Rain

Rain Cloud

Jumat, 05 Juli 2013

FF HAESICA: TWO SIDE DIFFERENT (part 11)- FINAL

TWO SIDE DIFFERENT (part 11) Final

Title          :         Two Side Different
Author        :         Sae
Main cast     :         Lee Donghae
                          Jung Soyeon (Jessica Jung)
Other cast   :         Go Ara
                          Yunho as Kwon Yunho
                          Kwon Yuri
     Kim Soeun as Lee Soeun
                          Mr&Mrs.Lee
                          Mr.jung
Genre          :         Romance,family
Chapter       :         11(final)

Annyeonghasseo readers^^..huaa akhirnya author menyelesaikan FF haesica yang satu ini. setelah melewati gejolak jiwa(?) akhirnya author memutuskan untuk menyelesaikan part ff ini. pokoknya terima kasih buat readers yang udah ngikuti ff ini dari awal sampai akhir..Ghamsahamnida^^ #bow

Soyeon menatap langit malam yang bertaburan bintang dari balkon rumahnya. Han ahjumma datang, berdiri sedikit dibelakang Soyeon.
“agashi ini sudah malam, istirahatlah…” ucap Han ahjumma
“aku belum mengantuk. Jangan khawatir, ahjumma istirahatlah…” Soyeon tidak mengalihkan pandangannya menatap langit.
“baiklah, jangan terlalu lama diluar dan segeralah istirahat…” nasihat Han ahjuma
“tunggu…” sergah Soyeon menghentikan langkah Han ahjuma “apa aku boleh bertanya sesuatu pada ahjuma?” Han ahjuma berbalik dan menatap Soyeon.
“tentu saja…, memangnya ada apa?”
Soyeon mengepal tangannya dengan erat, menatap mata Han ahjuma dalam “apa ahjuma mengenal Min Aerin?”
Han ahjuma terkejut bukan main dengan pertanyaan Soyeon. Dia berusaha bersikap biasa saja “Min Aerin? Ahjuma bahkan baru pertama kali mendengar nama itu…”
“aku tahu ahjuma mengenalnya…” elak Soyeon membuat Han ahjuma salah tingkah
“apa yang agashi bicarakan…?”
“aku sudah tahu semua tentang Min Aerin, tentang cinta pertama appa, dan juga tentang kematiannya…” ucap Soyeon “apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa Min Aerin meninggal di hari dan rumah sakit yang sama dengan eomma? Beritahu aku apa yang sebenarnya terjadi?” desak Soyeon.
“ahjuma benar-benar tidak tahu tentang itu…” Han ahjuma dan akan berbalik berjalan, tetapi dicegah Soyeon.
“aku begitu mempercayai ahjuma, selama ini aku menganggap ahjuma sebagai eommaku. Jika semua orang didunia ini berdusta, ahjumalah satu-satunya orang yang akan aku percayai…” ucap Soyeon lirih
Han ahjuma tertegun, matanya mulai basah, lalu berbalik dan menghampiri Soyeon. Han ahjuma menatap mata Soyeon sendu lalu memeluknya dengan sayang. Han ahjuma menyeka air matanya  “apa jika ahjuma menceritakan semua, aghasi akan baik2 saja?”
Soyeon mengangguk. Han ahjuma menggenggam tangan Soyeon erat, menatap langit dan mulai bercerita.
“Presdir, Nyonya muda, dan Min Aerin dulu adalah teman satu SMA, Min Aerin adalah sahabat Nyonya muda. Min Aerin adalah cinta pertama Presdir Jung, tetapi saat itu Presdir dijodohkan dengan Nyonya muda…” . Soyeon memberi isyarat untuk tetap melanjutkan.
“suatu malam, Nyonya datang kekantor Presdir, disanalah Nyonya melihat Presdir sedang bermesraan dengan Min Aerin. Beberapa hari berlalu dengan pertengkaran. Suatu hari Min Aerin dan Nyonya berada di mobil yang sama, mereka bertengkar hebat. Hujan mulai turun dengan deras, tanpa disadari, ada sebuah truk melaju kencang dari arah berlawanan, mobil mereka tidak bisa menghindar…” Han ahjuma menarik nafasnya dalam “saat itulah terjadi kecelakaan. Nyonya muda dan Min Aerin meninggal ditempat…”
Soyeon terpana mendengar cerita Han Ahjuma,tubuhnya kaku untuk digerakkan, hatinya teriris. Min Aerin dan eommanya, mereka meninggal bersama dalam kecelakaan itu. Air mata menetes dipipinya. Han ahjuma memeluk Soyeon dengan erat.
>> 

Hari ini Go Ara di izinkan pulang setelah beberapa hari dirawat di Rumah Sakit. Setelah berkemas, Donghae mengantarkan Go Ara pulang. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam, Donghae menatap lurus kejalan, sibuk dengan pikirannya. Beberapa kali Go Ara menatap laki-laki disebelahnya itu, tapi Donghae tidak menyadarinya.
“kau mau makan?” Tanya Go Ara, tapi Donghae melamun dan tidak mendengar ucapan Go Ara. “Donghae-a…?” ulang Go Ara
“ah, ada apa?” Donghae tersadar dan menoleh
“apa ada masalah? Sejak tadi kau hanya melamun…”
“ani(tidak), tidak apa-apa…” jawab Donghae lalu tersenyum tipis dan kembali fokus mengemudi. Go Ara tersenyum simpul, senyumnya seketika lenyap saat berbalik menatap ke luar jendela.
>>            
Soyeon berjalan menghampiri seorang laki-laki yang duduk didekat jendela café, Yunho tersenyum melihat Soyeon datang, Soyeon menarik kursi dan duduk berhadapan dengan Yunho.
“mian(maaf) aku baru datang, oppa sudah lama menunggu?”
“aku juga baru datang…” Yunho tersenyum simpul “kau mau makan apa?”
Soyeon berfikir sejenak “terserah oppa saja, oppa kan yang ingin mentraktirku…”. Yunho tersenyum lalu mengiyakan, pelayan datang dan mencatat pesanan.
“kau tidak apa-apa?” Yunho menatap Soyeon yang sedang memotong steaknya.
“apanya…?” jawab Soyeon santai lalu memasukkan potongan daging kemulutnya
“pernikahan itu…” lirih Yunho.
“berbohong jika aku katakan tidak apa-apa..” Soyeon meraih gelas dan meneguk minumannya “aku sangat terluka, bahkan rasanya hampir mati…” lanjutnya “tapi oppa jangan khawatir. Aku ini sangat kuat…” ucapnya tersenyum.
Yunho membalas senyum Soyeon dan mengiyakannya “ah benar sekali, aku lupa kau ini Jung Soyeon yang kuat. Semua akan baik-baik saja, mulai sekarang katakan apapun yang ingin kau katakan padaku, araseo(ok)…?”
Soyeon mengangguk pelan, memberi semangat pada dirinya sendiri yang sebenarnya tidak baik-baik saja.
>> 
Donghae dan Go Ara berjalan masuk kesebuah café, tanpa diduga mereka berpapasan dengan Yunho dan Soyeon yang sedang berjalan keluar dari café. Mereka berempat mematung dan saling bertukar pandang sejenak, lalu mengalihkan pandangan masing-masing.
“ah,apa kabar…?” Go Ara menyapa kaku. Yunho membalas sapaan Go Ara sedangkan Soyoen hanya tersenyum tipis.
“aku tidak menyangka akan bertemu disini…” ucap Yunho, lalu menatap Donghae dingin. Donghae menatap Soyeon yang hanya diam menundukkan kepalanya.
“aku juga tidak menyangka akan bertemu disini…” Donghae mengalihkan tatapannya ke Yunho.
“oppa, kita harus segera pergi…” Soyeon mengajak Yunho “senang bertemu dengan kalian…” ucap Soyeon menatap Donghae dingin lalu berjalan pergi diikuti Yunho.
Setelah pertemuan singkat tadi, Donghae lebih banyak diam. Go Ara beberapa kali menyadarkan Donghae yang terlihat sedang melamun dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
“kau seperti orang yang berbeda Lee Donghae. Rapuh dan terluka…” lirih Go Ara dan tidak disadari Donghae.
>> 

Waktu menunjukkan pukul 10 pm. Soyeon menatap kosong bola yang ada didepannya, menyeka air mata yang terus menetes dipipinya. semua begitu menyakitkan, tentang appanya yang berselingkuh, tentang kematian eomma dan Min Aerin dan tentang hatinya yang terluka karena pernikahan itu.
Hujan turun dengan deras, Soyeon mulai menendang bola terus menerus hingga tenaganya terkuras habis. Wajahnya sangat pucat, akhirnya jatuh terduduk di rumput dan mulai menangis, Soyeon berdiri dan akan menendang bola lagi, tiba-tiba sebuah tangan menahan pergelangannya. Soyeon menoleh dan mendapati Donghae menatapnya.
“Lepaskan…!” Soyeon menepis tangan Donghae
“kenapa kau hujan-hujanan disini…? Kau bisa sakit…” ucap Donghae “ayo aku antarkan pulang…” Donghae menarik tangan Soyeon.
“aku bilang lepaskan…!” Soyeon berteriak “aku sudah katakan tidak ingin melihatmu.., kenapa kau selalu muncul dihadapanku…!” ucapnya dingin. Donghae tidak menghiraukan ucapan Soyeon dan tetap menarik tangan wanita itu.
“Lee Donghae lepaskan.., kau menyakiti tanganku…!” suara Soyeon parau, Donghae berbalik dan menyadari wanita itu meringis kesakitan. Donghae merengganggkan genggamannya.
“kau menyakitiku…” lirih Soyeon, suaranya serak, wajahnya semakin pucat “kenapa kau menyakitiku…?” Soyeon menatap mata Donghae, dia semakin terisak. Kelamaan pandangannya menjadi kabur, semakin gelap, dan gelap. Soyeon pingsan dipelukan Donghae.
>> 
Soyeon mengerjap-ngerjapkan matanya beradaptasi dengan cahaya yang menembus kaca ruangan itu. Soyeon bangun duduk dan memegangi kepalanya yang masih pusing, beberapa detik kemudian dia mengingat semuanya. Tempat ini? Lee Donghae, batinnya.
Tiba-tiba pintu ruangan itu terbuka, masuklah seorang laki-laki membawa nampan yang berisi bubur dan susu, lalu duduk disebelah wanita itu. Donghae memegang dahi Soyeon memastikan demamnya sudah turun tetapi tangannya segera ditepis Soyeon.
“aku akan pulang…!” ucap Soyeon dingin dan beranjak berdiri tetapi ditahan oleh Donghae
“makanlah.., demammu belum benar-benar turun…” Donghae meletakkan nampannya. Soyeon menghiraukannya dan tetap berjalan akan keluar.
“Jung Soyeon…” Donghae menahan Soyeon
“apa aku terlihat menyedihkan? Kenapa kau harus mengasihaniku? Aku tidak mau dikasihani…” Suara Soyeon serak
“aku akan jelaskan semuanya….”
“tidak perlu…” potong Soyeon “jika kau menjelaskannya maka aku akan terlihat semakin menyedihkan, semua sudah berakhir, aku sudah terluka, bahkan seluruh tubuhku sudah mati rasa…” air mata mulai mengalir dipipinya. Donghae mulai berjalan mendekati Soyeon.
“berhenti,  jangan melihatku…” Soyeon masih terisak “kau tahu aku menunggumu, bahkan saat aku merasa sudah putus asa aku tetap menunggumu. Aku masih berharap kau akan datang…”
“mianhae…” lirih Donghae, matanya mulai basah.
“aku memanggilmu berkali-kali,tapi kau tidak pernah datang…dan sekarang aku sadar, aku terlalu menharapkanmu, tidak seharusnya aku menunggumu…” Soyeon tersenyum miris “aku memang bodoh, benar-benar menyedihkan. Mulai sekarang, sebaiknya kita tidak bertemu. Kau bisa berpura-pura tidak pernah mengenalku, kau tidak perlu lagi peduli padaku…”
“apa yang harus aku lakukan jika merindukanmu? apa yang harus aku lakukan jika ingin melihatmu?” ucapan Donghae membuat Soyeon tertegun  “jika aku tidak melihatmu mungkin aku akan mati, bahkan aku tidak bisa bernafas dengan baik. Tapi jika itu maumu, maka aku akan melakukannya…”
Donghae berjalan meninggalkan Soyeon, baru beberapa langkah, tiba-tiba Soyeon memeluknya dari belakang.
“tonajima(jangan pergi), jebal(aku mohon) tonajima…” Soyeon semakin terisak. Donghae meneteskan air matanya, dia membalikkan badannya memeluk Soyeon erat.
“mianhae, jeongmal mianhae…” Donghae melepas pelukannya, menatap manik mata Soyeon dalam dan menghapus air mata wanita itu “saranghae…” ucapnya lalu mengecup puncak kepala Soyeon lembut dan mengembangkan senyum manisnya.
“nado saranghae(aku juga mencintaimu)…” jawab Soyeon. Keduanya tersenyum.
Donghae mendekatkan wajahnya kewajah Soyeon, meraih tengkuk wanita itu, dan mencium lembut bibirnya. Soyeon mengalungkan tangannya pada leher Donghae membalas setiap sentuhan lembut dibibirnya.
>> 

“mianhae, jeongmal mianhae…” Donghae menatap lembut mata Go Ara
“gwaencana(tidak apa-apa), lagi pula aku sudah tahu cepat atau lambat kau akan menyadari semua itu. Memang harusnya aku tidak menahanmu sejak awal…” ucap Go Ara “tenang saja, aku akan menemukan laki-laki yang lebih baik darimu…” Go Ara menyeka air matanya lalu tersenyum
“tentu saja, kau harus bahagia…” jawab Donghae mengenggam tangan wanita itu.
“untuk yang terakhir kali, apa aku boleh memelukmu?”
“tentu saja…” Donghae tersenyum lalu mendekat dan memeluk Go Ara erat.
“wanginya masih sama, hanya saja caramu memelukku sudah berbeda…” Go Ara melepas pelukan Donghae “aku pasti akan menyimpan semua kenangan itu dengan baik, jadi jangan khawatir…”
”sekarang pergilah, dia sudah menunggu terlalu lama…” Go Ara tersenyum lalu menatap Soyeon yang sedang duduk disebuah bangku.
“gomawoyeo(terima kasih)…” Donghae tersenyum lalu berjalan meninggalkan Go Ara.
Go Ara tersenyum nanar melihat punggung Donghae yang semakin menjauh. Meskipun hatinya terluka tapi dia merasa lega, Go Ara yakin seiring waktu berjalan semuanya akan baik-baik saja. Mungkin dia akan menyesal melepas Lee Donghae, tapi dia akan lebih menyesal jika menahan laki-laki itu.
>> 
Donghae menghentikan mobilnya didepan sebuah restaurant mewah. Donghae turun, membukakan pintu untuk Soyeon dan menggenggam erat tangan wanita itu masuk kedalam restaurant. Alunan biola dan piano mengiringi mereka. Beberapa pelayan memberi salam dan menuntun mereka ke sebuah meja yang terletak diruang terbuka.
Berbagai hiasan bunga dan lampu kelap-kelip serta pemandangan kota Seoul dan langit penuh bintang menakjubkan siapapun yang melihatnya. Soyeon baru menyadari bahwa tidak ada pengunjung selain dia dan Donghae.
“apa kau menyewa restaurant ini?” Soyeon sedikit terkejut. Donghae tidak menjawab dan hanya tersenyum. Pelayan datang menyajikan makanan special. Soyeon tidak ambil pusing, dia menikmati hidangan dengan senang hati.
“tunggu sebentar, aku akan ke toilet…” Donghae tiba-tiba beranjak pergi meninggalkan Soyen.
Sepuluh menit menunggu membuat Soyeon mati bosan. Soyeon celingukan mencari Donghae tapi tidak ada tanda laki-laki itu datang. Akhirnya Soyeon beranjak dari duduknya dan berdiri. Tiba-tiba barisan anak-anak yang memanjang satu persatu berjalan menghampiri Soyeon dan memberikan setangkai mawar merah. Soyeon yang kaget hanya bisa menerima bunga2 tersebut. Semakin banyak dan banyak, Soyeon semakin kewalahan memegang bungan mawar yang begitu banyak.
Tiba-tiba Donghae ada dibarisan terakhir, datang berjalan menghampiri Soyeon dengan setangkai mawar merah ditangannya. Soyeon masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
“mawar keseratus…” ucap Donghae tersenyum “Jung Soyeon, apa kau mau menikah denganku?”
Pernyataan Donghae sontak membuat mata Soyeon membulat sempurna.
“menikahlah denganku…” Donghae mengulangi lalu mengeluarkan sebuah kotak berisi cincin yang indah. Soyeon tidak bisa bicara, tanpa disadari air mata menetes dipipinya. Soyeon menganggukkan kepalanya tanda dia menerima lamaran Donghae membuat semua anak-anak yang ada disana bersorak-sorak. Donghae menghapus air mata Soyeon lalu memeluk erat wanita itu.
“gomaweoyeo…” ucap Donghae “saranghae…” lanjutnya
“nado saranghae…” jawab Soyeon
Ratusan kembang api bertaburan di langit menambah keindahan kota Seoul malam itu. Semua bersorak gembira mengerubungi Donghae dan Soyeon. Mereka tersenyum bahagia.

~The End~

gimana readers...^^ saya sudah berusaha dengan keras mencari ending cerita, dan hasilnya seperti itu. maaf bila ada readers yang kurang puas dengan endingnya. sekali lagi saya ucapkan terima kasih..jangan khawatir, saya masih punya FF yang tentunya lebih menarik..
sampai jumpa di FF baru berikutnya readers...^^

1 komentar :