Rain

Rain Cloud

Selasa, 28 Januari 2014

FF SPECIAL HIGH SCHOOL (part 10)

SPECIAL HIGH SCHOOL part 10






Title            :         Special High School
Author         :         Sae
Main Cast    :         Kim Kibum                                Im Yoona
                             Choi Siwon                               Tiffany Hwang
                             Lee Donghae                             Jessica Jung
                             Park Jungsoo(Leeteuk)              Kim Taeyeon
                             Cho Kyuhyun                             Seo Hyun
                             Kim Jongwoon(Yesung)               Kwon Yuri
                             Lee Sungmin                              Lee Sunkyu(sunny)
Cameo         :          Baekhyun, Victoria, Yonghwa
Genre          :         Romance,Comedy(?), School life, Friendship
Chapter       :         10

Happy reading^^ 



Yuri mengerjap-ngerjapkan mata menyesuaikan cahaya matahari yang menyusup melalui jendela kamarnya. Dengan setengah sadar Yuri duduk bersila, kepalanya masih terasa berat karena semalam terlalu banyak minum. Terdengar ketukan pintu, perempuan paruh baya masuk membawa nampan.
“morning chagi(sayang)…” Mrs. Kwon duduk di pinggir tempat tidur “eomma bawakan teh madu. Ini bisa mengurangi sakit kepala, minumlah..”
Yuri menyesap tehnya perlahan, menghirup aroma manis yang dengan cepat mengurangi efek mabuknya “apa Yoongie mengatakan sesuatu semalam?”
“Yoongie? Semalam tidak kemari…” ucapan Mrs.Kwon membuat Yuri hampir tersedak.
“apa maksud eomma? Bukankah semalam Yoona yang mengantarku pulang?”
“kau ini bicara apa?! Lalu siapa namja yang mengantarmu semalam? Dia bilang namanya Kim Jongwoon. Apa dia pacar barumu? Ahh, dia lumayan juga, anaknya sangat sopan…” goda Mrs.Kwon
“siapa yang eomma bicarakan? Kim Jongwoon? Jadi Kim Jongwoon yang mengantarku semalam? Kim Jongwoon?” mata Yuri membulat sempurna, Mrs.Kwon mengangguk mantap.
“andwaeee(tidak)…” Yuri mengacak rambutnya dan mulai mengingat satu persatu kejadian semalam. “andwaeeeeeee…ahh etteohkeeeee(apa yang harus aku lakukan)? Huaaa…Eommmaaaa……” teriaknya.
Mrs.Kim hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah putrinya yang melompat-lompat frustasi diatas tempat tidur.
>>

Yoona duduk menyendiri di sudut perpustakaan, tempat itu cukup sepi untuk menenangkan pikirannya. Buku ditangannya dibiarkan terbuka tak terbaca, matanya justeru memandang kosong kedepan, mengingat semua perkataan Appanya semalam, perdebatan yang menyisakan luka dihatinya.

#flashback
Plaakkk!!
Sebuah tamparan mendarat mulus dipipi Yoona. Gadis itu memegangi pipinya yang memanas, air matapun mulai menetes. Mrs.Im tidak kuasa menahan tangis melihat suaminya menampar putri mereka satu-satunya.
“jadi namja itu putra dari K-one corperation?! Jadi dia namja yang membuatmu ingin membatalkan pertunangan?!!” wajah Mr.Im memerah murka, Yoona hanya menunduk tidak mampu bersuara.
“tenanglah yeobo(sayang). Jangan seperti ini…” Mrs.Im menenangkan amarah suaminya.
“jangan ucapkan hal bodoh seperti itu lagi! kau tahu mereka adalah pesaing perusahaan kita!” teriak Mr.Im “perjodohanmu tidak akan pernah dibatalkan! Cepat masuk kekamarmu sekarang juga!”
“Appa……” lirih Yoona, Mr.Im memalingkan wajahnya, berjalan meninggalkan Yoona yang masih memohon berlinangan air mata.
#flasback end

Yoona menghela nafas panjang. Pikirannya melayang entah kemana. Semuanya terasa tidak mungkin lagi baginya, dia tahu bahwa apapun yang Appanya katakan sebuah keputusan telak yang harus dia terima, apalagi ini urusan yang serius, K-one merupakan rival perusahaan Appanya, tidak akan pernah bisa, selama Kibum masih pewaris K-one, selamanya tidak akan pernah bisa bagi mereka bersama.
“apa kau sedang menghindari sesuatu? Kenapa bersembunyi di sini?” Yoona mendongak dan mendapati Kibum berdiri disampingnya. Yoona hanya tersenyum tipis.
“sepertinya tempat ini sangat nyaman untuk melamun…” Kibum duduk disebelah Yoona, mengacak lembut puncak kepala gadis itu. Apapun alasannya, yoona sangat suka melihat senyum Kibum, senyum yang menghangatkan sekujur tubuhnya yang membeku.
“bagaimana oppa bisa menemukanku?”
“feelingku sangat tajam…” canda Kibum, Yoona tersenyum geli mendengar Kibum menirukan kata-katanya.
“gwaenchana(kau baik-baik saja)?” tanya Kibum setelah hening beberapa saat.
“anio. Perasaanku sangat buruk…” lirih Yoona, lalu menyenderkan kepalanya ke lengan Kibum. “oppa…apa yang harus kita lakukan? Kita bahkan belum memulainya…”
Kibum terdiam, apa yang dikatakan Yoona adalah sebuah kebenaran, sulit bagi mereka untuk bersama bahkan sebelum semua itu di mulai.
“oppa…”
“hmmm?”
“ayo berkencan. Cukup sehari…”
“mmmm baiklah…” Kibum menggenggam tangan Yoona “apa kita juga perlu melarikan diri bersama?” godanya membuat Yoona tersenyum ditengah isakan tangis.
“dasar pabo!” cibir Yoona, lalu keduanya terkekeh geli.
>>
Mata Kyuhyun membulat sempurna mendengar ucapan Donghae, berbeda dengan ekspresi datar yang lain. Donghae sudah berkencan dengan Victoria? memang apa yang perlu di kagetkan. Tapi berbeda bagi Kyuhyun, karena yeoja itu Victoria, berarti Donghae benar-benar menyelamatkannya dari perjodohan. Gossip memang akan lebih cepat beredar di banding info mading sekolahan.
“hyung kau tidak bercanda kan? Kencan dengan Victoria?”
“ini kan yang kau mau? menyingkirkannya darimu.”
“hahaha gomawo hyungg…gomawo…aku akan membalas budi baikmu ini…” Kyuhyun berusaha memeluk Donghae.
“ah baiklah, baiklah, tapi jangan berlebihan seperti ini…” Donghae bergidik geli “lagipula itu hanya permainan kan. Jangan lupa PSP yang sudah kau janjikan.” Tagihnya.
“tentu saja hyung, aku akan segera membelikannya untukmu…”

Ya, mereka memang sudah membuat kesepakan, jika Donghae mau berkencan dengan Victoria, kyuhyun berjanji akan membelikan PSP limited edition yang Donghae inginkan.
“jadi opppa sungguh-sungguh mau berkencan dengan nenek sihir itu?” Tiffany memperjelas.
“ne, hitung-hitung menambah daftar mantan-mantanku. Hahaha…” Donghae tertawa evil membuat yang lain memutar bola matanya malas.
“tapi hyung, benarkah tidak apa-apa? Bagaimana dengan putri es berjalanmu?”
Buuggghhh!!. Donghae melemparkan buku tebalnya mengenai Kyuhyun
“neo! berani sekali kau menyebut Jessica putri es berjalan!” semprot Donghae. Kyuhyun hanya meringis kesakitan .
“ah baiklah baiklah…tapi dia memang dingin seperti es kan” Kyuhyun buru-buru kabur melihat Donghae bersiap melempar satu buku lagi padanya.
“kalian ini berisik sekali!” Taeyeon berdiri dari kursinya dan berjalan keluar kelas dengan wajah muram. Mereka semua memandangi Taeyeon dengan heran.
“ada apa dengannya?” tanya Siwon, yang lain mengangkat bahu, tidak tahu.
“pasti dia sedang menstruuu…” belum selesai Jongwoon sudah mendapat lemparan diktat dari Sunny. “yakk Lee sunkyu! Aduh kepalaku……” Jongwoon mengusap-usap kepalanya.
>>

Taeyeon berjalan keluar dari kelas dengan kesal. Sebenarnya bukan karena teman-temannya yang berisik, tapi Taeyeon merasa kesal sejak pagi saat bertemu dengan Jungsoo. Taeyeon mengembalikan buku yang dia pinjam dan sedikit bertanya tentang foto wanita yang terselip dibuku karena penasaran. Tapi tidak disangka reaksi Jungsoo sangat dingin, bahkan sempat membentaknya. Entah kenapa hatinya jadi terluka, dan lebih menyakitkan lagi, dengan dingin Jungsoo mengatakan wanita itu adalah kekasihnya.

Taeyeon berjalan gontai ke toilet siswi dan mencuci wajahnya, berharap perasaannya segar kembali. Beberapa menit kemudian Taeyeon keluar dan sangat terkejut hampir menabrak Baekhyun yang ada didepan pintu.
“yakk Baekhyun-ya! Apa yang kau lakukan didepan toilet yeoja?” semprotnya.
“hehehe…” Baekhyun meringis “tadi aku melihat nuna berjalan dengan gontai, jadi aku ikuti. Tapi aku tidak mengintip kok” ucapnya sungguh-sungguh.
“ara ara…” Taeyeon tersenyum geli “kenapa di luar? Kau membolos dari kelas ya…”
“nuna sendiri kenapa keluar kelas?”
“aku hanya sedang bosan. Lagi pula tidak ada songsaenim dikelas…”
“nado(aku juga). Sangat membosankan tidak ada songsaenim dikelas…” Baekyun mengikuti langkah Taeyeon “oh ya nuna, bagaimana kalau kita cari minuman segar, aku yang belikan…” tawarnya, dengan senang hati Taeyeon mengangguk setuju.

Mereka akhirnya duduk dibangku taman belakang, cukup sepi karena jam belajar masih berlangsung. Hanya beberapa  siswi berada diluar, entah apa yang sedang mereka kerjakan, bisa jadi juga sedang membolos dari kelas. Taeyeon dan Baekhyun asyik mengobrol, sesekali tertawa ringan membicarakan hal-hal lucu, sampai tidak menyadari seseorang menghampiri mereka.
“apa yang kalian lakukan disini?” Taeyeon dan Baekhyun segera berdiri melihat Jungsoo songsaenim “Kalian membolos dari kelas?”
“animnida songsaenim, kami tidak membolos…” Taeyeon dan Baekhyun menundukkan kepala.
“jangan sampai komite kedisiplinan melihat kalian! Cepat masuk kelas.” ucap Jungsoo tegas.
“ne. Ghamshahamnida songsaenim…” Keduanya membungkuk dan bergegas pergi. Baekhyun mengikuti langkah Taeyeon dibelakang.
“Baekyun-ya…” dengan cepat si empunya nama menoleh
“ya songsaenim?”
“kelasmu disebelah sana...” Jungsoo menunjuk arah berlawanan dari arah Taeyeon berjalan.
“oh iya... ghamsahamnida songsaenim…” Baekhyun menyengir dan bergegas berbalik arah.

Jungsoo memandangi punggung Taeyeon lamat-lamat, gadis itu sengaja menunduk, bahkan tidak berani menatapnya seperti biasa. Tanpa disadari ada perasaan bersalah, merasa sudah keterlaluan karena sikap berlebihan tadi pagi.

>>
Jongwoon berjalan sendirian di koridor kelas. Yuri dari arah berlawanan terkejut saat melihatnya, bergegas gadis itu berbalik dan bersungut-sungut akan melarikan diri, tapi usahanya gagal karena Jongwoon sudah melihatnya.
“hey Kwon Yuri…!” dengan wajah pasrah Yuri menoleh, memasang senyum kaku.
“ne? Kau memanggilku?”
“tentu saja. Memangnya ada orang lain yang bernama Kwon Yuri?” Jongwoon berjalan mendekati Yuri “wae? Kau mau kabur ya?” ledeknya.
“hahaha…apa yang kau katakan…” Yuri tertawa sumbang “aku hanya sedang terburu-buru. Ada urusan yang sangat penting…” Yuri menggunakan kesempatan ini untuk segera melarikan diri, tapi lagi-lagi gagal. Jongwoon menarik kerah seragamnya.
“apa yang kau lakukan?!” Yuri berusaha melepaskan diri “adduuhh…cepat lepaskan…”
Jongwoon tidak menggubris, justru merangkulkan tangannya dipundak Yuri, membuat jantung gadis itu hampir meloncat.
“yak yak! Kim Jongwoon cepat lepaskan…”
“temani aku makan…”
“kenapa harus aku? Kau kan punya banyak teman…”
“mereka semua sedang sibuk…” tanpa persetujuan, Jongwoon menyeret Yuri ke café sekolah, membuat seluruh siswa siswi berbisik-bisik. Beberapa dari mereka geram melihat Jongwoon begitu dekat dengan Yuri.
“tunggu disini. Aku ke toilet dulu…” Jongwoon berdiri, meninggalkan Yuri yang mulai mendengus sebal. Saat Jongwoon sudah tidak terlihat, segerombolan siswi datang menghampiri Yuri dengan tatapan membunuh, Yuri sampai bergidik ngeri melihatnya.
“sebenarnya apa hubunganmu dengan Jongwoon oppa?”
“tidak ada.” Sekarang Yuri merasa seperti sedang disidang karena kasus perampokan.
“tidak mungkin…” desak mereka.
“cepat katakan apa hubungan kalian! Kau pasti sengaja menggodanya…” seorang siswi menggebrak meja.
“dasar penggoda…” cibir yang lain.

Yuri menghela nafas panjang, sekarang tidak bisa lagi menahan kesabarannya, lalu berdiri menatap sengit mereka, suasana mulai memanas. “memang apa urusannya dengan kalian!!!” teriaknya kesal, sekarang semua mata tertuju padanya.
“kau!!! Dasar kau…” mereka akan meyerang Yuri, tapi suara Jongwoo membuat segerobolan siswi itu menunduk takut.
“apa yang kalian lakukan?” tanya Jongwoon. “kalian sedang main keroyokan dengan yeojachinguku ya?” Ucapannya sukses membuat siswi-siswi menganga tidak percaya, tak terkecuali Yuri.
“yeojachingu??” mereka tidak percaya.
“ne! Yuri ini yeojachinguku. Jadi mulai sekarang jangan berani ganggu dia atau kalian tahu sendiri akibatnya…” ancam Jongwoon, menarik tangan Yuri meninggalkan café sekolah yang dipenuhi dengan siswa dan siswi patah hati.

“apa yang kau katakan?!” Yuri menepis tangan Jongwoon saat berada di tempat sepi.
“mwo(apa)?” tanya Jongwoon. Yuri menganga tidak percaya. Namja ini benar-benar, sudah asal bicara dan sekarang malah bertanya ada apa?!, batinnya kesal.
“kenapa kau bilang pada mereka aku yeojachingumu?!!” teriak Yuri tidak sabaran
“iissshhh!! Jangan berteriak?! Telingaku sakit…” Jongwoon menutup telinganya “memangnya apa yang salah? Bukankah kau menyukaiku…”
“mwo?! Ka ka kapan aku mengatakan itu?!!”
“semalam…” ucapan Jongwoon langsung membuat wajah Yuri memerah “kau mengakuinya sendiri semalam. wae? Pura-pura tidak ingat?”
“a a apa maksudmu…hahaha” Yuri tergagap  “aku kan sedang mabuk, jadi hanya asal bicara…”
“benarkah? Sayang sekali…padahal aku jugaa……” Jongwoon sengaja menggantungkan kata-katanya.
“m m mwo? Kau juga apa? Katakan dengan jelas…”
“tidak jadi…”
“hey! Apa lanjutannya…cepat katakan…” desak Yuri.

Jongwoon tersenyum geli melihat tingkah Yuri, jelas-jelas sudah ketahuan tapi masih menyangkal “sudah jangan dipikirkan. Jja…” Jongwoon mengacak gemas rambut Yuri dan berjalan meninggalkan gadis itu yang berdiri mematung.
Sejak kapan Jongwoon begitu lembut, sejak kapan senyumnya berubah semanis itu. Yuri mengerjap-ngerjapkan matanya tidak percaya, jantungnya terasa berhenti berdetak. Kenapa bunga mawar seperti menari-nari di atas kepalanya.
>>
Dengan pelan Donghae berjalan menuruni anak tangga, mendekati panggung pertunjukan. Senyumnya mengembang melihat Jessica dengan gemulai meliuk-liuk, menari mengikuti arahan Sooyoung songsaenim, guru ballet SM High School. gadis itu berhenti menari saat alunan piano selesai, Donghae bertepuk tangan membuat Jessica dan Sooyoung songsaenim menyadari sejak tadi dia ada disana.

“kau lagi…” cibir Sooyoung songsaenim. Donghae meringis dan naik keatas panggung, memberikan sebotol air pada Jessica membuat Sooyoung mendumel.
Donghae sudah terbiasa dengan sikap Sooyoung songsaenim, bahkan mereka sudah sangat akrab, itu karena setiap hari Donghae selalu datang mengganggu latihan Jessica. Bagi Sooyoung, Jessica adalah murid yang special, Sooyoung menyayangi Jessica lebih dari sekadar murid. Begitupula dengan Jessica, jika Donghae adalah orang pertama yang dia percaya, maka Sooyoung songsaenim ada di urutan kedua.
“kau ini senang sekali mengganggu…” omel Sooyoung.
“songsaenim……” rajuk Donghae
“ah baiklah baiklah…aku hanya memberi istirahat lima belas menit, jadi bergegaslah. Setelah itu jangan menganggu lagi…”
“tentu saja. Ghamsahamnida songsaenim. Aku sangat mencintaimu…” Donghae mengedipkan sebelah matanya
“berhentilah merayu! Aku sudah bosan mendengarnya…” cibir Sooyoung membuat Donghae dan Jessica tertawa geli. “ingat! Hanya lima belas menit, ara……!” teriak Sooyoung dari atas panggung, Donghae mengangkat jempolnya tanda sepakat, membuat Sooyoung tersenyum melihat keduanya berjalan meninggalkan ruangan.

 “jangan berlatih terlalu keras. Tenang saja, kali ini kau pasti menang…” Donghae menyenderkan punggungnya ke tembok. Jessica dan Donghae duduk di deretan kursi sepanjang koridor menuju ruang pertunjukkan.
Bulan depan akan diadakan kompetensi ballet tingkat internasional di Swiss. Ini kedua kalinya Jessica mengikuti kompetisi  setelah mendapatkan juara runner up tahun lalu. Sudah beberapa minggu ini Jessica menghabiskan hari-harinya untuk berlatih dan berlatih.
“jadi kau benar-benar berkencan dengan gadis itu?” Jessica mengubah topik pembicaraan.
“ow, kau sudah dengar…” Donghae menghela nafas “kenapa tiba-tiba menanyakannya? Apa kau cemburu?”
“apa aku boleh melakukannya(cemburu)?”
“tentu saja tidak, level mereka tidak sebanding denganmu, kedudukanmu jauh lebih tinggi ratusan kali dari mereka. ah tidak, aku rasa ribuan kali…”
“oppa sedang merayu?”
“anio…” ucap Donghae “sebenarnya aku hanya main-main, aku bertaruh dengan Kyuhyun agar perjodohan mereka batal. Kau kan tahu aku hanya menyukaimu…” godanya.
“dasar nappeun(jahat) namja…” cibir Jessica
“kekeke…” Donghae terkekeh “nona Jung, jeongmal saranghae. Neomu neomu saranghae…”
“nado saranghae…” jawab Jessica. Keduanya tersenyum, tidak menyadari seseorang mendengarkan mereka dari balik tangga dengan terluka, Victoria.
>>
Taeyeon ternganga melihat daftar tamu undangan ditangannya. Semuanya merupakan orang-orang terkemuka dan deretan selebriti kelas atas. Tiffany terkikik geli melihat ekspresi Taeyeon yang berlebihan. Malam ini, Taeyeon menginap dirumah Tiffany karena minggu depan Mrs.Hwang akan mengadakan pagelaran Fashion Show sehingga sibuk mengurusi segala macam keperluan membuat Tiffany harus tinggal sendirian dirumahnya yang sebesar istana.

“sepertinya aku tidak pantas datang ke acara pesta eommamu…” Tiffany menjitak kepala Taeyeon mendengarnya.
“kau ini sahabatku, tentu saja kau harus datang…”
“hmm, aku harus menyiapkan banyak kertas untuk meminta tanda tangan artis-artis ini sebagai koleksi…kekeke” Taeyeon tertawa geli mendengar ucapannya sendiri. Tidak heran jika tamu undangan yang hadir adalah selebriti kelas atas, mengingat Eomma Tiffany adalah Desainer internasional dan Harabojinya adalah pemilik salah satu stasiun televisi terbesar di Korsel.
“jika dibandingkan dengan keluarga kalian semua, pasti keluargaku tidak ada apa-apanya…” Taeyeon tersenyum dengan mata sendunya.
“apa yang kau katakan…kita semua adalah sahabat, kenapa kau masih saja memikirkan hal tidak penting seperti itu!” Tiffany menatap sahabatnya itu dengan jengkel “tidak peduli bagaimana keluargamu atau sekaya apa orang tuamu, selamanya kita adalah keluarga. Arrachi!”. Keduanya tersenyum dan berpelukan.
“benar juga. aku sangat bersyukur dikelilingi sahabat seperti kalian…” Taeyeon menyengir, lalu merebahkan tubuhnya. “oh ya, bagaimana pertemuanmu dengan Choi ahjumma? Ceritakan padaku…” tanya Taeyeon antusias.
Tiffany tersenyum, ikut merebahkan tubuhnya di samping Taeyeon “mengesankan, senang sekali Choi ahjumma menyambutku dengan hangat…” ceritanya berseri-seri “kami mengobrol banyak hal…dia sangat elegan dan lembut…ahhh sangat mirip dengan Siwon oppa…” pujinya.
“baguslah…”
“oh ya, Choi ahjumma sangat suka memasak, karena itu mulai sekarang aku akan belajar memasak…” ujar Tiffany semangat

Taeyeon tertawa  mendengarnya, jelas-jelas selama ini Tiffany tidak bisa memasak. Bahkan memegang pisau pun Taeyeon tidak yakin Tiffany bisa melakukannya dengan benar “kau yakin ingin belajar memasak? Aku khawatir dapurmu akan hancur…”
“Hey!!!” teriak Tiffany dengan aksen Amerika-nya yang kental, Taeyeon semakin tertawa lebar, dan mereka berdua semakin larut dalam obrolan, rasanya sudah sangat lama mereka tidak mengobrol dan curhat seperti malam ini.
>>
Pagi ini, beberapa menit sebelum kelas di mulai, semua penghuni special kelas mengadakan sidang. Dengan tatapan menyelidik mereka semua berdiri memutari Jongwoon yang duduk dikursinya dengan wajah sebal.
“katakan dengan jujur, oppa benar-benar berkencan dengan Yuri?” Yoona memulai, diikuti pertanyaan bertubi-tubi.
“aku dengar kemarin kau mengumumkannya sendiri…” timpal Donghae.
“Kenapa tidak memberitahu pada kami?” kini giliran Siwon.
“bagaimana mungkin Kwon Yuri mau berpacaran denganmu hyung…” celetukan Kyuhyun sukses membuat Jongwoon melotot.
“iiissshhh kalian ini…” gerutu Jongwoon “kenapa memberondongku seperti ini…” keluhnya.
“karena itu, katakan yang sebenarnya…” ucap Taeyeon tidak sabaran.
“aku kan sudah mengatakannya, aku hanya bercanda…itu tidak benar.”
“jadi oppa mempermainkan Yuri?!” Yoona tidak terima.
“bukan bukan begitu Yoong…” sela Jongwoon “dengarkan dulu penjelasanku, kemarin aku mengatakannya agar siswi-siswi itu tidak lagi mengganggu Yuri. Sungguh…”. Semua menghela nafas lega mendengarnya. “tapi aku tidak menyangka akan menjadi heboh, sampai-sampai menjadi trending topic di twitter…” Semua melengos malas mendengar kata-kata terakhir Jongwon.
“dasar namja lebay…” cibir Sunny di iringi tawa yang lain.
“kenapa kalian tidak pacaran sungguhan saja…” nasihat Donghae “kau benar-benar menyukainya kan…”
“apa yang kau katakan?” elak Jongwoon.
“heeeyyyyyy……”  yang lain ikut menggoda membuat Jongwoon semakin salah tingkah. 
 Jungsoo songsaenim masuk kelas membuat mereka berhenti tertawa dan bergegas duduk di bangku masing-masing.

Setelah beberapa jam belajar akhirnya bel istirahat berbunyi. Mereka merapikan buku di meja masing-masing, Jungsoo songsaenim mengetuk mejanya meminta perhatian penghuni kelas untuk menyampaikan tugas.
“aku akan membagi kelas ini menjadi tiga kelompok…” ucapnya.
“tugas kelompok songsaenim?” tanya Donghae
“Ne, datanglah ke Museum Nasional Korea dan catat peninggalan sejarah yang ada. Kel 1 : Jongwoon, Sunny dan Kibum. Kel 2 : Siwon, Yoona dan Tiffany…”. Ketiganya saling menatap canggung.
“bagaimana mungkin mereka satu kelompok” gumam Taeyeon.
“benar-benar menghawatirkan…” sambung Jongwoon.
“lalu kelompok terakhir : Taeyeon, Donghae, Seohyun dan Kyuhyun.” Lanjut Jungsoo, Kyuhyun sibuk bersorak karena satu kelompok dengan Seohyun.
“tugas dikumpulkan pada pertemuan minggu depan. Kalian boleh pergi bersama-sama, tetapi pengerjaan tugas sesuai kelompok. Selamat mengerjakan.” Jungsoo meninggalkan kelas, tetapi mereka masih diam di meja masing-masing.
“hahaha...jangan khawatir. Kita pergi bersama-sama. Ayo istirahat…” ajak Kyuhyun semangat, tapi tidak ada yang beranjak dari kursinya membuat Kyuhyun menggaruk kepala.
>>

Taeyeon melewati koridor ruang guru saat pulang sekolah, secara tidak sengaja berpapasan dengan Jungsoo. Keduanya terlihat canggung, Taeyeon membungkuk memberi salam.
“Kim Taeyeon…” panggil Jungsoo “aku ingin bicara sebentar denganmu…”.
Jungsoo mengajak Taeyeon duduk di bangku taman dan memberikan sekaleng minuman. Taeyeon berterima kasih dengan sopan.
“mmm, untuk pagi tadi…aku minta maaf. Tidak seharusnya aku bersikap seperti itu…”
“aahh…tidak apa-apa songsaenim…” Taeyeon tersenyum canggung “tidak seharusnya aku bertanya hal-hal pribadi songsaenim, mianhamnida…”
“Syukurlah, aku merasa sudah berlebihan…”
“anio…tentu saja tidak.” Sanggah Taeyeon “siapapun pasti akan kesal jika ada orang lain yang bertanya-tanya hal-hal pribadi…”
Jungsoo tersenyum mendengarnya. “aku hanya merasa tidak ingin membicarakannya…” Jungsoo terdiam sesaat “mungkin itu karena dia sudah tidak ada lagi didunia ini…”
“ma maksud songsaenim?” Taeyeon merasa salah dengar.
“iya benar. Kang Sora, dia adalah yeojaku. Dia sudah meninggal beberapa tahun yang lalu…” ucap Jungsoo lirih. Taeyeon terlalu terkejut sampai tidak bisa mengatakan apapun.
“hmm, sebenarnya aku bukanlah orang yang mudah menceritakan sesuatu pada orang lain, tapi, entah kenapa aku merasa nyaman menceritakan ini padamu…”.
“songsaenim…” ucap Taeyeon lirih “mianhamnida…” hanya itu kata yang bisa dikeluarkannya saat ini.
“tidak apa-apa. Jangan khawatir…” Jungsoo tersenyum, menepuk bahu Taeyeon lembut. Dan siang itu, akhirnya Taeyeon kembali tahu satu rahasia dari Jungsoo yang tidak pernah dia duga selama ini, Kang Sora.
>>

Minggu pagi matahari bersinar cerah. Sesuai rencana tepat pukul 9 pagi special class sudah berkumpul didepan Museum Nasional Korea. Tidak terlihat satupun pengunjung karena secara pribadi Kibum menyewa museum melalui koneksi Appanya.
Seorang ahjussi dengan seragam rapi menyambut mereka di aula utama dan menjelaskan sedikit mengenai koleksi Museum. Lantai pertama museum meliputi 10 buah aula yang menampilkan benda-benda prasejarah, seperti artefak zaman Paleolitikum, Tiga Kerajaan Korea (Silla, Goguryeo, Baekje) dan Balhae. Di lantai ke-2, menampilkan karya seni Korea seperti kaligrafi dan berbagai jenis lukisan klasik. Lantai ke-3 menampilkan berbagai teks Buddhis, keramik, karya seni dari metal serta artefak dari Cina, Jepang, India, Indonesia dan Asia Tengah.

“jangan katakan kita harus berkeliling di tempat seluas ini…” keluh Donghae.
“tiga lantai?!” sambung Sunny.
“kakiku bisa bengkak...” protes Tiffany.
“aku punya ide…” usul Kibum “masing-masing kelompok satu lantai, bagaimana?”. Mereka sepakat dengan ide Kibum, dengan begitu tugas mereka tidak terlalu berat.
“baiklah, lantai satu untuk kel 1, lantai dua untuk kel 2, dan lantai tiga untuk kel 3. Setelah itu kita hanya perlu bertukar data, setuju?” komando Siwon.
“ok…” ucap mereka serempak dan mulai mengerjakan bagian masing-masing.

Kibum, Jongwoon dan Sunny menyusuri lantai satu, mencatat benda-benda sejarah yang ada. Sesekali Jongwoon dan Sunny tarik menarik, saling meledek dan sibuk mencatat, benar-benar berisik. Sedangkan Kibum dengan santainya mengikuti mereka tanpa satupun catatan.
“yak Kibum-ah! Kenapa kau tidak mencatat?” protes Jongwoon.
“oppa mau makan nilai buta ya!” semprot Sunny “sekarang, giliran oppa yang mencatat” perintahnya.
“tidak perlu…aku sudah mencatatnya disini” Kibum menunjuk kepalannya, membuat Jongwoon dan Sunny melongo.
“ah benar juga. oppa kan peringkat satu SM High School. cecece…” jawab Sunny polos “kenapa tidak bilang dari tadi sih…”
“lalu apa gunanya sejak tadi mencatat kalau ada mesin penghafal. hahaha…” Jongwoon merangkul pundak Kibum, diikuti Sunny yang berjalan di belakang mereka sambil memainkan ponselnya.

Berbeda di lantai satu, lantai dua suasana sangat canggung. Siwon, Tiffany dan Yoona berjalan beriringan. Jangankan mengobrol, sepatah katapun tidak terdengar, mereka sibuk dengan catatan masing-masing. Siwon melirik kedua gadis yang ada disebelahnya, terlihat serius mengamati, berbeda dengannya yang tidak bisa konsentrasi sedikitpun.
“ommooo!!!” Tiffany berseru, Siwon dan Yoona menoleh.
“museun il-iya(ada apa)?” tanya Siwon dan Yoona cemas.
“lihatlah…” Tiffany menunjuk satu lukisan “lukisan itu sangat mirip dengan milik harabojiku. Tapi…aku rasa berbeda, ah, tapi kenapa terlihat mirip ya. Ah benar ada bagian yang mirip kok…” ocehnya.
Siwon dan Yoona mendesis sebal, karena suara Tiffany melengking jadi saat berseru terdengar seperti berteriak. Bahkan Taeyeon dan Seohyun mengatakan jika Tiffany berteriak akan terdengar sampai ke lantai tujuh.
“hahaha…” Tiffany tertawa geli menyadari kedua orang itu menatapnya jengkel. “kalian kenapa serius sekali…aku kan hanya terkejut…” ucapnya innocent.
“kau membuat orang cemas” protes Siwon
“ah baiklah maaf maaf…memang sedikit berlebihan. Hehe…” Tiffany mengapitkan tangan kanannya kelengan Siwon dan tangan kirinya kelengan Yoona, sehingga berada ditengah-tengah  “kalian, berhenti bersikap canggung! aku jadi tertekan. Kekeke…” ucapnya membuat Siwon tersenyum.
“eonni…” Yoona ikut tersenyum.
“ok. hehehe…” ringis Tiffany, dan menyeret mereka tanpa rasa canggung lagi.

Di lantai tiga Taeyeon dan Seohyun mencatat dengan teliti, Kyuhyun dan Donghae hanya sibuk dengan tab masing-masing. Kyuhyun yang asyik bermain game menabrak tiang karena tidak memperhatikan langkah membuat Donghae terbahak-bahak. Taeyeon melempar tatapan membunuh pada dua namja kurang ajar itu, sedangkan Seohyun pasrah melihatnya.
“yak Cho Kyuhyun, Lee Donghae! Kalian mau mati ya!” teriak Taeyeon “cepat matikan tab kalian atau tidak ada nama kalian dalam kelompok!” Ancamnya.
Kyuhyun dan Donghae bergegas menutup tabnya, tapi lima menit kemudian mereka bermain tab lagi membuat Seohyun dan Taeyeon frustasi.
“oppaaa…berhentilah bermain-main” pinta Seohyun. Kyuhyun menoleh sekilas lalu tersenyum, setelah itu melanjutkan permainannya lagi. Donghae yang melihat Taeyeon akan meledak segera mematikan tab-nya dan mengambil alih catatan Seohyun.
“CHO-KYU-HYUN!” Taeyeon mendekat dan menendang lutut Kyuhyun. Namja itu berteriak kesakitan akan protes, tapi mengurungkan niatnya karena Taeyeon melotot.
“ah ara ara…” jawab Kyuhyun pasrah.
>>

Setelah menyelesaikan tugas masing-masing, mereka makan siang ke restaurant milik keluarga Jongwoon. Mereka duduk di teras restaurant yang di kelilingi tanaman dan bunga, restaurant itu sengaja didesain dengan nuansa hijau untuk memberikan suasana alam bagi pengunjung. Pelayan datang mencatat pesanan, mereka sibuk memilih menu masing-masing.

“apa makanan yang paling mahal disini?” Donghae iseng.
“beef steak New Zealand bertabur keju dan almond…” jelas pelayan.
“baiklah, kami pesan itu…” koor Kibum
“rekomendasikan minuman yang enak!” imbuh Kyuhyun
“aku juga mau salad special…” tambah Tiffany dan Sunny, kali ini Seohyun ikut mengangguk.
“ice cream coklat special…” Yoona dan Taeyeon serempak.
“dan yang terakhir dessert andalan” tutup Siwon.
“yak! tunggu tunggu…!” seru Jongwoon “Kalian mau membuatku bangkrut ya?!” ucapnya frustasi “ini pemerasan namanya…”
“mwo? Kau bilang kami boleh pesan apapun…” protes Donghae
“tapi, tapi…”
“tolong sajikan dengan cepat…” potong Siwon jahil. Pelayan itu mengangguk dan masuk.
Jongwoon melongo menatap teman-temannya “Dasar. Kalian, mau mati ya!?”
“hahahaha…” tawa mereka pecah bersamaan.
>>

Sunny berjalan dengan gontai masuk ke rumahnya, mengelilingi museum membuat kakinya hampir patah. Sunny terus berjalan, tidak memperdulikan sekitarnya.
“Sunni-ah…” seseorang memanggil dari ruang tamu utama. Sunny menoleh, sedikit terkejut melihat siapa yang datang.
“ah, annyeonghasseo ahjuma…” Sunny membungkuk memberi salam, lalu melirik namja yang duduk disebelah eommnya dengan malas.

Eomma mereka bersahabat dekat dan sering mengunjungi satu sama lain. Biasanya Sunny sangat senang saat Sungmin datang bersama eomannya, tapi karena insiden yang terjadi antara dirinya, Sungmin dan Min Ah, hubungan mereka menjadi buruk.
“hey, kau tidak menyapa Sungmin…” tanya Mrs. Min heran melihat Sunny tidak seperti biasanya.
“ah, annyeonghasseo Sungmin-si…” sapanya malas.
“apa kau sakit?” tanya Eomma Sungmin khawatir. Sunny menggeleng dan tersenyum tipis.
“anio, hanya sedikit lelah…”
“kalau begitu istirahat saja dulu…” suruh Mrs. Min. Sunny mengangguk lalu naik kekamarnya, menutup pintu dan merebahkan tubuhnya yang pegal-pegal. Sunny menggerutu pelan, suasana hatinya jadi buruk melihat Sungmin, masih kesal karena sampai sekarang Sungmin belum juga membuka mata untuk melihat siapa sebenarnya Min Ah si rubah licik. Seseorang mengetuk pintu dan masuk.
“sunkyuah~” mrs.Min duduk ditepi ranjang putrinya, menatap dengan menyelidik “kau bertengkar dengan Sungmin?”
“anio…”        
“jinjayo?” mrs.Min menyipitkan matanya “tidak mungkin. Kalian pasti sedang ada masalah, tidak biasanya kau bersikap seperti itu…”
Sunny menghela nafas panjang,Eommanya memang orang yang tidak pernah bisa dibohongi. “hanya masalah kecil, Eomma jangan khawatir…”
“baiklah. Kau bisa cerita pada Eomma kapan saja, ara.” mrs.Min tersenyum lalu mengecup puncak kepala putrinya dengan sayang “sekarang istirahatlah jagiya~”. Sunny menghela nafas panjang, menatap langit-langit kamarnya sampai matanya benar-benar terpejam karena lelah.
>>
Seohyun berdiri di balkon rumahnya, mengamati gantungan kunci berbentuk mickey mousenya lalu tersenyum. Yonghwa memberikannya sebelum pergi ke Jepang, sepasang gantungan mickey dan minnie, seohyun menerima mickey dan Yonghwa menyimpan minnie.

“kau merawatnya dengan baik…” Seohyun menoleh, mendapati Yonghwa di belakangnya.
“kapan oppa datang?”
“baru saja…” Yonghwa mendekat, berdiri disebelah Seohyun. “kau menyimpan Mickey dengan baik kan?”
“tentu saja” Seohyun menggoyang-goyangkan Mickeynya “lihat ini, aku merawatnya dengan sangat baik…”
Yonghwa tersenyum, merapikan rambut Seohyun yang tertiup angin “oh ya, lusa aku akan berangkat ke Jepang…”
“jinjja?” Seohyun sedikit kecewa “tapi oppa belum lama disini, kenapa buru-buru sekali?”
“ada beberapa pekerjaan penting, juga harus mengejar kuliahku…”
“oppa mianhae…seharusnya aku meluangkan waktu lebih banyak denganmu…” Seohyun merasa bersalah, terakhir kali mereka jalan bersama kacau karena bertemu Kyuhyun dan Victoria. “kapan oppa akan pulang ke Korea lagi?”
“molla(aku tidak tahu). Mungkin tidak pulang dalam waktu yang lama…” ucapnya membuat Seohyun semakin merasa bersalah “bagaimana kalau kau yang mengunjungiku ke Jepang? Bukankah dulu kau janji akan menyusulku ke Jepang…”
“ah itu…” Seohyun meringis, Yonghwa ternyata masih mengingatnya, saat akan berangkat Seohyun menangis sesenggukan dan berjanji akan menyusulnya ke Jepang.
“setelah lulus, belajarlah ke Jepang. Ada banyak hal yang menarik disana…” tawar Yonghwa. “bagaimana?”
“ah…itu aku…” Seohyun tidak tahu akan menjawab apa.
“waeyeo? Apa kau tidak ingin ke Jepang karena Kyuhyun disini?” goda Yonghwa, tapi sebenarnya hatinya terluka karena tahu Seohyun menyukai namja itu.
“anio, bukan itu…” elak Seohyun “lagi pula, siapa yang menyukai Kyuhyun…”
Yonghwa tersenyum getir mendengarnya, karena kenyataannya perasaan Seohyun justru sebaliknya.
“kalau begitu tepati janjimu, datanglah padaku...” bola mata mereka bertemu, saling menatap “lusa, datanglah ke bandara pukul 4, jika kau datang, aku anggap kau akan menepati janjimu…” Yonghwa mengambil gantungan mickey mouse dari tangan Seohyun “datanglah dan ambil kembali mickeymu, tapi jika kau tidak datang, aku anggap kau tidak akan pernah datang padaku…”

Yonghwa tersenyum, membelai rambut Seohyun lembut “sudah malam…tidurlah…” ucapnya lalu mengecup puncak kepala Seohyun “dan…saranghae…” ucapnya lirih dan berjalan meninggalkan seohyun yang masih mematung. 
 
TBC...

Annyeonghasseo readers...lama tak jumpa^^. Duhh..kangen sama readers, author vakum sangat lama...maaf ya sudah membuat readers menunggu lama. Akhirnya part 10 selesai juga...^^. Aku sengaja buat part 10 ini panjang kali lebar...kekeke
pokoknya selamat membaca...jangan lupa tinggalkan jejak...Gomaweoyeo~