon mengernyitkan dahinya.
“oppa tahu, tempat ini dinamakan gembog cinta. Jika kita menulis permohonan dan menggantungkannya disini, permohonan kita akan terkabul…” jelas Tiffany “sudah lama aku ingin kesini …”
“kalau begitu, berikan satu padaku. Aku juga ingin menulis permohonan…” Siwon meminta satu gembog dari Tiffany, dengan senang hati yeoja itu memberikannya.
“sekarang saatnya kita menulis permohonan…” Tiffany memberikan satu spidol pada Siwon untuk menuliskan permohonannya.

Siwon menatap gembog yang ada ditangannya, lalu melirik yeoja disampingnya yang sibuk menuliskan sesuatu. Siwon menyunggingkan senyum melihat betapa bahagianya Tiffany saat ini, tapi senyum itu hilang seketika saat Siwon mengingat masalah-maslahnya. Ada banyak hal yang benar-benar ingin dia tulis, menyelesaikan masalah perjodohan salah satunya. Siwon menghela nafasnya panjang.

“oppa belum menulis?” suara Tiffany membuyarkan lamunannya.
“ah, iya…” Siwon berfikir sejenak “Apa permohonanmu?” dia mencoba melirik tulisan Tiffany. Dengan sigapTiffany menutup rapat tulisannya, Siwon terkekeh kecil kemudian mulai menulis permohonan di gembognya.
“baiklah, sekarang ayo kita gantung gembognya…” Siwon selesai menulis, kemudian mereka menggantung gembog masing-masing dan melempar jauh kuncinya. Tiffany tidak berhenti tersenyum.
“apa permintaan oppa?” Tiffany membalikkan tubuhnya menghadap Siwon.
“itu rahasia…” Siwon mengikuti gaya bicara Tiffany, membuat yeoja itu mengembungkan pipinya.

Angin bertiup semakin kencang, Siwon melepas jaketnya dan memakaikannya pada Tiffany. Siwon membelai rambut Tiffany dengan lembut, menyingkirkan helaian yang tertiup angin menutupi wajahnya.

“kau benar-benar ingin tahu apa permohonanku?” Siwon menatap manik-manik mata Tiffany dalam. Yeoja itu mengangguk kecil.
“mendekatlah, akan aku beritahu…” ucap Siwon. Dengan antusias Tiffany mendekat pada Siwon, terlihat tidak sabar ingin mendengarnya.
“permohonanku adalah…….” Siwon mendekatkan wajahnya lalu membisikkan sesuatu di telinga Tiffany.
“saranghae…” bisik Siwon, seketika pipi Tiffany berubah menjadi merah padam. Sekujur tubuhnya bergidik geli mendengar suara Siwon tepat di telingannya. Tiffany mendorong tubuh Siwon menjauh darinya.
“jangan bercanda, ini tidak lucu…” ucap Tiffany pura-pura kesal, lalu berjalan pergi, tapi tiba-tiba Siwon menarik tangannya dan

Chu~      
 
Siwon mendaratkan sebuah kecupan dibibir yeojanya. Tiffany mengerjap-ngerjapkan matanya, tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Darahnya berdesir dengan hebat.
“kenapa? Kau masih tidak percaya?” tanya Siwon, dengan susah payah Tiffany berusaha mengeluarkan suaranya.
“itu…itu…” belum selesai bicara tiba-tiba

Chu~

Siwon mengecup bibir Tiffany untuk yang kedua kalinya. Tiffany membulatkan matanya tidak percaya. Siwon tersenyum geli melihat ekspresi Tiffany, kemudian menarik yeoja itu kedalam pelukannya.
“jeongmal, saranghae Fani-ya…” lirih Siwon, Tiffany tertegun sejenak, kemudian tersenyum.
“nado saranghae…” jawabnya membuat Siwon makin mengeratkan pelukannya.
“Sebenarnya, permohonanku adalah, agar kau… selalu bahagia… ucap Siwon dalam hati”
>> 

Yuri mengaduk-aduk jus strawberry-nya dengan malas, sejak pagi Yuri merasa tidak semangat, beberapa hari ini Yuri juga merasa kalau perasaannya benar-benar tidak menentu, entah apa alasannya, berkali-kali dipikirkan tetap tidak menemukan penyebab kekesalannya. Yuri menatap sekelilingnya, hari ini café sekolah lumayan sepi. Tapi baguslah, suasana sepi akan membantu menghilangkan badmood-nya.

“yul…” seseorang memanggilnya, Yuri menoleh, betapa terkejutnya melihat Yoona dan special class yang lain. Yuri mendesis dalam, benar-benar waktu yang tidak tepat, kenapa harus bertemu dengan Jongwoon, batinnya.
“kau Yoong…Ah annyeonghasseo…” sapa Yuri pada yang lainnya, sedikit canggung.
“kau sendirian?” Yuri mengangguk, “Bagaimana kalau kita gabung saja…” usul Yoona.
“benar, ayo gabung…” setuju yang lain, sedangkan Jongwoon hanya diam dan sempat melirik yuri sekilas. Karena tidak punya pilihan lain, akhirnya Yuri ikut bergabung dengan special class.

Mereka duduk dikursi masing-masing, tapi bukan special class namanya kalau tidak sengaja menyisakan kursi untuk Jongwoon di dekat Yuri. Jongwoon melotot pada mereka semua, Sunny, Taeyeon dan Tiffany menahan tawa melihatnya. Setelah memesan makanan dan minuman, mereka mulai berbincang santai.

“kalian pacaran kan? Kenapa tidak mentraktir kami?” goda Donghae pada Jongwoon dan Yuri disela-sela obrolan membuat keduanya salah tingkah.
“ah benar, kita belum merayakannya…” imbuh Sunny. Pipi Yuri semakin merah, cuaca tiba-tiba saja terasa panas. Yoona menyikut lengan Yuri lalu terkikik geli.
“mmm…kenapa membicarakan kami? Memang tidak ada bahasan lain ya…” Jongwoon berusaha mengalihkan pembicaraan.
“memang kami harus membicarakan siapa? Masalah perjo…” belum selesai Taeyeon sudah menginjak kaki Kyuhyun agar tidak meneruskan ucapannya. Benar-benar bahaya, perjodohan bukanlah kata yang cocok untuk situasi saat ini.
“ah, ah…maksudku…perkelahian Sunny dan Min Ah…” lanjut Kyuhyun sekenanya. Seketika juga Sunny memelototinya.
“kenapa jadi aku?!” protes Sunny dengan kesal membuat yang lain tertawa cekikikan.

“Kim Jongwoon…” seorang yeoja berjalan menghampiri meja mereka, semua mata tertuju padanya. Seohyun membulatkan mata melihat siapa yeoja yang datang.
“Hyo eonni…” Seohyun berdiri dari kursinya dan lari menghambur memeluk Hyoyeon, membuat semuanya terheran-heran kecuali Jongwoon yang memang tahu kalau Seohyun dulu berteman dengan Hyoyeon.
“Seobaby…kau juga sekolah disini? Dan sekelas dengan Jongwoon?” tanya Hyoyeon tidak menyangka, Seohyun mengangguk membenarkan.
“jadi eonni yeoja pindahan dari Inggris itu?” kini giliran Hyoyeon yang mengangguk, kemudian keduanya meloncat-loncat kegirangan seperti anak kecil yang baru pertama kali bertemu.
“nuguya(siapa)?” tanya Tiffany dengan heran, Sunny, Yoona dan Taeyeon menggelengkan kepalanya seakan mengatakan, mana aku tahu. Seohyun menarik Hyoyeon dan menyuruhnya memperkenalkan diri.
“annyeonghasseo, Kim Hyoyeon Imnida…” ucap Hyoyeon ramah. Semua menyambutnya dengan senyum tipis. Hyoyeon menyalami satu persatu dari mereka, termasuk Yuri yang enggan menyambutnya.
“Kwon Yuri, kenapa kau ada disini?” Hyoyeon heran.
“Yuri eonni teman kami juga…” Seohyun menjelaskan.
“oh…” ucap Hyoyeon paham “Jongwoon-ah, kenapa kau tidak bilang kalau sekelas dengan Seobaby?”
“kau kan tidak tanya…” Jongwoon menggaruk kepalanya yang tidak gatal, menjawab sekenanya. Hyoyeon melemparinya dengan tatapan membunuh.
“kalian saling kenal?” Kyuhyun menunjuk kearah Hyoyeon,Seohyun dan Jongwoon, mewakili pertanyaan dari yang lain.
“dia itu…” belum selesai Jongwoon menjawab, Hyoyeon sudah menyela.
“aku yeojachingunya…”

Seketika mereka semua membulatkan mata, tak terkecuali Jongwoon dan Seohyun. Hyoyeon menatap Seohyun penuh arti, memberikan kode untuk tutup mulut, kemudian menatap Jongwoon dengan tatapan yang seakan mengatakan “jika tidak tutup mulut, habislah kau!”. Jongwoon tidak bisa berbuat apa-apa begitu ingat beberapa hari lalu Hyoyeon sudah mengancam akan membeberkan rahasianya yang memalukan. Sedangkan yang lain. Hanya bisa menatap Hyoyeon dan Yuri secara bergantian, lalu menatap Jongwoon seakan mengatakan “kau sudah gila?!”.
>> 

Sooyoung mempersilahkan Jessica duduk disofa dan berjalan ke dapur untuk membuatkan minuman. Ini bukan kali pertama Jessica datang ke apartemennya, Jessica sudah sering datang jika sedang tidak ingin pulang kerumah. Sooyoung tidak banyak bertanya, dia lebih tahu alasan kenapa Jessica memilih untuk tidak pulang. Pertengkaran orang tuanya, kadang membuat Jessica muak untuk pulang. Sooyoung duduk di sofa dan menyodorkan segelas cokelat panas.

“kau sudah makan?”
Jessica menggeleng pelan, menghisap cokelat panas buatan Sooyoung “aku tidak lapar…”

Sooyoung menghela nafas lemah, meski khawatir tapi dia tidak bisa berbuat banyak, Jessica tipe orang yang tidak suka dipaksa, salah satunya dalam hal makan.

“akan kuhubungi Donghae kau bermalam disini…” Sooyoung bangkit untuk menelepon, namun Jessica menahannya.
“tidak perlu…” suara Jessica tertahan, Sooyoung mengernyitkan dahinya, tidak biasanya Jessica melarangnya memberi kabar pada Donghae.
“wae? Kalian bertengkar?” Sooyoung kembali duduk menghadap Jessica.
“anio…” Jessica meletakkan cangkirnya di meja, lalu menyenderkan badannya kepunggung sofa dan memejamkan mata. Sooyoung masih tidak menyerah, Jessica dan Donghae itu sangat jarang dan hampir tidak pernah bertengkar, pasti ada hal lain yang menyebabkan Jessica bersikap seperti itu.
“lalu, kau akan membiarkan dia khawatir mencarimu semalaman?”

Tidak ada respon, Jessica masih diam dan memejamkan matanya. Sekali lagi Sooyoung menghela nafas panjang, lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamar.
“songsaenim…” panggil Jessica, Sooyoung menghentikan langkahnya. “apa menurutmu, aku membebaninya?”
Sooyoung membalikkan badan dan berkacak pinggang mendengar pertanyaan Jessica “apa yang kau katakan? Beban, siapa yang kau maksud beban?”
“aku selalu menempelinya, menjadi beban, sehingga dia tidak bisa melepaskan diri…” Jessica membuka matanya, menerawang langit-langit ruangan.
“sicca-ya…”
“menurut songsaenim, apa aku bisa melepasnya? Dia tidak boleh menghabiskan hidupnya dengan orang yang membebani sepertiku…” potong Jessica.
“siapa yang mengatakan kau beban?” tanya Sooyoung jengkel “kenapa kau berpikir kau ini beban? Aku sudah katakan berulang kali, kalian ini satu paket. Jadi, sekuat apapun kau mendorongnya, Donghae tidak akan meninggalkanmu!” Sooyoung berjalan masuk kekamar dengan jengkel, lalu keluar dengan sebuah selimut.
“karena kau menolak tidur didalam, jadi tidurlah disini dengan nyenyak dan pakailah selimutnya!” omel Sooyoung seperti seorang ahjuma.

Jessica tersenyum kecil mendengarnya, salah satu hal yang paling Jessica sukai yaitu Sooyoung songsaenim punya caranya sendiri dalam menunjukkan kasih sayang. Baginya, Sooyoung adalah sosok eomma yang lebih nyata dari eommanya yang bahkan tidak pernah melakukan hal seperti itu untuknya.

“jangan katakan hal bodoh itu lagi…” Sooyoung menyelimuti tubuh Jessica dengan selimut tebal yang dia bawa “jika salah satu bagian hilang, maka bagian yang satu akan merasa kosong. Seperti itulah kalian…” ucap Sooyoung, lalu menepuk-nepuk punggung tangan Jessica lembut. “siapapun orang yang mengatakan kau ini beban, aku akan mengutuknya menjadi jamur!”

Jessica terkekeh geli mendengarnya, Sooyoung songsaenim sangat pandai mencairkan suasana, lebih dari apapun dia adalah orang yang sangat hangat.
“hmmm, aku tahu…” Jessica mengangguk kecil “gomaweo…” ucapnya pelan lalu memejamkan mata.
>>
Tiffany menyeret kakinya yang sudah terasa berat masuk kedalam rumah. Sejak pulang sekolah tadi Tiffany berada dirumah Taeyeon, sebenarnya Tiffany ingin menginap, tapi pelayan rumahnya menelpon dan memberitahunya untuk segera pulang.
“honey…” terdengar suara wanita paruh baya “kau darimana saja?”

Tiffany menoleh dan mendapati eommanya, Tiffany segera berlari memeluk eommanya, melepas kerinduannya karena hampir satu bulan ini tidak bertemu, Mrs.Hwang tersenyum melihat tingkah putrinya.
“kapan mommy pulang? Dimana daddy?” tanyanya antusias. Mrs.Hwang menghela nafas lemah sembari membelai rambut putrinya dengan sayang.
“sorry honey, daddy tidak bisa pulang sekarang karena proyeknya belum selesai. Tapi daddy akan pulang saat pesta nanti…”

Terlihat sedikit kekecewaan di raut wajah Tiffany, bagaimana tidak, sudah hampir enam bulan Tiffany belum bertemu appanya. Meskipun Tiffany bisa melihat appanya melalui video message, tapi tetap saja Tiffany rindu ingin memeluk appanya.

“tidak bisakah daddy pulang sehari saja untuk liburan?” tanya Tiffany kesal.
“honey, kau kan tahu daddy sangat sibuk…” ucap Mrs.Hwang menenangkan putrinya.
“alasan. Lalu untuk apa rumah sebesar ini kalau tidak ada satupun dari kalian yang pulang…” Tiffany berjalan naik ke kamarnya dengan kesal.

Mrs.Hwang lagi-lagi hanya bisa menghela nafas sedih, ya, bagaimana tidak. Semua yang putrinya katakan itu memang benar. Dia dan suaminya sangat sibuk dan bahkan lebih sangat jarang pulang kerumah. Sebenarnya Tiffany punya seorang oppa, tapi oppanya masuk kesalah satu Universitas di Amerika dan akhirnya meninggalkan Tiffany sendirian, membuat Mrs.Hwang semakin merasa bersalah.
>> 

Musim semi yang hangat dengan hembusan angin bertiup sepoi-sepoi, daun pohon menghijau dan mulai meranggas. Jessica berjalan dengan tenang menuju ruang latihannya sedangkan Tiffany berjalan dari arah berlawanan, mereka berpapasan.

“Jessica-ya…” sapa Tiffany ramah dengan senyum yang mengembang di wajahnya “apa kabar, kau tidak lupa denganku kan?” Tiffany memincingkan matanya.
“tentu saja tidak Tiffany-si…” jawab Jessica dengan datar.
“ya ampun, aku senang kau masih ingat namaku…” Tiffany terkekeh kecil, Jessica menatap Tiffany dengan aneh. “akhir-akhir ini aku jarang sekali melihatmu, aku dengar kau akan ikut kompetisi ballet, benarkah?”
“ne…” jawab Jessica masih dengan ekspresi datar.

Tiffany diam memikirkan sesuatu, sepertinya ada hal yang sangat ia ingin tanyakan saat bertemu dengan Jessica, sesaat kemudian senyumnya mengembang “kau masih sering kebukit bintang? Kapan-kapan kita pergi bersama, bagaimana?”
“aku sangat sibuk…” jawab Jessica pendek, Tiffany mendecak kesal, respon yang sangat buruk, pikirnya.
“pokoknya kita harus pergi kesana berdua, sudah lama aku ingin mengajakmu…” ucap Tiffany antusias “oh ya, nanti malam eommaku akan menggelar pesta, aku akan mengundangmu, kau akan datang bersama Donghae kan?”
“kenapa aku harus datang, itukan pesta eommamu…”

Tiffany benar-benar ingin menjitak kepala Jessica mendengarnya. “kau ini, meskipun begitu aku akan mengundang temanku-temanku, jadi kau harus datang. Pokoknya kau harus datang, jika tidak, aku benar-benar akan memusuhimu…” ancamnya, seketika juga Jessica tertawa geli mendengarnya.
“dasar cerewet…” Jessica menghentikan tawanya. Tiffany sedikit tertegun, ini kali pertamanya melihat Jessica tertawa, menurutnya, Jessica sangat cantik bahkan saat tertawa.
“ada apa?” kini giliran Jessica yang keheranan.
“anio, kau sangat cantik saat tertawa…” puji Tiffany “kau terlihat dingin, tapi ternyata kau jauh lebih menyenangkan dari yang kuduga…” Tiffany mengembangkan senyumnya.

Jessica terenyuk sejenak, selama ini dia selalu menutup diri pada orang lain, tapi entah kenapa dia merasa ucapan Tiffany benar-benar tulus.

“aku tahu, kau orang keseratus yang memujiku cantik…” ucap Jessica datar. Tiffany tercengang sesaat, benarkah yang barusan itu Jessica Jung, kemudian tertawa geli.
“hahaha, omona! ternyata kau bisa melucu juga ya…” Tiffany terkekeh “baiklah, kalau begitu aku pergi dulu, sampai jumpa nanti malam…” Tiffany melambai dan berjalan pergi.

Jessica tersenyum simpul, menatap Tiffany yang menghilang di ujung koridor. Baru beberapa kali bertemu, tapi Tiffany sanngat bersahabat, padahal dia bersikap sedikit acuh tak acuh. Jessica kembali berjalan masuk keruangan, masih di ambang pintu suara seseorang menghentiikannya.

“sicca-ya…”

Jessica berbalik, Donghae berdiri menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa ditebak. Donghae berjalan menghampiri Jessica.

“kemana kau semalam, kenapa tidak pulang? Kenapa ponselmu tidak bisa dihubungi? Kau tahu ahjumma menghubungiku beberapa kali…” tanya Donghae bertubi-tubi.
“aku menginap di apartemen Sooyoung songsaenim…” jawab Jessica pendek.
“lalu kenapa kau tidak memberitahuku?”
“aku bukan anak kecil lagi, jangan terlalu mengkhawatirkanku…” ucapnya Jessica datar. Donghae tertegun sesaat mendengar ucapan itu.
“ada apa denganmu? Apa ada masalah?” tanya Donghae heran, tidak biasanya Jessica bicara seperti itu padanya.
“anio…” ucap Jessica pendek menghindari tatapan mata Donghae.

Donghae benar-benar tidak percaya dengan apa yang barusan dia dengar. Sejak tadi Donghae sudah menahan diri karena khawatir, tapi sekarang, Jessica malah berbicara seperti itu padanya, yeoja itu bahkan enggan menatap matanya.

“ada apa?” desak Donghae.
“oppa tidak dengar yang tadi aku katakan? Jangan mengkhawatirkanku lagi, aku bisa menjaga diri sendiri!” bentak Jessica dingin, kini ekspresi wajah Donghae berubah, rahangnya mengeras.
“hahh, benar juga. Kenapa aku begitu mengkhawatirkanmu?” Donghae tersenyum sinis “semalam kau pasti tidur dengan nyenyak, tapi, apa kau tahu aku sangat mengkhawatirkanmu? Sekarang, kau menyuruhku untuk mengabaikanmu? Kau tahu aku mencarimu semalaman, kau tahu aku tidak bisa tidur karena mengkhawatirkanmu?!” suara Donghae mulai meninggi, wajahnya merah menahan marah.

Jessica mengatupkan mulutnya, tangannya gemetar dan tubuhnya bergetar. Jessica mengepal ujung roknya kuat-kuat, baru kali ini melihat Donghae bicara seperti itu padanya.

“geurae, kalau itu maumu, mulai sekarang aku tidak akan peduli denganmu lagi” ucap Donghae dengan dingin, lalu membalikkan badannya dan berjalan pergi.

Jessica maju satu langkah untuk menahan Donghae, tapi kakinya terasa kaku. Jessica menatap punggung Donghae dengan sedih, berharap dalam hitungan ketiga Donghae akan berbalik dan kembali menghampirinya seperti biasa saat sedang kesal padanya. Tapi, kali ini tidak, bahkan sampai hitungan kelima, Donghae tidak membalikkan badannya. Tanpa disadari air mata menetes dipipinya, ternyata benar apa yang dikatakan Sooyoung songsaenim, saat satu bagian hilang, maka bagian lain akan terasa kosong, dan dia baru menyadari itu.

“mianhae, oppa mianhae…” lirih Jessica terisak.
>>
Bel pulang berbunyi, satu persatu siswa berhamburan keluar kelas, suasana mulai riuh. Hyoyeon menutup lokernya, satu meter dari tempatnya, Yuri juga sedang membereskan lokernya. Hyoyeon tersenyum sekilas, mengingat apa yang diceritakan Seohyun semalam mengenai Jongwoon dan yuri. Seohyun marah padanya karena sudah mengaku sebagai yeojachingu Jongwoon.

Karena hal itu Hyoyeon jadi ingat dimana pernah melihat nama Yuri, yaitu di ponsel Jongwoon. Sepupunya itu mempatkan Yuri di panggilan nomor satu ponselnya, Hyoyeon tersenyum geli, pantas saja Yuri sangat tidak menyukainya. Yuri sadar Hyoyeon sedang menatapnya, Yuri lalu menutup lokernya dan menatap rivalnya dance-nya itu dengan dingin.

“mwo?!” tanyanya dingin, Hyoyeon tersadar dan menggeleng. Yuri melengos dan berjalan pergi, Hyoyeon mengikuti dibelakangnya, mereka sama-sama berjalan menuju tempat parkir

Di parkiran mobil, ternyata Jongwoon sudah menunggu Hyoyeon dengan wajah masam. Mobil Jongwoon dan Yuri di parkir berdekatan, hanya terbatas satu mobil saja, terlintaslah sebuah ide jail di otak Hyoyeon.

“chagia…” panggil Hyoyeon sok manis sambil berlari kecil melewati Yuri, Jongwoon melotot kesal mendengarnya, sedangkan Hyoyeon mengedipkan matanya.
“chagia, kau sudah menunggu lama? Mianhae membuatmu menunggu…” Hyoyeon bergelayut manja di lengan Jongwoon sembari melirik ekspresi Yuri. Jongwoon menahan kesabaran demi rahasianya, sepupunya yang satu ini benar-benar bisa membuatnya gila.
“kenapa kau lama sekali?!” semprot Jongwoon, Hyoyeon meringis kecil.
“berbicaralah sedikit lebih halus…” bisiknya.

Jongwoon menghela nafas lemah, Yuri pasti benar-benar salah paham. Dari tempatnya, Yuri berusaha acuh tak acuh, rasanya benar-benar muak. Chagi? Ya ampun… mereka ini kuno sekali!, batin Yuri kesal. Yuri menyalakan mobilnya dan menancap gas dengan kuat, secepat kilat, mobil itu sudah melesat jauh dari tempat yang membuat kepalanya serasa ingin meledak.

Hyoyeon tersenyum geli karena berhasil mengerjai mereka. Sedangkan selama perjalanan Jongwoon menekuk wajahnya.

“kenapa wajahmu seperti itu?” Hyoyeon pura-pura bertanya “jelek sekali”
Jongwoon melirik Hyoyeon lalu mendengus sebal. Memang karena siapa wajahnya jadi seperti itu.
“apa hubunganmu dengan Kwon yuri?” pertanyaan Hyoyeon hampir saja membuat Jongwoon kehilangan konsentrasi menyetir sampai mobilnya hampir oleng.
“hey! yang benar dong kalau menyetir…” omel Hyoyeon. Jongwoon berpikir dengan keras, panic harus menjawab apa.
“tidak ada, tidak ada hubungan apa-apa…”
Hyoyeon memincingkan mata seolah mengatakan “benarkah?”, sekarang Jongwoon semakin gugup, sepupunya ini kan tipe orang yang punya rasa ingin tahu “berlebihan”, tidak mungkin percaya begitu saja, apalagi tempo hari pernah melihat kontak nomor Yuri di panggilan satu ponselnya.
“memang kenapa?”
“tidak apa-apa, aku hanya merasa kalian punya perasaan satu sama lain…” tebakan Hyoyeon sangat jitu, Jongwoon terbatuk-batuk. “wae? Benarkan tebakanku…hahaha”
“apa? Jangan mengarang! kau terlalu banyak menonton drama…” elak Jongwoon.
“baiklah, kita lihat sampai kapan kau mengelak…” gumam Hyoyeon mengeluarkan evil smirk-nya.
>>
Disebuah gedung mewah tempat perhelatan fashion show, satu persatu tamu undangan berdatangan, mulai dari kalangan pebisnis penting, desainer, artis dan pecinta fashion mulai memenuhi aula pesta. Mr.Hwang dan Mrs.Hwang sibuk menyambut beberapa tamu penting, Tiffany mengenakan gaun selutut berwarna soft pink dengan balutan renda yang cantik ikut menyalami beberapa tamu dan kenalan artis. Tiffany tersipu malu saat beberapa tamu memujinya semakin cantik.

Sunny,Taeyeon, Seohyun, Yoona dan Yuri berbincang ringan di dekat jendela menikmati hidangan yang ada. Sedangkan Kyuhyun,Kibum dan Donghae sibuk mengobrol dengan beberapa kenalan. Tiffany berkali-kali menoleh kearah pintu berharap Siwon segera datang, tapi sepertinya namja itu benar-benar akan datang terlambat.

Beberapa saat kemudian Jongwoon datang, kali ini dia tidak sendirian. Hyoyeon berjalan dengan elegan disampingnya, yeoja itu memang secara pribadi diundang oleh Tiffany. Yuri menatap mereka dengan tajam, Hyoyeon mengucapkan salam dan tersenyum. Jongwoon melirik Yuri beberapa kali, tapi yeoja itu membuang muka saat tanpa sengaja bertemu panjang dengannya.

“Siwon belum datang?” tanya Sunny keheranan karena sejak tadi belum juga melihat batang hidung Siwon.
“oppa bilang akan sedikit terlambat karena ada urusan penting…” Tiffany tersenyum lemah “oh ya Donghae oppa, kenapa kau datang sendirian?”
Donghae terdiam sejenak, lalu menghela nafas berat “memangnya aku harus datang dengan siapa?” tanyanya datar. Semuanya mengerutkan kening, bukannya tanpa ditanya juga seharusnya dia sudah tahu harus datang dengan siapa.
“siapa lagi kalau bukan ice princessmu…” ucap Kyuhyun dengan celetukannya yang khas “memang kau mau datang bersama Victoria…”
“kau sedang ada masalah dengan Jessica?” tanya Taeyeon.
“padahal aku berharap Jessica datang…” Tiffany menyayangkan.
Sama sekali tidak ada respon dari Donghae, dia hanya meminum sampanyenya dalam sekali tegukan “sudahlah, jangan dipikirkan…”

Mereka menghela nafas panjang, sepertinya benar-benar ada masalah. Baru kali ini Donghae benar-benar mengabaikan Jessica. Selang beberapa menit, dari pintu muncul sosok yang ditunggu-tunggu, Siwon datang membawa sebuket bunga mawar, Tiffany tersenyum bahagia menyambutnya.

“mianhae datang terlambat, aku belum ketinggalan kan?” Siwon tersenyum manis pada Tiffany.
Ketinggalan? Yang benar saja, memangnya naik pesawat terbang, mereka bergumam sendiri-sendiri. Tiffany terkikik geli melihat teman-temannya.
“tentu saja belum. Oh ya, ayo temui mommy dan daddy dulu, mereka sudah menunggu oppa…” Tiffany menarik Siwon menemui orang tuanya.
“mom, dad…” bisik Tiffany, Mrs dan Mr.Hwang menoleh.
“annyeonghasseo ahjussi, ahjuma…” sapa Siwon ramah. Mrs Hwang mengembangkan senyumnya.
“oh, kau sudah datang…” sambutnya hangat.

Siwon menyerahkan sebuket bunga mawar merah dan mengucapkan selamat. Mrs. Hwang menerima bunganya dengan senang dan berterima kasih.

“kapan ya terakhir kita bertemu, sepertinya kau semakin tampan…” canda Mr.Hwang sembari terkekeh kecil. Siwon tersenyum tipis menerima pujian itu. “pantas saja putriku begitu menyukaimu…” imbuh Mr.Hwang. Seketika itu juga pipi Tiffany merona merah.
“daddy…” Tiffany menatap appanya dengan sebal, Mr.Hwang dan Siwon terkekeh melihatnya. Mereka lalu berbincang ringan, sesaat kemudian terdengar suara MC meminta tuan rumah naik kepanggung untuk membuka acara.
“masih banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu, lain kali kita harus makan malam bersama ya…” ajak Mr.Hwang pada Siwon.
“tentu saja…” jawab Siwon.
“baiklah, selamat menikmati pestanya…” Mr dan Mrs Hwang menepuk bahu Siwon lalu meninggalkan mereka naik ke atas panggung. Siwon dan Tiffany berjalan kembali ke tempat teman-temannya yang lain.

“wah, calon menantu akrab sekali dengan mertuanya…” goda Sunny membuat yang lain terkekeh geli. Siwon dan Tiffany tersenyum malu-malu.
Riuh tepuk tangan menggema, pesta resmi dibuka dengan beberapa peragaan busana, para tamu undangan terlihat begitu antusias.
>> 

Yoona menghela nafas berat sambil menatap layar ponselnya yang terus berdering. Yeoja itu akhirnya keluar ruangan dan menerima panggilan dari Appanya. Terlihat jelas ketegangan di wajah yeoja itu, bagaimana tidak, sebelum berangkat ke pesta tadi Yoona sempat beradu mulut lagi dengan Appanya. Sejak adanya perjodohan konyol itu, Yoona jadi sering sekali berbeda pendapat dengan Appanya bahkan hanya karena hal-hal kecil sedikitpun.

“ada apa?” Kibum menghampiri Yoona diluar ruang pesta.
“anio, hanya masalah kecil…” Yoona tersenyum lemah. Kibum mengernyitkan dahinya.
“benar tidak apa-apa?”

Yoona mengangguk kecil, lalu tersenyum meyakinkan. Kibum membalas senyumnya lalu menggenggam tangan yeoja itu.

“disini cukup dingin, ayo masuk…” ajak Kibum menggandeng tangan Yoona masuk kedalam ruangan.

Yoona menunduk lemah mengingat ucapan Appanya tadi, dia tidak mungkin memberitahukannya pada Kibum. Tidak mungkin, tidak mungkin. Appanya mengatakan bahwa tanggal pertunangannya dengan Siwon sudah ditentukan, pantas saja tadi Siwon datang terlambat. Memikirkan semua itu membuat kepala Yoona rasanya ingin pecah.
>> 

Jessica berdiri dan menghela nafas berat di depan rumahnya. Masih dengan seragam sekolah dan ranselnya, hari ini Jessica sengaja berlatih lebih lama karena malas pulang lebih awal. Yeoja itu sedikit ragu untuk membuka pintu dan masuk kedalam, tadinya Jessica tidak ingin pulang kerumah, tapi Sooyoung songsaenim mengancam tidak ada tumpangan lagi untuk malam ini.

Jessica melirik mobil appa dan eommanya yang sudah terparkir digarasi dan merasa heran karena biasanya mereka pulang larut malam. Jessica menarik nafas pelan dan membuka pintu rumahnya, tidak terlihat satupun pelayan rumahnya. Jessica masuk kedalam dan berjalan kedapur mencari air.

“omo! Agashi…” seorang pelayan terkejut melihatnya. Jessica tidak menggubris dan meneguk minumannya.
“agashi sudah pulang? Agashi sudah makan? Apa perlu aku buatkan makanan…” tawar pelayan Jang yang merupakan kepala pelayan rumahnya.
“tidak perlu…” jawab Jessica singkat, lalu memandang sekeliling rumahnya “dimana mereka?”
Pelayan Jang terlihat bingung, tapi sesaat kemudian mengerti siapa yang dimaksud oleh agashinya itu.
“ah, nyonya dan tuan…mmm, sepertinya diruangannya…” terlihat jelas kegugupan di wajah pelayan Jang “sebaiknya agashi masuk kekamar dan istirahat…” sarannya seakan-akan sedang menutupi sesuatu.

Jessica sama sekali tidak peduli, baru akan beranjak dari tempatnya, tiba-tiba terdengar bunyi pintu yang dibanting dengan keras dan suara teriakan-teriakan yang sangat dibencinya. Mr dan Mrs Jung keluar dari ruangan dan saling berteriak satu sama lain. Terlihat Mrs.Jung berjalan ke ruang keluarga dan menyobek-nyobek sesuatu ditangannya, tidak lama kemudian disusul oleh Mr Jung. Mereka beradu mulut satu sama lain.
Pelayan Jang menahan nafas melihat agashinya dengan khawatir, sedangkan Jessica hanya diam ditempat melihat pertengkaran kedua orang tuanya seakan sudah bosan melihatnya.

“kau pikir aku akan diam saja?! Kau pikir aku ini bodoh hahhh…?!” teriak Mrs.Jung menggema di seluruh ruangan.
“memang apa?! Foto itu sama sekali tidak ada kaitannya denganku!” teriak Mr.Jung tidak kalah kerasnya.
“tidak ada hubungannya katamu?! Lalu bagaimana kau akan menjelaskan tentang ini!”
“terserah padamu! Yang jelas itu tidak ada kaitannya denganku!”

Pyarrr!!! Mrs.Jung membanting vas bunga yang ada dimeja hias ruangan ke lantai menjadi pecah berkeping-keping.

“jangan membohongikuuuu!!!” teriak Mrs.Jung
“percaya atau tidak terserah padamu!!!” balas Mr.Jung dengan murka
“aaaaaaaaa!!!!!” Mrs.Jung menangis dan berteriak dengan kesal.
“berhentiiii!!! Kenapa kalian berisik sekali!!” tiba-tiba Jessica berteriak dan berjalan dari dapur.

Ruangan hening seketika, Mr dan Mrs Jung sangat terkejut menyadari Jessica ada disana dan melihat pertengkaran itu.

“sayang, kapan kau pulang…” panik Mrs.Jung dan berjalan mendekati Jessica.
“jangan mendekat!!” ucap Jessica sinis “aku bilang jangan mendekat!!” teriak Jessica.
Mrs Jung berhenti dan tubuhnya bergetar hebat “sayang… Jessica putriku sayang…”
“sayang, dengarkan penjelasan Appa…” kini giliran Mr.Jung menenangkan.
“jangan bicara…” ucap Jessica sinis “aku sudah muak!! Aku sudah muak!! Haahhhhhhhh!!!!” Jessica memegangi kepalanya dan berteriak dengan keras.
“sayang…” Mrs.Jung mulai menangis “Jessica sayang…”
“cukup! Ini sudah cukup! Kalian benar-benar membuatku muak!” Jessica menghapus air matanya dan tersenyum sinis “aku, aku benar-benar membenci kalian!” Jessica berteriak dan berlari keluar dari rumahnya.
“sayang, sayang…!” panggil Mrs.Jung menangis dengan putus asa.

Jessica berlari keluar dari rumahnya. Masih dengan seragam dan tas ranselnya Jessica menangis dan berlari terus tanpa tujuan. Amarah, Kekesalan, kesedihan, dan rasa lelah dihatinya yang selama ini sudah memuncak, tidak bisa lagi ditahan.
Jessica terus menangis sepanjang jalan, dia tidak tahu harus pergi kemana, tidak, asal tidak kembali kerumahnya yang seperti neraka itu. Air mata yang terus mengalir itu membuat pandangannya semakin kabur, tiba-tiba suara klakson mobil memekakkan telingannya, Jessica baru menyadari sebuah mobil melaju kencang kearahnya.

“aaaaaa!!!!!”

Saat itu juga Jessica merasa dunia semakin gelap. Samar-samar terlihat orang berlarian dan berkerumun mendekatinya, Jessica merasa kepalanya sangat pusing, semakin pusing dan semua warna menjadi gelap gulita.
>>


Akhirnya part 11 selesai juga… author sangat berterima kasih pada readers yang menunggu dengan setia ff ini. Author mau curhat, sebenarnya ada banyak sekali masalah yang mengganggu part 11 ini. Mulai dari tugas kuliah yang menumpuk, laptop yang beberapa waktu lalu bermasalah, comeback GG tertunda, gossip Jessica kencan dengan Taylor Kwon dll membuat jiwa shipper author sangat memudar…huaaaaT_T. sangat sulit author mendapat feels setelah sekian banyaknya masalah yang muncul, tapi hebatnya, hanya gara-gara ada moment secuil yang dilihatkan haesica dimubank kemarin membuat author kembali semangat,hahaha. Author juga berterima kasih pada penulis novel favorit author Kim Eun Jeong yang sudah memberikan inspirasi lewat novel-novelnya. Sekali lagi mianhae dan gomaweo readers sekalian…tetap nantikan part selanjutnya ya…ghamsahayo^^
 
 

1 komentar :

  1. FF-nya aku tnggu lho
    jngan lama" buat post chaptet 12...
    Dan aku minta sih~ HaeSica momentnya ditambah lagi
    GOMAW~

    BalasHapus